wajah Yang Sangat Indah

Sesampainya di rumah Cantika masih tertidur dengan nyenyak "sepertinya kejadian hari ini membuatnya kelelahan." Kata Bi Susi pada Arya yang membukakan pintu mobil untuknya.

"Jangan dibangunkan Bi, sini pelan-pelan biar aku gendong." Kata Arya lalu menggendong Cantika dengan sangat hati-hati.

Arya membaringkan Cantika di atas kasur. "Bi tolong gantikan pakaian Cantika, setelah itu aku baru masuk lagi untuk memeriksanya." Kata Arya pada Bi Susi lalu dia berjalan keluar dan kembali ke kamarnya untuk mengambil alat medisnya. Tadi dia merasakan suhu badan Cantika sangat tinggi.

Bi Susi yang hendak mengganti pakaian Cantika terlebih dahulu membuka cadar Cantika. Dia merasa tak perlu jijik dengan wajah Cantika karena baginya Cantika sekarang putrinya.

"Ya tuhan wajah yang sangat indah." Bi Susi di kagetkan dengan wajah cantik Cantika.

"Bukankah kata Nak Arya wajah Nak Cantika rusak karena terkena benda tajam waktu berumur 15 tahun? tapi wajah ini sangat halus dan mulus." Bibi Susi terkejut dan bingung dengan yang dilihatnya.

Cantika merasa ada yang menatapnya terbangun dan kaget karena menyadari cadarnya lepas.

"Bibi!" Cantika langsung bangun dari tempat tidur, tapi karena pusing dia hampir terjatuh.

Bi Susi yang masih melongo tetap bisa menangkapnya.

"Hati-hati, ayo duduk." Kata Bi Susi membantu Cantika duduk di kasur.

Cantika sangat gelisah, Bi Susi sudah melihat wajahnya yang sudah 4 tahun dia sembunyikan dari dunia.

"Bi tolong jangan bilang Arya, aku punya alasanku sehingga menyembunyikan wajahku. Tolong Bi, aku sendiri yang akan memberi tahu Arya jika waktunya sudah tepat. Aku mohon." Cantika memohon pada Bi Susi.

Bi Susi tidak bisa merespon saat ini. Dia sangat terkejut.

"Tapi Nak Cantika, kenapa Nak Cantika menutupi ini? buat apa?" Tanya Bi Susi setelah menstabilkan pikirannya.

"Maaf Bi, aku belum bisa mengatakannya. Tapi jika sudah tiba waktunya aku pasti akan mengatakan alasanku dan segalanya pada Bibi dan Arya. Percayalah aku tidak bermaksud membohongi kalian." Cantika sangat takut jika saja Bi Susi memberi tahu Arya lalu penjelasan apa yang akan dia berikan. Haruskah mengatakan yang sebenarnya. tapi Cantika takut jika Arya menjauhinya setelah mengetahui yang sebenarnya.

Lebih baik Arya mengira dirinya buruk rupa dari pada harus ditinggalkan oleh Arya karena mengetahui identitas aslinya saat ini. Entah kenapa Cantika sangat tidak rela jika jauh dari Arya. Bahkan saat disuruh berjanji tuk menjauhi Arya oleh Rika tadi Cantika tetap diam. Karena dia tidak bisa berbohong, dia tidak mau jauh dari Arya.

"Tok tok tok.." Suara ketukan pintu.

Cantika sangat gelisah tapi dia tidak bisa memaksa Bi Susi untuk tidak memberi tahu Arya. Jika ini saatnya semua terbongkar maka Cantika rela, meski apa pun keputusan Arya nanti.

"Tunggu sebentar Nak, Nak Cantika masih ganti baju." Kata Bi Susi pada Arya yang mengetuk pintu di luar.

"Ganti bajumu lalu berbaring dengan baik, kondisimu tidak sehat saat ini. Arya akan masuk memeriksa keadaanmu." Kata Bi Susi lalu memberikan pakaian ganti pada Cantika.

Setelah Cantika selesai ganti pakaian, Bi Susi membuka pintu kamar untuk Arya.

Arya langsung memeriksa keadaan Cantika yang sedang baring di tempat tidur. Cantika terus memikirkan bagaimana kalau Bi Susi memberi tahu Arya tentang wajahnya yang baik-baik saja.

Setelah memastikan keadaan Cantika baik-baik saja kecuali hanya sedikit demam, Arya memberika sup dan obat pada Cantika.

"Makan sup ini lalu makan obatnya." Arya sempat menghangati sup yang sudah di buat Bi Susi sore tadi.

Cantika melirik Bi Susi, dia masih sedikit khawatir.

Bi Ausi mengedipkan matanya memberi isyarat kalau dia akan menjaga rahasia Cantika saat ini.

Cantika merasa legah dan bersyukur, karena jujur dia belum siap jika Arya benar-benar akan menjauhinya

setelah mengetahui identitasnya.

Cantika menghabiskan supnya, dia sangat lapar karena belum makan sejak siang.

Arya tersenyum melihat Cantika makan dengan lahap.

"sekarang makan obatnya lalu tidurlah." Kata Arya sambil mengusap kepala Cantika terlihat sangat memanjakan. Tapi Cantika justru seperti kesetrum. Selama 4 tahun ini dia sedikit banyak telah mempelajari bahwa ada jarak yang harus di jaga di antara pria dan wanita yang bukan mahrom.

