Dalam perjalanan ke tempat itu, aku dan Rion saling mengobrol satu sama lain, walau pedang ini memiliki sifat buruk sayangnya hanya dia saja yang aku bisa ajak bicara.
"Rion dan Lion, bukannya nama kita agak sedikit cocok.. mungkinkah kita sudah ditakdirkan bersama."
"Kau ini, aku seorang Dewi jika macam-macam kukirim kau ke neraka."
"Maksudku sebagai teman, memangnya kau ini cantik... bagiku kau hanya terlihat seperti pedang saja."
"Fufu jika nanti kau jatuh cinta awas... aku ini memiliki tubuh montok, body oke rambut indah panjang, setiap aku berjalan itu turun naik dengan baik."
Jika dia mengatakannya sampai sejauh itu, aku malah merasa tidak yakin.
Mengikuti jalanan berlantai batu aku akhirnya tiba di sebuah mansion yang memiliki tembok bunga mawar, entah itu bangunan ataupun perkarangannya semuanya dililit tanaman tersebut.
Aku dengan ragu masuk ke dalam dan kutemukan wanita berambut hitam panjang dengan gaun gothic berwarna serupa, satu tangannya memegang payung sementara satu lagi memegang penyiram bunga.
Rion yang selalu diam saat ada seseorang, untuk pertama kalinya berbicaralah.
"Dia vampir."
"Apa vampir bisa secantik ini."
"Harusnya kau berkaca sendiri, wajahmu juga cantik walaupun pria."
"Itu salahmu, berikan wajahku yang keren."
"Dengar... di dunia ini jumlah wanita itu lebih banyak dibanding pria, aku tidak ingin kau terhambat karena mereka. Berterima kasihlah padaku."
"Dan ke siapa aku menyalahkan keadaan tersebut?"
"Semuanya salah raja iblis."
"Ada raja iblis kah di sini."
Mungkin saja peperangan banyak menghabisi pria yang ikut berperang, aku sama sekali tidak ingin berurusan dengan raja iblis.
Lebih dari itu, aku perlu uang sekarang.
Ketika aku mendekat wanita di depanku segera mundur.
"Kenapa kau mundur?"
"Habisnya kau pria, aku bisa membedakan jenis kelamin seseorang saat mencium baunya."
Akhirnya ada yang mengetahuiku tanpa harus aku menyebutkannya. Rasanya pengen nangis terlebih saat wanita itu terus saja menghindariku.
Aku berjalan satu langkah dan wanita itu mundur satu langkah, saat aku mundur satu langkah dia maju satu langkah.
"Apa-apaan ini? Namamu Valentine kan? Namaku Lion. Aku datang kemari mau meminta ulat bulu emas."
"Ambil saja sebanyak yang kau mau dan segera pergi dari sini."
Ia mengatakannya selagi bersembunyi di balik tiang rumah.
"Kenapa kau ini?"
"Aku memiliki ketakutan pada pria, mereka hewan buas yang mencoba mengambil kesucian siapapun."
Rion tertawa terbahak-bahak.
"Kau orang yang unik, padahal kau vampir.. kau bisa membunuh mereka jika mau."
Itu perkataan yang tidak pantas dikatakan oleh seorang Dewi.
"Memangnya aku mau menjadi vampir?"
"Ada vampir yang tidak mau menjadi vampir, Lion bukannya itu lucu?"
Aku hanya memasang wajah bermasalah.
"Pokoknya cepat pergi dari sini, biasanya aku tidak ingin memberikan apapun pada siapapun."
Setelah mendapatkan cukup banyak ulat bulu emas aku pun memutuskan untuk segera pergi ke sungai dengan membawa alat pancing yang kubuat sendiri.
Di sana aku menggunakan ulat bulu yang kutangkap sebagai umpan hingga lima ikan buntal yang dimaksud telah kudapatkan, sementara ikan yang lain kujadikan santapan makan siang saja.
Setelah membuat api aku mulai memanggangnya, setelah matang baru aku mengambilnya namun saat kusadari dua diantara mereka telah menghilang, dan pelakunya duduk di sampingku.
Dia terlihat seperti seorang gadis Elf dengan rambut perak memukau dengan kilauan mata berwarna hijau emerald, hidung mancung serta bibir tipis seolah dipulas dengan warna merah darah.
Jika turun ke bawah dia memiliki kulit yang sangat putih mirip salju seolah transparan yang mana dibungkus dengan gaun terusan berwarna serupa.
"Rion."
"Ada apa Lion? Kau terkesima denganku, pinggangku ramping dan dadaku besar apa aku ini tipemu? Maaf saja, aku ini seorang Dewi kau tidak akan bisa merebut hatiku."
Yap, kecuali dia diam dia wanita yang manis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 523 Episodes
Comments
Danang Budi
truu
2022-09-07
1
Lari Ada Wibu
kekkekekek menarik🗿
2022-09-05
0
Alezonyth
jejak
2022-06-20
0