Albirru dan Zahra telah menunggu kedatangan Azril dan Ratu. Zeya belum mengatakan apapun mengenai Khaira, karena Azril berpesan untuk menunggu dirinya dulu.
Ratu yang masuk ke rumah bersama daddynya melihat ayah Albirru dan ibu Khaira. Ia mendekati mereka dan menyalami serta mencium tangannya.
Ratu memilih duduk di samping Azril. Ia memang lebih dekat dengan Daddynya.
"Maaf, harus menunggu. Sudah lama sampainya?" ucap Azril membuka percakapan.
"Nggak begitu lama."
"Gimana kalau kita makan siang dulu sebelum melanjutkan obrolan,Mas," ucap Zeya dengan Azril.
"Ide bagus. Perut mas juga lapar. Sekalian kita menunggu kedatangan Khaira dan Felix."
"Raja dan Pangeran juga mau pulang, Mas," ucap Zeya.
"Memang lebih baik berkumpul semua dulu, baru kita lanjutkan perbincangan."
"Mbak Zeya, sebenarnya ada apa ini? Perasaanku nggak enak dari tadi," ujar Zahra.
"Kita makan dulu, nanti aja kita biacarakan itu."
Semua telah berdiri kecuali Ratu. Ia masih saja duduk. Azril yang melihat itu mendekati putrinya.
"Kamu nggak makan, Sayang."
"Aku nggak lapar, Dad."
"Makan dikit aja, nanti Bunda yang suapin."
"Aku malu sama Ibu Zahra kalau disuapin Bunda."
"Atau Daddy aja yang suapin."
"Apa lagi, tambah malulah. Nanti dikira aku manja banget."
"Kenapa harus malu? Manja sama orang tua itu biasa. Kalau nggak Daddy gendong nih."
"Iya, Daddy." Ratu berdiri dengan terpaksa. Saat makan ia hanya menyantap sedikit makanannya.
"Bunda, suapin Ratu. Nanti pasti nggak habis kalau tak disuap," ucap Azril melihat Ratu yang hanya mengaduk makanannya.
"Sini Bunda suapin." Zeya mengambil piring yang berisi makanan Ratu dan menyuapi putrinya itu. Albirru dan Zahra hanya memperhatikan semua yang dilakukan Zeya.
Setelah makan Ratu pamit ingin tidur, tapi Azril melarang dan memintanya ikut mengobrol. Setengah jam setelah mereka makan siang, Khaira datang bersama Felix yang wajahnya masih terlihat memar dan biru.
Zeya mempersilakan mereka duduk. Tampak kecanggungan dari sikap Khaira dan Felix. Semua masih diam, menunggu kedatangan Raja dan Pangeran. Beberapa saat kemudian dua jagoan Azril itu datang.
Semua telah berkumpul di ruang keluarga ini. Khaira hanya menunduk, tak berani menatap orang-orang disekitarnya.
"Karena semua udah berkumpul, aku langsung aja ke inti persoalan. Maaf Al, aku harus memintamu segera datang, karena ini menyangkut persoalan anak-anak kita. Ya tepatnya anak kandungmu. Tapi bagiku Ratu lebih dari anak kandung."
"Kamu mengenal Felix sebagai tunangan Ratu?"
"Tentu, Ril. Bagaimana aku lupa dengan tunangan putriku sendiri."
"Kami kemarin ingin menetapkan tanggal pernikahan Felix dan Ratu, tapi semua dibatalkan, karena yang menikah bukan Ratu jadinya tapi Khaira."
"Apa maksudnya ini?"
"Khaira belum mengatakan apa-apa denganmu."
"Belum, dan kenapa Khaira yang harus menikah? dengan siapa?"
"Daddy, aku mau ke kamar aja," bisik Ratu.
"Kamu di sini. Ada Daddy, jangan cengeng."
"Khaira harus dinikahkan secepatnya dengan Felix! ucap Azril dengan penuh penekanan.
"Khaira dengan Felix, kenapa jadi mereka yang menikah?" gumam Zahra.
