Bab 4. Ngaji

Waktu kini menunjukan pukul 3 sore, Ambar mengajak ke dua putra kembarnya untuk pulang ke rumah karena jam 4 sore adalah jam si kembar mengaji masjid dekat rumah mereka.

"Galah, Galih.." panggil Ambar

"Ia myy" jawab ke dua bocah kembar itu

"Kita pulang yuk sayang, kan kalian harus ngaji" ucap Ambar, Ambar dan Gilang sudah mengajarkan ke dua putra kembar mereka menimbah ilmu agama islam sejak di usia dini.

"Eman kita alus ajingaji ya myy(emang kita harus ngaji ya my)" tanya si kecil Galih

"Iya sayang, kita harus belajar ngaji buat yang gak tau, nanti Allah marah kalau kita gak menjalankan perintahnya" ucap Ambar saat ini ke tiganya sudah berada di dalam mobil meninggalkan halaman rumah ke dua orang tua Ambar setelah berpamitan pada eyang Nisa.

"Alo itu adeh, ama tata au ngaji my, ial Alloh ga arah ama ita(kalau gitu adek, sama kaka mau ngaji my, biar Allah gak marah sama kita)" ucap si kecil Galah yang mendapat anggukan dari si kecil Galih

Tak lama kemudian mobil yang di kendarai oleh Ambar melewati jalan depan mesjid, terlihat sudah ada beberapa anak kecil yang hendak masuk ke pintu gerbang mesjid, Galih dan Galah yang mengenali ini adalah teman mereka pun sontak langsung berteriak.

"Ibal, ifli..." panggil ke dua bocah kembar itu

"Alah, Alih alian ali ana to aik obil (Galah, Galih kalian dari mana kok naik mobil)" ucap Iqbal teman mereka

"Ita ali umah akek dan eyan, iat eyan uyut ita agi akit (kita dari rumah kakek dan eyang, liat eyang buyut kita lagi sakit)" ucap ke dua bocah kembar itu

"Alian ga ngaji ya(kalian gak ngaji ya)" tanya Kifli teman mereka

"Ita au ngaji to, ita andi ulu ya(kita mau ngaji kok, kita mandi dulu ya)" ucap si kecil Galah

"Ia ita unggu di alam masjid ya(iya kita tunggu di dalam masjid ya) ucap Iqbal

Ambar kembali menjalankan mobilnya masuk ke dalam halaman rumah mereka, karena tadi sempat berhenti di depan masjid.

Ke dua bocah kembar itu masuk ke dalam kamar mereka dan langsung menanggalkan semua pakaian mereka lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Alih to ipis itu cih, ih olok(galih kok pipis situ sih, ihs jorok)" ucap si kecil Galah melihat kembarannya pipis sembarangan

"Aap Alah atu uga ga ahan(maaf Galah aku udah gak tahan)" ucap si kecil Galih

Ke dua bocah kembar itu mandi di bawa guyuran air shower, mereka berdua bergantian menggosok punggung yang tak bisa di jangkau oleh tangan masing-masing, setelah selesai mandi ke dua bocah kembar itu keluar dari kamar mandi dan melihat baju gamis kecil mereka dan peci sudah di siapkan oleh sang mami.

"Sayang ayo pakai gamis nya, bentar lagi pak ustad udah mau datang" ucap Ambar

"Ia my" jawab si kembar bersama

Sekarang ke dua bocah kembar itu sudah siap dengan setelan gamis yang sama hanya berbeda warnah dan peci kecil menutupi kepala mereka, Ambar mengantar ke dua putranya ke pintu gerbang masjid.

"Galah, Galih jangan nakal ya sayang, ngaji yang benar dan dengerin apa kata pak ustad ya" ucap Ambar sebelum kembali ke rumah

"Ia myy" jawab si kembar bersama

Ambar melihat ke dua putra kembarnya masuk ke dalam masjid bersama teman-teman mereka, lalu ia kembali ke rumah karena sebentar lagi sang suami pulang kantor.

Pik.. Pik...

Dan benar saja belum sempat Ambar masuk pintu gerbang rumah mereka suara klakson mobil suaminya sudah terdengar.

Gilang turun dari mobil dan mendekati sang istri, mereka berjalan bersama dari pintu gerbang sedangkan mobil Gilang meminta tolong pak satpam untuk memasukan ke dalam garasi mobil.

"Adek sama kaka ngaji sayang" tanya Gilang

"Iya sayang hampir aja telat, kita bertiga baru pulang dari rumah daddy sama mommy" ucap Ambar

"Gimana keadaan eyang" tanya Gilang

"Yah gitulah sayang, kadang eyang makan kadang gak" ucap Ambar sedih

"Udah jangan sedih, kita doain eyang cepat sembuh" ucap Gilang

"Aminn" jawab Ambar

"Sayang mau ngopi dulu apa langsung mandi" tanya Ambar karena ia tau suaminya itu suka ngopi

"Mandi aja sayang, mandi bareng, mumpung si kembar lagi ngaji" ucap Gilang berbisik pelang di daun telinga sang istri, membuat Ambar mencubit pinggang sang suami tapi Gilang hanya tersenyum melihat wajah merah sang istri tercinta dan ke dua pasangan suami istri itu pun masuk ke dalam kamar.

Seperti permintaan Gilang mereka mandi bersama, karena Ambar juga belum mandi setelah pulang dari rumah orang tuanya, kerena harus mengurus ke dua putra kembarnya dulu.