Ibadah Minggu Di Gereja

Saat melihat Arya menuruni tangga Cantika hanya menunduk sepertinya dia merasa malu tanpa alasan.

Arya sebaliknya malah tersenyum sumringah.

Saat mereka bertiga sedang sarapan Bi Susi membuka obrolan.

"Oh ya Nak Cantika tadi pagi-pagi sekali sebelum Nak Cantika turun ke dapur Bibi tak sengaja mendengar ada suara merdu seperti nyanyian yang begitu indah dan merdu dari dalam kamar Nak Cantika" Kata Bi Susi yang membuat Cantika gugup.

Selama ini dia beribadah secara tertutup. Dia juga sudah memelankan suaranya saat membaca Al-qur'an, tapi kenapa Bi Susi bisa mendengarnya.

Arya merasa penasaran dengan perkataan Bi Susi tapi dia menunggu Cantika menjawabnya.

"Emm itu, aku terbangun sangat pagi jadi aku memutar musik di handpone Bi. mungkin Bibi mendengar suara musik itu."

Jawab Cantika sedikit gugup.

"Tapi suaranya sangat aneh, maksud Bibi sangat unik dan indah. Bahasanya begitu asing, Bibi sendiri tidak tahu itu bahasa apa." Kata Bi Susi lagi merasa penasaran dengan suara itu.

Cantika keringat dingin dan semakin gugup.

"Iya Bi, sekarang banyak lagu dan musik modern dari berbagai negara jadi bahasanya juga mengikuti negara asal musik dan lagu itu."

Jelas Cantika dengan susah payah berpikir.

"Oh begitu, iya Bibi yang sudah tua ini tidak lagi memperhatikan kemajuan musik jadi tidak mengerti dengan musik asing dan modern."

Bi Susi percaya dengan ucapan Cantika.

Arya hanya menjadi pendengar saat ini.

Setelah selesai sarapan Arya dan Bi Susi bersiap untuk ke gereja.

"Cantika mana Bi?" Tanya Arya saat sudah mau berangkat. Dia tidak melihat Cantika saat ini.

"Tunggu Bibi lihat dulu."

"Maaf Ar, Bi, sepertinya aku tidak bisa ikut." Kata Cantika tiba-tiba datang sebelum Bi Susi memanggilnya.

"Kenapa?" Tanya Bi Susi bingung.

Cantika hanya diam menunduk sambil memandangi ujung kakinya.

"Ada apa Can? apa kamu kurang sehat?" Tanya Arya.

"Emm, aku malu. Aku sudah lama tidak keluar apalagi ke gereja. Aku takut mengganggu orang-orang yang sedang fokus beribadah di sana." Ucap Cantika pelan.

Arya bisa menebak mungkin Cantika tidak percaya diri bertemu orang banyak. Dia sangat sedih dengan keadaan Cantika. Dia bersumpah akan menyembuhkan luka di wajah Cantika.

Dengan lemah lembut Arya berkata "Ya sudah kalau kamu tidak mau ikut tapi kamu harus ingat jangan terus-terusan merasa kalau kamu itu berbeda dengan yang lain. Jangan merasa kalau kamu tidak pantas bergaul dengan orang-orang. Ingat bagiku kamu yang terindah."

Cantika merasa tersentuh dengan ucapan Arya tapi dia juga sangat merasa bersalah karena menyembunyikan semuanya dari Arya sampai Arya pun berpikir dia punya luka yang mengerikan di wajahnya.

Pernah dia mau memberi tahu Arya segalanya, tapi kemudian dia berpikir lagi apakah Arya akan menjauhinya kalau mengetahui Cantika seorang muslim? Cantika takut kehilangan satu-satunya sahabat baiknya jadi dia membatalkan niatnya untuk memberi tahu Arya.

"Iya kalian pergilah dengan tenang, saat kalian kembali makan siang pasti sudah siap." Kata Cantika dengan tersenyum.

Meski hanya dapat melihat ekspresinya dari mata tapi itu sudah cukup bagi Arya untuk memahami Cantika. Rasanya ingin sekali dia mengajak Cantika ke dokter bedah yang hebat, atau dia sendiri pun bisa mengoperasi wajah Cantika. Tapi sebelum itu dia harus menunggu Cantika dengan sendirinya bersedia memperlihatkan wajahnya.

Jam makan siang masih lama, jika memasak sekarang akan dingin saat di sajikan. Jadi Cantika naik ke kamarnya lalu membuka laptopnya.

Dia melanjutkan tulisannya yaitu novel dengan judul "Memeluk Islam."

Sejak Ibunya tiada dia mengurung diri di kamar dan mengisi harinya dengan menulis.

Dia sibuk menulis sampai 1 jaman.

Setelah menulis dia turun ke bawah dan mulai sibuk menyiapkan makan siang.

Setelah semua selesai Bi susi dan Arya juga sudah kembali dari gereja.

Cantika langsung menyajikan makanan.

Selesai makan Arya mengajak Cantika keluar jalan-jalan.

"Can, sore ini kita keluar yuk, aku mau membeli sesuatu dan aku memerlukanmu untuk membantuku memilih." Kata Arya pada Cantika saat mereka bersama-sama sedang menaiki tangga menuju lantai atas.

"Kemana?" Tanya Cantika.

"Ikut saja please!" Kata Arya memohon.

"Emm baiklah, tapi tidak boleh lama." Kata Cantika setelah berpikir.

"Oke!" Janji Arya.

Mereka berdua jalan masing-masing, Cantika duluan dan Arya di belakang. Tiba-tiba Cantika terkilir dan hampir terjatuh. Arya refleks menangkapnya.

Pandangan mereka bertemu. Hati Arya membara dan Cantika tersipu malu.

"Maaf, aku kurang hati-hati." Kata Cantika malu.

"Lain kali lebih hati-hati bagaimana kalau aku tidak di sini?" Kata Arya penuh perhatian.

"Iya." Wajah Cantika sudah memerah dan terasa panas karena pose tadi sangat itim. Untung saja wajahnya tertutup cadar jadi Arya tidak melihatnya.

Episodes
1 Malam Kelam
2 Chef Dokter Arya
3 Keluar Rumah Sakit
4 Alasan Di Balik Cadar Cantika
5 Seperti Nyanyian Indah
6 Ibadah Minggu Di Gereja
7 Anjing Yang Menggonggong
8 Rasa Penasaran Arya
9 Dakwah Melalui Novel
10 Cantika Menghilang
11 Cantika Yang Malang
12 wajah Yang Sangat Indah
13 Penerbitan Novel Cantika
14 Menemui Penggemar
15 Menyiapkan Operasi Cantika
16 Ayah Cantika
17 Andai Arya Seorang Muslim
18 Menebus Rumah Lama
19 Tiada Dalam Islam
20 Bertemu Rika Dan Arya
21 Identitas Cantika Terbongkar
22 Kekecewaan Arya
23 Cantika Pergi
24 Pemenang
25 Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
26 Lamaran Arya
27 Pernikahan
28 Karma
29 Bersatunya Keluarga Cantika
30 Danish Berkelahi
31 Tahajjud
32 Pertanyaan Polos Danish
33 Kekesalan Rika
34 Malam Indah Di Taman
35 Danish Di Culik
36 Ancaman Remon
37 Menemukan Danish
38 Pengakuan Rika
39 Bi Susi Kembali
40 Firasat Cantika
41 Imam
42 Ada Yang Berubah
43 Remon Keluar Penjara
44 Pak Rohim Masuk Rumah Sakit
45 Stroke
46 Masjid Tidak Seperti Itu
47 Saling Menyuapi
48 Membawa Pak Rohim Pulang
49 Tingkah Menggemaskan Arya
50 Kejutan Malam Romantis
51 Menitipkan Pak Rohim Pada Bi Susi
52 Menemui Remon
53 Melakukan Hal Yang Tidak Mungkin
54 Mengangkat Tangan
55 Pembelaan
56 Rasa Sakit
57 Pergi
58 Rencana Cantika
59 Mirip
60 Rencana Arya Dan Putra Kecilnya
61 Dibawah Polisi
62 Kejahilan Danish
63 Pura-pura Sakit
64 Tiba-tiba Melemah
65 Cantika Di Culik
66 Alasan Dibalik Rencana Remon
67 Cincin Dewa
68 Pemilik Berikutnya
69 Menyimpan Cincin Dewa
70 Kembaran
71 Bingung
72 Bukan Arya
73 Terjebak
74 Bersatu
75 Pertemuan Surya dan Rika
76 Surya Memeluk Islam
77 Bertemu Kembali
78 Tersipu Malu
79 Semangat
80 Kecelakaan
81 Kepikiran
82 Semangat Kembali
83 Latihan
84 Surya dan Rika Bersatu
85 Bi Susi
86 Berkumpul
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Malam Kelam
2
Chef Dokter Arya
3
Keluar Rumah Sakit
4
Alasan Di Balik Cadar Cantika
5
Seperti Nyanyian Indah
6
Ibadah Minggu Di Gereja
7
Anjing Yang Menggonggong
8
Rasa Penasaran Arya
9
Dakwah Melalui Novel
10
Cantika Menghilang
11
Cantika Yang Malang
12
wajah Yang Sangat Indah
13
Penerbitan Novel Cantika
14
Menemui Penggemar
15
Menyiapkan Operasi Cantika
16
Ayah Cantika
17
Andai Arya Seorang Muslim
18
Menebus Rumah Lama
19
Tiada Dalam Islam
20
Bertemu Rika Dan Arya
21
Identitas Cantika Terbongkar
22
Kekecewaan Arya
23
Cantika Pergi
24
Pemenang
25
Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
26
Lamaran Arya
27
Pernikahan
28
Karma
29
Bersatunya Keluarga Cantika
30
Danish Berkelahi
31
Tahajjud
32
Pertanyaan Polos Danish
33
Kekesalan Rika
34
Malam Indah Di Taman
35
Danish Di Culik
36
Ancaman Remon
37
Menemukan Danish
38
Pengakuan Rika
39
Bi Susi Kembali
40
Firasat Cantika
41
Imam
42
Ada Yang Berubah
43
Remon Keluar Penjara
44
Pak Rohim Masuk Rumah Sakit
45
Stroke
46
Masjid Tidak Seperti Itu
47
Saling Menyuapi
48
Membawa Pak Rohim Pulang
49
Tingkah Menggemaskan Arya
50
Kejutan Malam Romantis
51
Menitipkan Pak Rohim Pada Bi Susi
52
Menemui Remon
53
Melakukan Hal Yang Tidak Mungkin
54
Mengangkat Tangan
55
Pembelaan
56
Rasa Sakit
57
Pergi
58
Rencana Cantika
59
Mirip
60
Rencana Arya Dan Putra Kecilnya
61
Dibawah Polisi
62
Kejahilan Danish
63
Pura-pura Sakit
64
Tiba-tiba Melemah
65
Cantika Di Culik
66
Alasan Dibalik Rencana Remon
67
Cincin Dewa
68
Pemilik Berikutnya
69
Menyimpan Cincin Dewa
70
Kembaran
71
Bingung
72
Bukan Arya
73
Terjebak
74
Bersatu
75
Pertemuan Surya dan Rika
76
Surya Memeluk Islam
77
Bertemu Kembali
78
Tersipu Malu
79
Semangat
80
Kecelakaan
81
Kepikiran
82
Semangat Kembali
83
Latihan
84
Surya dan Rika Bersatu
85
Bi Susi
86
Berkumpul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!