"Karena dalam rahim Khaira saat ini ada darah daging Felix."
"Apa ...!? ucap Albirru kaget. Ia langsung berdiri mendekati Khaira.
"Khaira! katakan apa sebenarnya yang terjadi!" ucap Albirru dengan emosi. Khaira langsung turun dari sofa dan berlutut di kaki Albirru. Ia memegang kaki Albirru.
"Ampun,Ayah. Aku mohon maafkan aku."
"Katakan kalau itu tak benar. Jangan buat malu Ayah!"
"Ayah, aku mohon maaf karena tidak bisa menjaga nama baikmu."
"Jadi benar, saat ini kamu sedang mengandung anak dari Felix, tunangan kakakmu Ratu?"
"Benar, Ayah," ucap Khaira dengan lirih.
Mendengar ucapan Khaira, spontan Albirru menafik kakinya yang dipeluk Khaira sehingga wanita itu tersungkur. Albirru lalu mendekati Khaira dan menampar pipi putrinya itu.
Ratu yang tak pernah melihat kekerasan, langsung memeluk Azril dan menjerit.
"Daddy, aku tak apa-apa. Aku rela Khaira menikah dengan Felix. Sudah ... minta Ayah jangan sakiti Khaira," ucapnya terisak. Ratu tak bisa melihat kekerasan.
Albirru mendekati Felix dan menarik kerah bajunya. Ia menampar pipi Felix keras. Dari sudut bibir Felix yang bekas luka tonjokan dari Raja dan Pangeran, keluar darah segar. Melihat Itu Ratu makin mempererat pelukannya dengan Daddy.
Zeya ingin melerai, tapi tangannya di tahan Raja. Putranya berbisik agar Bundanya diam dulu. Biarkan Ayah meluapkan kekesalannya.
"Apa yang kamu lakukan sehingga Khaira bisa hamil? Apa kalian tak ada rasa malu? Kamu sebagai tunangan Ratu, kenapa masih juga mendekati Khaira? Kamu Khaira, apakah kamu lupa jika berhubungan badan di luar nikah itu dosa besar? Kamu bukan saja menyakiti Ratu kakakmu, tapi seluruh keluarga!" Albirru menarik nafasnya. Tampak ia sangat emosi.
"Apa tak ada lagi pria selain tunangan Ratu? Kamu sangat mengecewakan Ayah," ucap Albirru. Ia memegang dadanya yang terasa sakit.
Zahra mendekati Albirru dan memintanya duduk. Albirru saat ini memiliki riwayat penyakit jantung. Tampak napasnya sesak dan berat.
"Mas, tahan empunya. Jangan marah begitu. Jantungnya nanti kumat," gumam Zahra.
Zeya yang melihat itu, memberikan air putih ke tangan Zahra.
"Apa kamu bawa obat mas Albirru, berikan cepat satu!"
"Ada, mbak," ucap Zahra mengambil obat jantung Albirru dan memberikan pada Albirru untuk diminum.
Ratu yang melihat Albirru, mendekati ayahnya itu. Ia berlutut dihadapan ayahnya.
"Ayah, jangan marah. Aku sudah ikhlas Khaira menikah dengan Felix. Ayah, jangan sakit," ucapnya terbata karena menangis.
Albirru memeluk putrinya itu. "Maafkan, Ayah. Maafkan semua kesalahan, Ayah. Sampai detik ini belum bisa menjadi Ayah yang baik untukmu."
Bersambung
Apakah yang akan Albirru dan Zahra lalukan pada putrinya Khaira?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Lee Fay
Ratu bagi Azriel sprti candu yg sulit dilepaskan. Rasa cintanya ke Ratu lebih besar dibandingkan ke Zeya dan yg lain, kasian bunda Zeya dikhianati lgi
2023-11-13
1
Ass Yfa
didikan Azril berhasil....Ratu baik bngt....
2022-10-07
0
мєσωzα
ratu mewarisi sifat bundanya.. baik banget kamu nak.. sudah dikhianati seperti itu tapi masih bisa memaafkan 🥺
2022-08-03
0