Selesai pertemuan dengan Pak Rohim, Cantika ingin segera pulang. Namun saat akan memasuki kompleks perumahan Arya, tiba-tiba dari belakang ada yang membius Cantika.
Sekitar pukul 8 malam, Arya pulang dari rumah sakit. Dia mendapati Bi Susi yang sedang mondar-mandir di ruang tamu.
"Ada apa Bi? kenapa Bibi kelihatan gelisah?" Tanya Arya lalu menghampiri Bi Susi.
Bi Susi sangat khawatir saat ini. Entah bagaimana dia menjelaskan dan meminta maaf pada Arya.
"Maaf Nak, Cantika..." Bi Susi ragu mangatakannya.
"Cantika kenapa Bi? dimana dia?" Arya sangat panik dia langsung berlari ke atas mencari Cantika.
"Nak Cantika menghilang Nak Arya." Kata Bi Susi menghentikan Arya yang baru sampai tangga.
"Apa? apa maksud menghilang? katakan Bi Cantika dimana?" Arya benar-benar sangat panik, dia berlari kehadapan Bi Susi.
"Tadi setelah Nak Arya berangkat ke rumah sakit Nak Cantika izin pada Bibi kalau dia akan keluar sebentar tuk menemui temannya. Dia bilang akan pulang saat jam makan siang, tapi...." Jelas Bi Susi sambil menangis, dia sangat merasa bersalah karena dia tidak menemani Cantika tadi.
Arya langsung berlutut di lantai.
"Maafkan Bibi Nak, maaf." Kata Bi Susi ikut berlutut di depan Arya.
"Tidak Bi ini bukan saatnya kita berbicara, kita harus segera mencari Cantika. Dia tidak punya siapa pun tuk dia pergiin. Aku takut terjadi hal buruk saat dia keluar tadi." Kata Arya lalu membantu Bi Susi berdiri.
Arya dan Bi Susi mengendarai mobil mencari Cantika.
"Apa Cantika mengatakan dia mau kemana Bi?" Tanya arya.
"Iya dia bilang mau bertemu temannya di cafe luar kompleks." Jawab Bi Susi.
Arya dan Bi Dusi segera ke cafe tersebut.
Sesampainya di sana Arya langsung mencari pemilik cafe.
"Permisi, maaf Pak apa saya bisa memeriksa CCTV cafe ini? tadi siang teman saya kesini dan sampai sekarang belum pulang." Kata Arya pada pemilik cafe tersebut.
"Iya silahkan, mari saya antar." Kata pemilik cafe.
Arya dan Bi Susi di antar oleh pemilik cafe ke ruang CCTV.
Petugas CCTV mengecek rekaman dari pagi sampai siang.
Mata Arya selalu fokus pada layar.
"Itu Cantika." Seru Arya saat melihat rekaman Cantika yang sedang menyapa seorang pria paruh baya.
"Iya, mungkin pria itu yang dia ingin temui." Kata Bi Susi menunjuk Pak Rohim.
Arya memperhatikan setiap rekaman dan menemukan sesuatu yang membuatnya mengerti kenapa Cantika menghilang.
Pada rekaman, dari pojok cafe terlihat Rika dan dua temannya sedang memperhatikan Cantika.
Jelas bagi Arya kalau penyebab menghilangnya Cantika pasti adalah Rika.
"Ayo Bi aku sudah tau dimana harus mencari Cantika." Kata Arya mengajak Bi Susi pergi.
"Rerima kasih Pak." Kata Arya pada pemilik cafe lalu bergegas keluar.
Arya dan Bi Susi mengendarai mobilnya menuju ke rumah Rika.
Sesampainya di rumah Rika, orang yang membukakan Arya pintu adalah Ibu Rika yaitu Sarah istri paman Cantika.
"Maaf anda mencari siapa?" Tanya Sarah sopan. Sarah merupakan wanita yang sangat sombong dan angkuh. Tapi karena melihat Arya adalah pria tampan dan bermartabat dengan setelan dokter yang masih melekat di tubuhnya, Sarah sangat sopan padanya meski agak jijik dengan Bi Susi yang di samping Arya.
"Dimana Rika menyembunyikan Cantika?" Tanya Arya tanpa membalas kesopanan palsu Sarah.
"Apa? anak buruk rupa itu?" Kaget Sarah mendengar nama Cantika dari pria tampan itu.
"Jaga omongan anda, jawab saja dimana Rika sekarang?" Arya sangat marah karena asarah yang masih juga menghina Cantika.
"Ada apa Mah?" Tanya Paman Cantika Mordan yang baru turun dari lantai atas.
"Ini Pah, ada yang mencari Rika. Katanya Rika menyembunyikan Cantika." Jawab Sarah lalu merangkul lengan Mordan.
Mordan melihat Arya dan Bi Susi.
"Kamu Dokter Arya kan?" Tanya Mordan, dia pernah berobat di rumah sakit Arya jadi mengenali Arya.
"Dimana Rika?" Tanya Arya datar tanpa menjawab Mordan.
"Dia tadi siang keluar dengan teman-temannya sampai sekarang belum pulang Pah." Jelas Sarah dengan gugup pada Mordan yang meliriknya. Sarah tau rencana Rika, bahkan dia mendukungnya. Tapi Mordan tidak. Sifat Mordan berbalik dengan Sarah dan Rika. Mordan sangat bijaksana dan memiliki hati. Meski dia telah mengusir Cantika tapi dia tidak akan setuju jika tau kelakuan Rika itu.
"Iya dan dia keluar untuk membuntuti Nak Cantika lalu entah apa yang dia lakukan pada Nak Cantika sekarang." Sahut Bi Susi kesal.
Mordan sangat terkejut mendengar perkataan Bi Susi.
"Apa yang kamu katakan? Rika hanya kebetulan melihat Cantika di cafe itu." Potong Sarah kecoplosan yang membuat semua orang heran.
"Tunggu, bagaimana Mama bisa tahu kalau Rika kebetulan melihat Cantika di cafe? bukankah Mama bilang Rika keluar dari siang dengan teman-temannya?" Tanya Mordan menatap Sarah dengan curiga.
"Emm itu, sebenarnya tadi Rika menelponku dan mengatakan melihat Cantika di cafe." Jawab Sarah gugup.
"Rika menelpon anda saat sedang asyik bersama teman-temannya hanya untuk melaporkan kalau dia melihat Cantika? apa itu tidak terlalu kurang kerjaan?" Sindir Arya.
Sarah semakin gugup, dia sama saja membongkar kelakuan Rika saat ini.
"Mah apa yang terjadi saat ini?" Tanya Mordan pada Sarah yang saat ini diam saja dengan keringat di dahinya.
"Rika menelponku tadi sore, katanya dia tidak sengaja melihat Cantika yang sedang ngobrol dengan pria paruh baya di cafe siang tadi. Dan.... Rika menculiknya." Sarah mau tidak mau terpaksa mengatakannya.
"Apa? Rika menculik Cantika dan kamu mendukungnya?" Teriak Mordan pada Sarah.
"Tidak Pah aku tidak...."
"Katakan dimana Rika membawa Cantika?" Potong Arya yang sudah sangat marah saat ini. Dia sangat mengkhawatirkan Cantika. Dia diculik siang tadi dan sekarang sudah larut malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Jusrandi Saja
lanjut.../Bye-Bye/
2024-02-03
0
Japung Mobile
selanjutnya
2022-08-30
1