Episodes
1 Malam Kelam
2 Chef Dokter Arya
3 Keluar Rumah Sakit
4 Alasan Di Balik Cadar Cantika
5 Seperti Nyanyian Indah
6 Ibadah Minggu Di Gereja
7 Anjing Yang Menggonggong
8 Rasa Penasaran Arya
9 Dakwah Melalui Novel
10 Cantika Menghilang
11 Cantika Yang Malang
12 wajah Yang Sangat Indah
13 Penerbitan Novel Cantika
14 Menemui Penggemar
15 Menyiapkan Operasi Cantika
16 Ayah Cantika
17 Andai Arya Seorang Muslim
18 Menebus Rumah Lama
19 Tiada Dalam Islam
20 Bertemu Rika Dan Arya
21 Identitas Cantika Terbongkar
22 Kekecewaan Arya
23 Cantika Pergi
24 Pemenang
25 Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
26 Lamaran Arya
27 Pernikahan
28 Karma
29 Bersatunya Keluarga Cantika
30 Danish Berkelahi
31 Tahajjud
32 Pertanyaan Polos Danish
33 Kekesalan Rika
34 Malam Indah Di Taman
35 Danish Di Culik
36 Ancaman Remon
37 Menemukan Danish
38 Pengakuan Rika
39 Bi Susi Kembali
40 Firasat Cantika
41 Imam
42 Ada Yang Berubah
43 Remon Keluar Penjara
44 Pak Rohim Masuk Rumah Sakit
45 Stroke
46 Masjid Tidak Seperti Itu
47 Saling Menyuapi
48 Membawa Pak Rohim Pulang
49 Tingkah Menggemaskan Arya
50 Kejutan Malam Romantis
51 Menitipkan Pak Rohim Pada Bi Susi
52 Menemui Remon
53 Melakukan Hal Yang Tidak Mungkin
54 Mengangkat Tangan
55 Pembelaan
56 Rasa Sakit
57 Pergi
58 Rencana Cantika
59 Mirip
60 Rencana Arya Dan Putra Kecilnya
61 Dibawah Polisi
62 Kejahilan Danish
63 Pura-pura Sakit
64 Tiba-tiba Melemah
65 Cantika Di Culik
66 Alasan Dibalik Rencana Remon
67 Cincin Dewa
68 Pemilik Berikutnya
69 Menyimpan Cincin Dewa
70 Kembaran
71 Bingung
72 Bukan Arya
73 Terjebak
74 Bersatu
75 Pertemuan Surya dan Rika
76 Surya Memeluk Islam
77 Bertemu Kembali
78 Tersipu Malu
79 Semangat
80 Kecelakaan
81 Kepikiran
82 Semangat Kembali
83 Latihan
84 Surya dan Rika Bersatu
85 Bi Susi
86 Berkumpul
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Malam Kelam
2
Chef Dokter Arya
3
Keluar Rumah Sakit
4
Alasan Di Balik Cadar Cantika
5
Seperti Nyanyian Indah
6
Ibadah Minggu Di Gereja
7
Anjing Yang Menggonggong
8
Rasa Penasaran Arya
9
Dakwah Melalui Novel
10
Cantika Menghilang
11
Cantika Yang Malang
12
wajah Yang Sangat Indah
13
Penerbitan Novel Cantika
14
Menemui Penggemar
15
Menyiapkan Operasi Cantika
16
Ayah Cantika
17
Andai Arya Seorang Muslim
18
Menebus Rumah Lama
19
Tiada Dalam Islam
20
Bertemu Rika Dan Arya
21
Identitas Cantika Terbongkar
22
Kekecewaan Arya
23
Cantika Pergi
24
Pemenang
25
Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
26
Lamaran Arya
27
Pernikahan
28
Karma
29
Bersatunya Keluarga Cantika
30
Danish Berkelahi
31
Tahajjud
32
Pertanyaan Polos Danish
33
Kekesalan Rika
34
Malam Indah Di Taman
35
Danish Di Culik
36
Ancaman Remon
37
Menemukan Danish
38
Pengakuan Rika
39
Bi Susi Kembali
40
Firasat Cantika
41
Imam
42
Ada Yang Berubah
43
Remon Keluar Penjara
44
Pak Rohim Masuk Rumah Sakit
45
Stroke
46
Masjid Tidak Seperti Itu
47
Saling Menyuapi
48
Membawa Pak Rohim Pulang
49
Tingkah Menggemaskan Arya
50
Kejutan Malam Romantis
51
Menitipkan Pak Rohim Pada Bi Susi
52
Menemui Remon
53
Melakukan Hal Yang Tidak Mungkin
54
Mengangkat Tangan
55
Pembelaan
56
Rasa Sakit
57
Pergi
58
Rencana Cantika
59
Mirip
60
Rencana Arya Dan Putra Kecilnya
61
Dibawah Polisi
62
Kejahilan Danish
63
Pura-pura Sakit
64
Tiba-tiba Melemah
65
Cantika Di Culik
66
Alasan Dibalik Rencana Remon
67
Cincin Dewa
68
Pemilik Berikutnya
69
Menyimpan Cincin Dewa
70
Kembaran
71
Bingung
72
Bukan Arya
73
Terjebak
74
Bersatu
75
Pertemuan Surya dan Rika
76
Surya Memeluk Islam
77
Bertemu Kembali
78
Tersipu Malu
79
Semangat
80
Kecelakaan
81
Kepikiran
82
Semangat Kembali
83
Latihan
84
Surya dan Rika Bersatu
85
Bi Susi
86
Berkumpul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!