Akhtar mengendarai mobil menuju rumahnya. Ratu menjadi bingung. Kenapa pria itu bukan mengantarkan pulang, malah di bawa ke tempat tinggalnya.
Akhtar meminta Ratu menunggu di taman dekat kolam renang. Ia mengganti pakaian. Akhtar datang dengan dua gelas air jeruk dingin.
"Silakan minum," ucap Akhtar sambil ia duduk disamping Ratu.
"Kenapa aku di bawa ke sini, bukan di antar pulang."
"Aku tadinya ingin bicara, tapi terganggu karena buaya buntung kamu itu."
"Mau ngomong apa?"
"Minumlah dulu, biar lebih lega. Tadi habis marah-marah, pasti haus dan lapar. Bibi sebentar lagi siap masaknya."
Ratu dengan patuh mengambil air yang disediakan Akhtar dan meneguknya hingga habis separuh. Ia memandangi Akhtar dengan penuh tanda tanya. Apa yang akan dibicarakan pria itu.
Akhtar yang menyadari Ratu memandang dirinya, membalas dengan senyuman. Ia memiringkan badan agar lebih dekat dengan Ratu.
"Ratu, aku tau ini mungkin terlalu cepat untukku mengatakan semuanya. Tapi aku tak mau menundanya lagi, karena aku sudah sangat yakin dengan pilihanku."
"Om, ngomong apa?"
"Dengar dulu, Ratu. Jangan menyela. Apa kau nggak tau kalau aku gugup, nih?"
"Gugup? Emang Om mau ngomong apa denganku, kenapa gugup?"
Akhtar yang dari tadi udah gugup menjadi gemas melihat Ratu. Ia mencubit pipi Ratu.
"Ih, gemas aku."
"Sakit, Om."
"Makanya diam sebentar, aku mau bicara agak serius, nih."
Ratu memandangi Akhtar dengan dahi berkerut. Selama hampir tiga bulan ia mengenal pria itu, tak pernah seserius ini. Hal penting apa yang akan Akhtar katakan? Ratu menjadi tambah penasaran.
Akhtar tampak menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. Ia kembali memandangi Ratu dengan serius. Entaj mengapa kata-kata yang telah ia rangkai dari kemarin hilang begitu saja.
Akhtar jadi teringat saat ia tadi pagi menemui Raja, saudara kembarnya Ratu. Dengan Raja ia begitu lancar mengatakan maksud dan tujuannya.
"Raja, apa boleh aku mengenal Ratu lebih dekat."
"Kenapa minta izinku?"
"Sebagai saudara laki-laki Ratu, tentu aku harus meminta izin kamu."
"Tapi seharusnya kamu minta izin Daddy dulu."
"Aku akan datang ke rumah meminta izin pada Daddy setelah aku yakin Ratu mau aku ajak pendekatan."
"Kenapa kamu memilih Ratu dari sekian banyak wanita yang mendekati?"
"Aku juga nggak tau, Ratu bagiku unik dan istimewa."
"Kamu tau, jika mau dekat dengan Ratu, hal tersulit adalah Daddy. Ia begitu posesif dengan Ratu. Lagi pula Ratu itu manja. Apa kamu nanti bisa bertahan? Apa kamu yakin tak akan menyakiti hatinya?"
"Kamu seperti baru mengenalku aja. Udah lebih lima tahun kita kenalan. Sejak awal kamu kuliah."
"Felix aja harus melewati waktu setahun untuk mendapatkan lampu hijau dari Daddy."
"Aku yakin tak akan sampai selama itu untuk bisa mendapatkan restu dari Daddy."
"Kalau kamu yakin, ya udah. Coba aja. Aku mengizinkan, karena aku mengenal siapa kamu? Tapi sekali lagi aku ingatkan, jangan pernah sakiti Ratu. Ada tiga pengawalnya yang akan kamu hadapi. Seperti namanya, ia Ratu dalam keluarga."
"Siap, komandan."
Akhtar memandangi Ratu, gadis ini cantik dan pintar. Pria manapun yang mengenalnya pasti tertatik. Tapi ia dulu lebih memilih Felix, dimana letak kelebihan pria itu. Akhtar merasa dirinya tak kalah dari pria itu, jadi buat apa ia takut untuk mendekati Ratu.
"Ratu ... aku ingin mengenal kamu lebih dekat lagi. Apa kamu mengizinkan?" tanya Akhtar akhirnya.
Ratu memandangi Akhtar tanpa kedip. Ia tak menduga jika Akhtar akan mengatakan itu. Saat ini sebenarnya Ratu tak ingin dekat dengan pria manapun. Ia ingin memberikan sedikit waktu untuk hatinya. Biar kosong dulu sebelum diisi kembali oleh pria yang ia yakini bisa membuat hatinya berbunga kembali.
Ratu tak ingin tergesa dalam menentukan pilihan. Saat bersama Felix, ia lebih dari satu tahun untuk meyakinkan hatinya memilih pria itu. Akan tetapi pilihannya ternyata tetap salah.
"Maaf ... saat ini aku masih ingin memberikan waktu untuk hatiku kembali pulih dari luka yang ada. Aku belum bisa mengizinkan orang mengisinya, aku takut nanti luka ini akan bertambah," gumam Ratu, tapi Akhtar masih bisa mendengarnya.
"Jika kamu menghabiskan waktu terlalu lama waktu hanya untuk melupakan seseorang yang pernah memperlakukanmu seperti pilihan, kamu akan kehilangan menemukan orang yang memperlakukanmu seperti prioritas."
"Sering orang mengatakan waktu akan menyembuhkan semua luka. Itu nggak benar, yang benar adalah waktu tidak menyembuhkan apa pun. Itu berlalu begitu saja. apa yang kita lakukan selama berlalunya waktu itulah yang membantu atau menghalangi proses penyembuhan. Jangan biarkan waktu berlalu dengan percuma."
"Aku takut ...." cicit Ratu
"Jangan pernah takut untuk melangkah dan memulai sesuatu, karena kamu tidak akan tahu hasilnya jika kamu tak pernah mencoba. Kamu bukan anak kecil lagi Ratu. Belajarlah dari kegagalan bukan menangisi dan menyesalinya."
Ratu memandangi Akhtar tanpa kedip. Sesungguhnya dari hati terdalam, ia juga ingin mengenal pria ini lebih dekat lagi. Akan tetapi mengingat masa lalu Akhtar ada rasa takut di diri Ratu. Takut gagal untuk kedua kalinya.
Bersambung
Apakah Ratu akan menerima Akhtar? Terlalu cepatlah Akhtar mengutarakan isi hatinya? Tunggu kelanjutannya esok hari. 😍😍😍😍😍. Terima kasih.
Rekomendasi novel yang bisa kamu baca sambil menunggu Ratu update.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sri Ariesto
dorrrrrrr semoga Ratu mau menerima akhtar🫣🫣🫣
2023-04-30
0
susi 2020
🤭🤭🤭
2023-02-16
0
susi 2020
😲😲😲
2023-02-16
0