Sesampainyanya di rumah Arya dan Cantika di sambut dengan hidangan makan malam yang lezat.
"Mari Nak Cantika, Nak Arya, Bibi sudah menyiapkan makan malam untuk kalian." kata Bi Susi sambil menghidangkan makanan di meja makan.
Arya berpikir dalam hati di sertai rasa tidak enak hati "Untung saja Cantika menolak saat aku mengajaknya makan malam di luar, kalau tidak Bi Susi pasti akan kecewa karena telah susah payah menyiapkan makanan ini." Batin Arya sambil menatap Cantika.
Cantika malah kepikiran dirinya yang belum sholat maghrib, tapi dia tidak enak hati meninggalkan ruang makan saat ini. Apalagi Bi Susi sangat tulus menyiapkan makan malam ini.
Cantika memutuskan duduk dan makan. Lalu dia mengambilkan makanan untuk Arya. Dia bisa menjama' sholatnya nanti.
Setelah makan malam selesai, Arya pergi ke kamarnya. Sedang Cantika membantu Bi Susi membereskan meja makan dan dapur.
Setelah semua pekerjaan selesai, Cantika juga pergi ke kamarnya untuk sholat. Dia menjama' sholat maghrib dan isya.
Lalu Cantika melanjutkan tulisannya.
Dia menemukan banyak inspirasi hari ini, jadi dia menulis hingga larut malam.
Alarm handphone Cantika berdering, waktu sholat subuh tiba.
Cantika bangun berwudhu lalu sholat, setelah itu dia membaca Al-qur'an dengan suara yang sangat pelan. Dia takut kalau saja Bi Susi mendengar suaranya lagi.
Tapi meski sudah memelankan suaranya tetap saja masih kedengaran. Kali ini bukan Bi Susi yang mendengarnya melainkan Arya. Tadinya Arya terbangun dan merasa haus jadi dia mau turun mengambil air. Tapi saat melewati kamar Cantika yang di sebelah kamarnya Arya mendengar suara merdu yang sangat kecil.
Dengan penasaran Arya mengetuk pintu kamar Cantika, dia merasa itu adalah suara Cantika. Meski terdengar itu bahasa asing tapi dia sangat mengenal suara wanita yang dia cintai itu.
"Tok tok tok." Suara ketukan pintu mengagetkan Cantika.
"Siapa?" Tanya Cantika sambil buru-buru membereskan alat sholat dan Al-qur'annya. Untung saja pintunya dia kunci.
"Aku." Jawab Arya.
Cantika membukakan pintu untuk Arya. "Ada apa Ar? apa kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya Cantika.
Arya menengok ke kiri dan ke kanan mencari sumber suara tadi. "Apa yang kamu baca tadi?" Tanya Arya membuat Cantika panik.
"Emm tidak ada, kenapa?" Cantika merasa sangat gugup.
"Tapi aku mendengar suara yang sangat indah barusan. Memang tidak jelas dan sangat kecil, sepertinya bahasanya juga asing bagiku tapi aku yakin itu suara kamu." Kata Arya membuat Cantika semakin gugup.
"Ah itu, kemarin aku mendengar nyanyian asing yang sangat indah. Itu...nyanyian yang di dengar Bi Susi kemarin. Aku sangat menyukainya jadi aku mempelajarinya dan mencoba menyanyikannya." Dengan susah payah Cantika menemukan alasannya.
"Oh coba aku dengar, sungguh nyanyian itu sangat indah dan menyentuh hati." Kata Arya penasaran.
"Sudahlah itu hanya sebuah nyanyian, aku mau turun ke dapur sekarang." Kata Cantika, terlihat jelas bagi Arya kalau Cantika tidak mengizinkannya mendengar nyanyian itu.
Tapi Arya bukan seorang pemaksa "Ya sudah aku juga mau turun minum." Kata Arya mengendalikan rasa penasarannya.
Melihat arya pergi Cantika merasa legah, tapi di samping itu dia juga merasa tidak enak hati jika terus menyembunyikan ini dari Arya. Cantika memutuskan pasti akan memberi tahu segalanya pada Arya tapi jika saatnya sudah tiba yaitu saat Cantika berhasil menemukan ayahnya.
Entah kapan itu terjadi, Cantika sangat merindukan sosok ayah yang belum pernah dia temui itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments