Setelah makannya habis, Ratu langsung berdiri dan mengulurkan tangannya meminta cek yang dijanjikan Raja.
"Makananku habis, mana cek nya."
"Pikirannya itu melulu," ujar Raja.
"Janji adalah hutang. Kalau kamu tak beri sekarang, nanti bunganya 300 persen. Aku akan adukan dengan Daddy."
"Kamu nggak malu ngomong gitu depan rekan bisnisku. Usia udah lebih dari dua puluh tiga tahun, tapi kelakuan masih kayak bocah. Dikit-dikit adukan sama Daddy."
"Biarin, kenapa malu. Aku juga tak kenal sma om mesum ini."
"Kamu harus minta maaf dulu, kenapa kamu pukul Akhtar dengan gagang pel tadi."
"Kalau aku usia 23 tahun suka mengadu dibilang kayak bocah, apa kabar om mesum yang udah tua tapi masih suka ngadu."
"Hai, aku mengadu apa?"
"Mengadu sama Raja kalau aku mukul kamu. Raja ... aku tak mau ya minta maaf. Yang salah om mesum. Kenapa buka celana di toilet wanita. Kalau emang tak berniat berbuat mesum."
"Ratu ... toilet pria itu lagi rusak dan masih dalam tahap renovasi. Makanya Akhtar ke toilet wanita."
"Nggak mau tau, sini cek buat aku."
"Minta maaf dulu," ucap Raja.
Ratu mengambil ponselnya dan akan menekan nomor Daddy. Raja cepat mengeluarkan cek yang dijanjikan. Bisa dua kali rugi jika Daddy udah turun tangan.
"Terima kasih, Sayang. Lain kali beri yang lebih banyak ya." Ratu mengecup pipi Raja.
"Aku pamit." Ratu berjalan dengan riang melihat nominal angka yang ada di cek.
"Kamu sepertinya sangat menyayangi Ratu."
"Banget. Dia itu Ratu di dalam rumah. Apa pun yang ia mau, pasti Daddy beri. Tapi walau begitu, ia tak pernah minta yang macam-macam. Anaknya penurut banget sama Daddy. Pacaran sekali, Daddy minta ia tunangan, ia lakukan. Tapi sayang tunangannya berselingkuh."
"Berselingkuh ...?"
"Padahal jika Ratu itu bukan saudaraku, pasti aku akan jatuh cinta. Aku memujinya bukan karena ia saudaraku, tapi bisa ditanyakan dengan orang yang dekat dengan Ratu. Anak itu baik banget, tulus. Tetap juga disakiti."
"Hihhhmmmm ...."
"Kenapa gue jadi curhat ya. Kita lanjutkan bahas kerja samanya."
Akhtar dan Raja berbincang mengenai kerja sama antara perusahaan mereka hingga sore hari.
............
Bunda masuk ke kamar Ratu dan melihat putrinya itu masih bergulung selimut. Memang kebiasaannya kembali tidur setelah solat subuh.
Bunda duduk di tepi ranjang, membelai wajah Ratu dengan lembut? Bunda tau saat ini putrinya itu pasti masih merasakan kesedihan. Walau ia mengatakan kuat, tapi hatinya tetap rapuh.
Ratu membuka matanya dan tersenyum melihat Bunda. Ia bangun dan memeluk Bunda.
"Selamat pagi, Bunda."
"Selamat pagi, Sayang."
"Ada apa Bunda pagi-pagi udah nongol aja dikamarku."
"Emangnya tak boleh?"
"Biasanya Daddy yang bangunkan."
"Sayang, maafkan Khaira ya."
"Bunda, aku sudah memaafkan dan melupakan semua itu," jawab Ratu pelan.
"Putri Bunda memang terbaik. Apa kamu akan datang kepernikahan mereka."
"Kapan, Bunda?"
"Hari ini. Kamu lupa? Bunda udah katakan kemarin."
"Harus ya, Bunda?"
"Nggak harus. Itu terserah kamu aja. Bunda bisa mewakili keluarga ini."
"Kalau aku nggak datang nanti pasti dikatakan nggak bisa move on. Jika datang, aku takut nggak kuat, Bunda. Walau hati ini sudah ikhlas, tapi masih ada rasa sakit di dada mengingat semua itu."
"Tentu saja, Nak. Pasti tidak akan mudahndan cepat melupakan semuanya. Dengan kamu ikhlas saja, itu sudah memperlihatkan kamu putri Bunda yang kuat dan hebat."
"Bunda, aku tak mau nanti ayah jadi kepikiran jika aku tak datang. Nanti ayah akan sedih. Pati ayah berpikir aku masih tak ikhlas dan rela. Sebaiknya aku datang aja. Tapi ...."
"Tapi apa,Sayang?"
"Aku harus datang dengan pria lain, biar aku tak dikatakan nasibnya mengsedihkan."
Raja dan Pangeran juga Daddy yang dari tadi mendengar semua itu dekat pintu kamar, serempak masuk.
"Ide bagus. Kamu harus datang dengan pria yang jauh lebih segalanya dari Felix si kadal buntung itu," ucap Raka.
"Apa kak Ratu mau pergi dengan temanku yang model itu," ujar Pangeran.
"Nggak ... nanti dikira kakak suka berondong lagi."
"Atau temanku aja," ucap Raja dengan senyum smirk.
"Ganteng ...?"
"Banget ...." ucap Raja.
"Tajir ...?" tanya Ratu lagi.
"Jangan di tanya. Di usia muda ia telah memiliki tiga perusahaan. Catat ya, perusahaan sendiri bukan milik orang tua."
"Boleh, boleh ...." ucap Ratu antusias.
"Oke, dimana teman aku harus jemput kamu."
"Di butik aja. Aku harus ke butik. Pakaian pesta aku ada di sana."
"Awas kalau teman kamu itu tak ganteng dan tajir, Daddy ...."
"Daddy akan potong uang gaji aku setengahnya," ujar Raja memotong ucapan Daddynya.
Akhirnya disepakati Ratu akan pergi kepernikahan Felix dengan teman Raja. Bunda dan Daddy datang berdua. Raja dan Pangeran memilih tak datang. Ia takut tak bisa menahan diri untuk tidak menghajar Felix. Akan menjadi suatu keributan jika mereka berdua hadir.
Bersambung
Siapakah teman Raja yang akan menemani Ratu ke pernikahan Felix dan Khaira?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Rania Hurin
om mesin..😂😂😂 yg jadi teman ratu
2024-02-25
0
Sri Ariesto
kira2 ratu pergi sama siapa ya🤔
2023-04-30
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
baidewei ... Raja dan Akhtar kan ketemuan buat bicara bisnis yaa ...
koq jadi gak respek sama sikap Ratu ... .
kecuali kalo selain sbg shabat Raja, Ratu juga udah lama kenal sama Akhtar ... ato umur Ratu masih bocah .. itu masih bisa ditolerir ...
dalam hubungan bisnis ... kesannya jadi gak profesional ...
2023-01-04
1