Ratu tampak masih sangat kesel. Wajahnya cemberut. Saat di dalam mobil Ratu hanya diam. Akhtar menjadi merasa bersalah. Akhtar menepikan mobilnya dan mengirim pesan pada Raja, menanyakan apa yang membuat mood Ratu membaik.
Setelah mendapat jawaban dari Raja, Akhtar kembali menjalankan mobilnya menuju salah satu kafe yang menyediakan menu dari bahan dasar es krim.
Ratu dari kecil memang sangat doyan es krim. Dulu Daddy Azril selalu membawanya ke sini. Senyum tampak di bibir Ratu saat ia memasuki halaman parkir kafe itu.
Akhtar yang melihat Ratu tersenyum menjadi senang. Ia tak mengira hanya dengan es krim bisa merubah mood gadis ini.
"Mau turun atau di mobil aja?" tanya Akhtar melihat Ratu yang tak bergerak. Akhtar tahu, Ratu hanya malu dan berpura-pura tak suka di bawa ke kafe ini.
"Atau kita pulang sekarang," ucap Akhtar mencoba menggertak.
"Baiklah, aku keluar. Ini karena Om memaksa aja." Ratu masih gengsi mengakui jika ia sangat senang di bawa ke kafe ini. Akhtar tersenyum mendengar ucapan gadis itu.
Ratu keluar dari mobil dan berlari kecil masuk ke dalam kafe. Ia langsung mengambil buku menu dan memesan dua menu. Seporsi banana split dengan aneka topping dan brownies cokelat es krim.
Sedangkan Akhtar hanya memesan Cappuccino es krim. Ketika pesanan Ratu datang Akhtar melihatnya dengan takjub.
"Apakah kamu bisa menghabiskan dua menu ini?" tanya Akhtar dengan wajah keheranan.
"Kenapa? Om takut rugi, ya?"
"Jangankan dua menu yang kamu pesan ini, seluruh menu di kafe ini bisa aku beli, termasuk kafenya."
"Sombong amat! Kesombongan itu hanya milik Author Mama Reni dan anak onlinenya Author Ridz, Om tak boleh sombong," ujar Ratu.
"Author Mama Reni dan Ridz, siapa mereka?"
"Author Favorit aku, Om."
"Kamu baca Novelnya dimana?"tanya Akhtar sambil membuka ponselnya.
"Noveltoon," ucap Ratu
Akhtar langsung download Noveltoon dan mencari nama pena Mama Reni dan Ridz."Oh Penulis Duda Salah Kamar dan Noda Merah Pernikahan, itu Nanas yang sahabatnya Zeya kan?"
"Iya Om, mereka berdua anak dan mak online, sombongnya kuadrat. Mereka berdua dijuluki Sarjana Poligami dan Perdudaan"
"Hah?" ucap Akhtar bingung.
"Om mah udah tua, mau kujelasin gimanapun Om gak bakal ngerti," jawab Ratu.
"Terserah kamu ngomong apa, deh. Kamu nggak takut gemuk?" tanya Akhtar lagi.
"Aku ini Ratu, makan apapun dan sebanyak apapun tidak akan membuat badanku gemuk."
Ratu dengan lahapnya memakan menu pertama Seporsi banana split dengan aneka topping dalam sekejab. Tak ada malu atau sok jaim.
"Ternyata kamu sangat doyan pisang!" ucap Akhtar dengan lirih.
"Apa? Pernyataan Om sangat ambigu." Ratu menjawab sambil makan. Akhtar terbahak mendengar ucapan Ratu. Sebagian pengunjung memandangi ke arah mereka.
"Kenapa Om terbahak, orang-orang jadi memandang ke arah kita."
"Apanya yang Ambigu?" tanya Akhtar masih dengan terbahak.
"Pisangnya," ucap Ratu dengan polosnya, membuat Akhtar kembali terbahak.
Akhtar tak tau kenapa sejak bertemu dengan Ratu ia bisa tertawa lepas tanpa beban seperti ini. Seperti bukan dirinya. Dulu ia tak akan mau ke kafe anak muda seperti ini. Ia hanya akan pergi ke restoran ternama dan terkenal.
Akhtar memandangi Ratu yang dengan lahap tanpa rasa malu dan jaim menyantap semua makanan yang ia pesan. Akhtar ingat dulu Aurell akan sangat pemilih dalam soal makanan. Akhtar menjadi sulit membawanya ke restoran sembarangan.
Setelah menghabiskan dua menu pesanannya, Ratu minta di antar ke Butik miliknya. Dari pagi ia belum sempat datang.
Sampai di butik Ratu langsung masuk tanpa menyadari jika Akhtar mengikuti dibelakangnya. Ratu melihat karyawannya berbisik-bisik sambil melihat ke belakang tubuhnya.
Ratu yang merasa heran membalikkan badan dan mendapati Akhtar yang berdiri dengan senyum cengengesan. Ratu yang geram langsung memukul lengan Akhtar.
"Siapa yang mengizinkan Om masuk,"
"Emang ada tulisan di larang masuk, ya diluar?" tanya Akhtar dengan wajah cengonya.
"Mana mungkin ada tulisan di larang masuk. Nanti pelanggan aku tak jadi masuk, dong."
"Lah kenapa aku tak boleh masuk?"
"Coba Om lihat, semua karyawan berbisik-bisik, pasti mereka lagi ngomongin Om dan aku," bisik Ratu.
"Tapi yang aku tau dan dengar, bukan karyawannya yang berbisik tapi pemiliknya," bisik Akhtar.
Ratu yang menyadari Akhtar menyindir dirinya langsung mencubit lengan Akhtar bertubi-tubi. Akhtar menangkap tangan Ratu untuk menghentikan cubitannya. Sehingga tubuh mereka lebih dekat.
Jantung Ratu berdetak lebih cepat saat tangannya di genggam. Ratu memandang Akhtar, mata mereka bertemu. Akhtar dan Ratu sama-sama terdiam, hingga satu suara mengagetkan mereka.
"Wooiii, Kak Ratu kenapa? Mau main film India, saling genggam tangan," ujar Pangeran.
Ratu langsung melepaskan genggaman tangan Akhtar dan mendorong dada pria itu hingga ia tersungkur. Pangeran terbahak melihat Akhtar yang p*nt*tnya mencium lantai.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
adning iza
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 pangeran ngrusak moment aja
2024-05-31
0
susi 2020
😂😂🤣🤣🤣🤣
2023-02-16
0
susi 2020
😂😂🤣🤣
2023-02-16
0