Ratu berjalan tergesa meninggalkan kafe. Ia kesal setiap mendengar nama Felix. Bukannya Ratu belum move on, tapi ia memang tak ingin lagi berurusan dengan Felix.
Ratu menyeberang jalan tanpa melihat kiri kanan, hampir saja ia ketabrak jika tak di tolong Akhtar. Pria itu menarik dan memeluk Ratu saat ada sepeda motor yang melaju dan hampir menabrak Ratu.
"Kamu mau bunuh diri?" tanya Akhtar. Suaranya membuat Ratu tersadar dan melepaskan pelukan Akhtar.
"Dasar Om mesum, curi-curi kesempatan!" ucap Ratu.
"Hai, udah ditolong bukannya terima kasih. Malah sewot! Kamu masih belum bisa terima pernikahan mantanmu? Sampai ingin bunuh diri."
"Siapa yang belum bisa terima. Aku udah buang mantan ke tempatnya." Ratu lalu berjalan kaki, tapi melihat lalu lalang kendaraan yang padat, ia menjadi takut. Akhtar menarik tangan Ratu dan membantunya menyeberang.
"Udah sampai, kenapa tanganku masih Om genggam," ucap Ratu sambil nyengir dengan Akhtar.
"Emang dasar tak tau terima kasih."
"Baiklah, Om mesum. Terima kasih karena telah menolongku menyeberang. Sekarang Om. bisa kembali."
Akhtar tetap berdiri, tanpa ada maksud beranjak pergi. Ratu yang ingin masuk ke butik, kembali melihat ke arah Akhtar.
"Kenapa belum pergi? Jangan bilang Om sengaja mengikuti aku tadi?"
"Hhhmmm, aku mau ngajak kamu jalan. Suntuk ...."
"Astaga, jadi benar Om mengekor aku tadi ke kafe. Pasti Om menguping pembicaraan aku dan Khaira. Dasar Om mesum kepo."
"Aku tak menguping, tapi emang aku mendengar semua percakapan kalian. Tak sengaja ya."
"Ngeles aja, kayak bajai."
"Mau es krim, nggak?"
"Gimana ya? Hhhmmmmm ...." Ratu yang gengsi mengatakan ya, pura-pura berpikir memegang dahinya dengan telunjuk.
"Karena Om mesum memaksa, baiklah. Tapi ini aku lakukan karena lagi baik aja. Aku ingin Om mesum tak suntuk lagi."
Akhtar hanya tersenyum mendengar ucapan Ratu. Ia tahu gadis itu tak akan pernah menolak jika diajak makan es krim.
Dengan mobil Akhtar, mereka pergi membelah jalanan menuju salah satu kafe favorit Ratu. Akhtar hanya mengikuti maunya gadis itu.
Sambil mengendarai mobilnya, Akhtar melirik ke arah Ratu yang sibuk dengan ponselnya. Ratu memotret dirinya dengan berbagai gaya, dengan berselfie.
Ratu yang sadar diperhatikan Akhtar menghentikan kegiatannya. Ia memandangi Akhtar.
"Kenapa Om memandang aku kayak gitu."
"Kamu cantik," ucap Akhtar.
"Jadi selama ini Om tak sadar kalau aku cantik. Setiap orang yang mengenal aku, pasti akan memuji kecantikan aku."
"Ternyata kamu cukup narsis."
"Bukan narsis, tapi itu kenyataan."
"Iya, iya ... kamu memang cantik, tapi kenapa masih juga jomblo ya? Katanya banyak yang memuji."
Ratu memiringkan badannya menghadap Akhtar. Ia langsung memukul lengan Akhtar keras.
"Aku ini jomblo high quality ya. Bukannya nggak ada yang mau sama aku, tapi aku yang belum mau pacaran. Aku nggak mau dapat buaya buntung lagi."
"Percaya aja deh. Dari pada kamu nanti ngambek!"
"Om itu sebenarnya juga naksir aku'kan? Jujur aja," ucap Ratu. Akhtar yang sedang menyetir karena kaget akan ucapan Ratu kembali menginjak rem. Ratu yang duduknya miring menghadap Akhtar otomatis jatuh kepelukan Akhtar.
"Om itu bisa nyetir apa, nggak? Udah dua kali Om hampir membunuhku!" Akhtar memeluk Ratu erat.
"Maaf ...." ujar Akhtar.
Ratu menengadahkan kepalanya, jarak antara wajahnya dan Akhtar begitu dekat. Ratu menjadi gugup.
"Apa yang sakit," ucap Akhtar lagi. Hembusan napasnya dapat Ratu rasakan. Ratu masih terdiam, hingga suara klakson mobil dibelakang mereka menyadarkan dirinya. Ratu bangun dan memperbaiki duduknya.
Akhtar kembali menjalankan mobilnya, karena tindakannya telah menyebabkan kemacetan.
"Om sengaja, ya?" tanya Ratu.
"Sengaja apa?"
"Sengaja menginjak rem, agar aku kaget dan memeluk Om. Dasar omes, duda mesum."
"Siapa yang sengaja, Ratu."
"Ngeles lagi!"
"Terserah kamu mau ngomong apa."
Beberapa saat antara Ratu dan Akhtar terdiam, hingga sampai di halaman kafe yang Ratu inginkan. Akhtar dan Ratu masuk ke kafe segera dan memilih duduk dekat jendela.
Seperti biasa, jika udah berhadapan dengan es krim, Ratu tak bisa menahan seleranya. Ia memesan dua menu kegemarannya.
Saat sedang asyik menyantap es krim mata Ratu melihat sesosok pria yang sangat dikenalnya. Pria itu sedang asyik dengan ponselnya.
"Dasar buaya buntung!" umpat Ratu tiba-tiba. Akhtar yang sedang menyantap es krim menghentikan suapannya.
"Apa? Kamu mengatakan aku buaya buntung. Kenapa?"
"Siapa yang mengatakan Om. Itu yang duduk di sudut. Buaya buntung. Udah punya istri masih aja pergi sendirian. Padahal tadi istrinya mengadu denganku, jika rumah tangganya tak bahagia."
Akhtar membalikkan badannya, ia melihat Felix mantannya Ratu duduk sendirian di sudut ruangan. Akhtar masih mengingat wajah pria itu.
Bersambung.
Selamat siang Ratu Ketiban Duren lover, sambil menunggu novel ini update mama akan rekomendasi satu novel teman mama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Windarti08
ingat Ratu... jangan ikut campur masalah mereka, biarin Felix mau apa, jangan datengin Felix ya
2023-06-13
1
susi 2020
🤭🤭🤭😲
2023-02-16
0
Fitri Yanti
nanti si ratu kecintaan
2023-01-18
0