tidak lama kemudian bawahan yang bernama rain muncul "tuan" menunduk hormat.
"ikuti saya.." bangkit dari duduknya.. sementara rain yang baru muncul tidak berani bertanya atau mengomentari apapun, ia dengan setia mengekor dibelakang Vian.
.
.
Sementara dara yang buta arah hanya bisa menghela napasnya berkali kali, gimana gak mau buta arah jika dirinya saat ini berada didalam hutan belantara yang tak pernah ia datangin sama sekali.
"sialan.. sebenarnya lelaki itu membawaku ke planet mana" batinnya mulai kesal.. capek pun mulai melanda sebab sepanjang perjalanan dara hanya melihat hutan belantara.. bahkan jalannya banyak yang bercabang membuat dirinya semakin dibuat pusing.
Dara pun memutuskan untuk beristirahat sejenak dibawah pohon besar.. perutnya sudah mulai berdemo pertanda lapar serta persediaan air sudah mulai menipis, kumplit sudah kehidupannya mungkin sebentar lagi malaikat pencabut nyawa akan menjumpai dirinya.
Sementara ditempat lain.. Vian sudah mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan dara, tetapi tetap saja belum ada yang berhasil menemukannya.
"Hah.. sialan" erangnya frustasi "dimana kamu dar.." batinnya.
"tuan.."
menatap lalu ketika melihat gelengan kepala dari bawahannya pertanda tidak menemukan dimana keberadaan dara, lagi lagi vian hanya bisa menghela napasnya secara kasar "kumpulkan semua para pengawal yang menjaga dikediaman ini" titahnya.
"baik tuan"
tidak membutuhkan waktu yang lama semua para pengawal sudah berkumpul dihadapan Vian dan berbaris dengan rapi "oke.. karena pencarian kita disekitar villa tidak membuah hasil, maka kita akan mencarinya diluar villa" titahnya. "dan agar mempermudahkan pencariannya kalian semua akan dibagi menjadi dua kelompok agar peluang untuk menemukan wanita ku bisa membuahkan hasil".
baik bos..!
tunggu..
"ingat.. jika kalian berhasil menemukan bocah nakal itu jangan pernah bersikap kasar kepadanya" peringat nya.
"Bbaik bos.." serempak lagi.
Dan vian pun ikut serta turun tangan untuk mencari dimana keberadaan dara.. "dimana kamu dar.. kumohon kembali lah, aku berjanji tidak akan menghukum mu" batinnya mulai dilanda rasa khawatir "huftt.. jika saja tadi aku tidak meninggalkanmu sendiri di villa mungkin kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi" batinnya menyesal.
.
.
Ditempat lain "mbak.. mbak Ridha" panggilnya "sebenarnya dara meminta izin mau kemana sih" tanyanya kepo.
"mbak juga gak tau mit.. pasalnya waktu itu bukan dara yang meminta izin ke mbak tapi calon suaminya" jelasnya.
"hah.. calon suami..! siapa mbak, juragan Empang ya..?" tanyanya beruntun.
"huss.. ngawur kamu' mana mau dara dijadiin bini kelimanya" ucapnya "lagian kalau Mbak jadi dara mungkin mbak akan melakukan hal yang sama yaitu menolaknya mentah mentah.. lagian siapa sih yang doyan dengan juragan mesum itu yang di otaknya hanya ************ wanita saja"
"iya juga sih mbak" terkekeh "kalau bukan juragan Empang terus calon suaminya siapa dong mbak! perasaan dara gak pernah cerita ke aku kalau dia sudah punya calon suami deh.. boro-boro calon suami pacar saja kagak punya" jelasnya.
"entahlah.. tapi buktinya laki-laki itu bilang kalau dia adalah calon suaminya" jelasnya mengingat kejadian beberapa waktu silam.
"calonnya seperti apa mbak.. ganteng gak! gantengan mana sama mas-mas penjual sate yang ada disebelah" cercahnya
"entahlah.. soalnya waktu itu calon suami dara meminta izin lewat telpon"
"yahh.." pupus sudah harapannya bisa tau padahal jiwa kepo nya sudah meronta-ronta.
"suka heran deh sama kamu mit.. kalau masalah ghibah nomor satu" ledeknya.
"hehee.." nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "dikit kok mbak"
"Halal, bilangnya dikit giliran dah gibah sampai lupa segalanya.." ucapnya "owhh iya, hampir lupa hari ini mbak mau ngomong sesuatu yang penting sama apa"
"apaan mbak.."
"jadi kedatangan mbak kesinih cuman mau bilang sama kamu, mbak mau minta tolong tiga hari kedepan handle semua pekerjaan di warung.. soalnya mbak ada urusan diluar kota" jelasnya.
"yahh.. kok gitu sih mbak' sendirian dong" keluhnya "emang dara cutinya sampai berapa hari sih"
"gak tau.. mbak juga bingung mit.. kata calon suaminya sih kalau dara sampai gak masuk kerja lagi itu tandanya dia keluar dari pekerjaan ini" jelasnya lagi.
"Kok bisa begitu sih mbak.. itu kayak yang bukan dara banget deh' masa iya keluar tanpa adanya kata perpisahan" protesnya.
"entahlah.. padahal mbak sudah hubungi beberapa kali nomornya tapi gak aktif mulu" ucapnya "coba kamu main kekontarkannya, tanya alasan dia mau keluar itu karena apa atau dia sudah gak nyaman bekerja di warung mbak lagi atau gimana!"
"oke mbak.. ntr saya cari tau"
"kalau begitu mbak pergi dulu mit.. ntr mbak bawain oleh-oleh dari kota deh"
"nah ini baru tambah semangat kerjanya" ucapnya antusias.. sementara Ridha hanya bisa geleng kepala melihat tingkah Mita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments