Saat Arya pulang dari rumah sakit waktu sudah menunjukkan jam makan malam.
Cantika dan Bi Susi sudah menyiapkan makan malam di meja makan.
"Wah makanan sebanyak ini, hmm aku memang sangat lapar." Kata Arya lalu duduk dan mulai mengambil makanan.
"Makanlah semua ini Cantika yang masak, wow sungguh Cantika sangat pandai memasak. Bibi bahkan hanya bisa memperhatikannya saja." Puji Bi Susi.
"Ah Bibi, ini juga kan Bibi yang bantu." Ucap Cantika malu dengan pujian Bi Susi.
"Cantika memang sangat pintar memasak Bi hanya saja dulu kalau aku ke rumahnya dia sengaja bermalasan agar bisa menikmati masakanku." Canda Arya.
"Hehe aku tidak malas tapi masakanmu jauh lebih enak jadi tentu saja harus memberi peluang padamu untuk menyiapkan masakan lezatmu, kalau tidak keahlianmu ini akan sia-sia." Balas Cantika menggoda.
"Hm lihat Bi, Cantika dari dulu sangat pandai bicara sampai aku tak bisa berkata lagi." Keluh Arya pada Bibi yang membuat Cantika tersenyum.
"Cantika sangat benar kalau keahlian memasakmu tidak dia manfaatkan terus kamu mau manfaatkan kemana keahlianmu ini? kamu kan seorang Dokter bukan Chef untung-untung ada Nak Cantika yang mau jadi pelanggan tetapmu." Kata Bi Susi membela Cantika.
"Betul Bi." Cantika tertawa sambil mengajukan jempolnya membuat Arya manyun dan pura-pura kesal tapi sebenarnya Arya sangat bahagia saat ini. Bisa bersama dan membuat wanita yang dia cintai tersenyum sangat menyenangkan.
"Oh ya Bi, besok kita bertiga berangkat ke gereja bersama-sama yah." Kata Arya yang membuat Cantika kaget dan bingung.
"Iya Nak Arya, besok juga hari pertama Cantika bersama kita memasuki gereja keluarga besar kita." Sahut Bi Susi mengiyakan.
Cantika sangat bingung, bagaimana mungkin dia memasuki rumah ibadah itu lagi. Tapi dia juga tidak mungkin bisa menolak Arya dan Bi Susi.
Keesokan harinya Cantika bangun untuk sholat subuh. Dia sudah fasih dalam membaca Al-qur'an dan beribadah karena sudah 4 tahun dia belajar keras tentang islam.
Bi Susi yang lewat depan kamarnya tak sengaja mendengar ada suara merdu seperti nyanyian yang indah dari dalam kamar Cantika.
Meski penasaran tapi sepagi itu dia tidak enak hati mengetuk pintu Cantika.
Bi Susi turun ke bawah dan sibuk membersihkan rumah.
Setelah sholat dan membaca Al-qur'an Cantika turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Saat sarapan siap Bi Susi juga sudah selesai membersihkan rumah.
"Wah kamu bangun dan memasak pagi sekali." Kata Bi Susi saat baru saja mau masuk dapur menyiapkan sarapan pagi.
"Iya Bi aku sudah terbiasa bangun pagi." Ucap Cantika sambil menyajikan makanan di meja makan.
"Tolong bangunkan Nak Arya, sepertinya dia masih tidur. Kita harus ke gereja pagi-pagi sekali." Bi Susi menyuruh Cantika membangunkan Arya.
"Baik Bi." Tanpa berpikir Cantika dengan senang hati naik ke atas dan membangunkan Arya.
"Ar..Arya, apa kamu sudah bangun? Bi Susi memintamu turun, sarapan sudah siap dan kamu juga harus ke gerejakan?" Kata Cantika sambil mengetuk kamar Arya.
Arya yang masih tidur nyenyak seperti mendengar suara yang indah di dalam mimpinya.
"Ar?" Panggil Cantika lagi sambil mencoba mengetuk-ngetuk pintu karena tidak ada jawaban dari dalam.
Tapi pintunya malah terbuka, sepertinya tidak di kunci dan Cantika tadi mengetuknya dengan keras.
Cantika kaget karena pintu berhadapan langsung dengan tempat tidur Arya. Wajah tampan Arya terpampang jelas di depannya dengan baju kaos putih ketat dan celana pendek rumahan. Aurah Arya begitu mempesona di bandingkan saat mengenakan setelan jas atau kemeja dan seragam dokternya.
"Arya bangun dan turun sarapan." Teriak Cantika dan langsung lari ke bawah, rasanya wajahnya saat ini sangat panas entah karena apa.
Arya kaget mendengar teriakan Cantika dan seketika bangun.
Dia mengira tadi dia hanya mendengar suara Cantika dalam mimpi, tapi barusan saat dia bangun dia mendapati punggung Cantika yang berlari dari kamarnya.
"Hehe kenapa dia berlari? apa aku sejelek itu saat tidur?" Tanya Arya pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ateu Chantika
Next
2022-09-06
1