Suara ponsel milik Ambar berbunyi pertanda panggilan masuk dari daddy Nicko, Ambar langsung mengangkat telpon dari daddy nya.
"Assalamualaikum dad, ada apa" tanya Ambar setelah panggilan telpon tersambung
"....."
"Apa..." ucapan Ambar terhenti karena ia sudah terisak
Gilang yang melihat sang istri menangis langsung saja mengambil alih ponsel sang istri dan bertanya pada mertuanya kalau apa yang terjadi.
"Inalilahi wa innalilahi Raji'un, baik dad kita ke sana sekarang" ucap Gilang
"Amyy, enapa angis (mami, kenapa nangis)" tanya Galah dan Galih karena melihat mami mereka menangis
"Eyang buyut udah meninggal sayang" ucap Ambar di selah Isak kan nya
"Enial tu apa myy(meninggal itu apa my)" tanya polos Galih
"Meninggal itu, eyang buyut udah pergi selamanya boy menghadap Allah SWT" ucap Gilang
"Elalti eyan uyut uda ati don(berarti eyang buyut udah mati dong)" ucap Galah dan ke dua bocah kembar itu menangis histeris karena eyang buyut mereka sudah meninggal
30 menit kemudian Gilang, Ambar dan kedua putra kembar mereka tiba di kediaman rumah daddy Nicko dan Mommy Nisa, jenazah bu Tika sudah di kelilingi oleh sanak saudara yang sedang mengaji. Ambar dan ke dua putranya mendekat ke arah Mommy Nisa yang sedang menangis dan membuka penutup wajah almarhumah bu Tika, Ambar menangis di depan jasat Eyang nya yang sudah membesarkannya sedari ia bayi, ke dua bocah kembar itu pun ikut menangis di samping sang mami.
"Eyan uyut, enapa eyan igalin ita(eyang buyut, kenapa eyang ninggalin kita)" ucap Galih di selah tangisan nya
"Ia eyan uyut uda anji au embu ama ita(iya eyang buyut udah janji mau sembuh sama kita)" timpal Galah juga di selah tangisan nya
"Kita harus ikhlasin eyang buyut ya sayang, kita berdoa semoga eyang buyut di terima di sisi Allah ya" ucap Ambar dengan derayan air mata
"Ia amyy" ucap ke dua bocah kembar itu
Brian juga terlihat sedih tapi ia harus ikhlas sekarang eyang Tika tidak merasakan sakit lagi.
Jenazah eyang Tika akan di makamkan besok pagi, dan malam ini keluarga kecil Gilang menginap di rumah sang mertua.
Waktu kini sudah menunjukan pukul 8 malam dan ke dua bocah kembar itu engan beranjak dari sisi jenazah eyang buyut mereka.
Nicko mendekati ke dua cucunya yang sedang memandangi wajah eyang buyut mereka yang tertutup.
"Cucu kakek gak ngantuk ya, ini kan udah malem" ucap Nicko
"Ita elum antut akek, ita asi au sini emanin eyan uyut acian endilian(kita belum ngantuk kakek, kita mas mau sini temanin eyang buyut kasian sendirian)" ucap Galah
Nicko tersenyum melihat tingkah ke dua cucu kembarnya itu, masi kecil dan nakal banget tapi punya pikiran dewasa.
✴✴✴✴
Keesokan paginya semua yang berbelah sungkawa mulai berdatangan dari para rekan bisnis Nicko dan juga para sana saudara, juga para tetangga.
Jenazah almarhumah bu Tika sudah selesai di mandikan dan langsung di kafan kan, Gilang duduk dengan mendampingi ke dua putra kembarnya yang masi bersedih atas kepergian eyang buyut mereka.
Setelah semua sudah siap, jenazah almarhumah bu Tika di sholat kan di masjid tak jauh dari rumah Nicko, Gilang, Nicko dan juga Brian membantu mengangkat keranda bu Tika menuju mesjid, setelah selesai di sholat kan jenazah langsung di makamkan di perkuburan umum di daerah situ.
"Eyan uyut huu(eyang buyut hhuu)" ucap Galih sesenggukan melihat jasat sang eyang buyut akan segera di tanamkan
Begitu pun dengan Galah juga menangis menyaksikan semua itu.
"Pa utas to eyan uyut ih imbun cih tan acian(Pak ustad kok eyang buyut di timbun sih kan kasian)" ucap si kecil Galih
Pak ustad tersenyum melihat murid ngajinya yang bertanya polos seperti itu, menurutnya wajar saja ke dua bocah kembar itu bertanya karena mereka belum mengerti apa-apa.
"Iya eyang harus di makamkan biar eyang tenang di sisi Allah" ucap pak ustad
Gilang memeluk istrinya yang juga sesenggukan harus menyaksikan sang eyang di masukan ke liang lahat untuk terakhir kalinya.
Setelah selesai di makamkan, pak ustad membacakan doa, dan semua pun ikut berdo'a selesai berdoa satu persatu mulai berpamitan pulang dan kini tersisa hanya saudara saja. Terlihat ke dua bocah kembar itu masi berjongkok di makam sang eyang, Brian mengajak ke dua keponakannya untuk berdiri, karena Nicko mengajak mereka semua untuk pulang.
Sekarang di kediaman Nicko sudah terkurangi satu anggota keluarga, yaitu mertuanya yang sudah di panggil sang pencipta. Mereka semua hanya bisa mendoakan semoga Bu Tika tenang di alam sana, tapi kesedihan masi menyelimuti semuanya, termaksud Ambar, mom Nisa dan juga Brian dan si kembar.
Next...
Jangan lupa Like, Komen sama Vote ya, biar aku makin semangat up nya. Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Dede Heryati
next thor
2022-05-26
0
Apriliaa Sulayha
ok
2022-05-03
0
Maratul Muafidah
lanjut
2022-03-08
0