"Memiliki segalanya bukan berarti kebahagiaan akan kau dapatkan."
Perkataan itu kudapatkan saat berumur 5 tahun, dibesarkan di kalangan keluarga kaya raya, aku Lion hanya hidup demi diriku sendiri.
Orang-orang mulai menaruh ketakutan besar terhadapku seolah mereka melihat monster, bagi mereka orang tua mereka hanyalah bawahan orang tuaku jika aku mulai tidak suka dengan mereka maka orang tua mereka akan kehilangan pekerjaan mereka dan jatuh miskin.
Itulah yang dikatakan semua teman sekelasku hingga membuatku kesepian.
Pengaruh kedua orang tuaku telah mencapai semua lapisan kelas maupun status sosial mereka bahkan setiap orang akan memperlakukanku sangat baik hingga semenjak itu kehidupan yang kujalani sangat membosankan.
Semuanya hanyalah kepalsuan, hidup kesepian dan tak memiliki siapapun yang akan memarahimu jika kau salah ataupun mencoba membuatmu memilih keputusan yang benar.
Semua itu.
Membosankan.
Membosankan dan.
Membosankan
Aku mulai mencoba menghabiskan waktu bermain game sepanjang waktu, bahkan ketika orang tuaku menyita semua uang milikku aku mulai menggunakan tabunganku untuk membeli game hingga kejadian ini terjadi.
Saat aku membuka mataku sosok Rion dan Valentine tampak berdiri selagi memperhatikanku.
"Apa yang kau lakukan Dewi sialan?" teriakku.
"Siapa yang kau panggil Dewi sialan, sialan."
"Akan kubalas kau."
Aku menarik pipi Dewi jahat itu hingga ia membalasku dengan hal sama. Berani sekali orang ini mencoret-coret wajahku dengan tinta saat aku tidur.
Sekarang aku bisa melihat diriku tampak kacau.
"Yah, kau terlihat kesakitan barusan... kupikir sedikit komedi di wajahmu akan dapat membantu."
"Itu memang membantu, saat aku bisa mencoret-coret wajahmu."
"Kau ingin menodai wajah suciku, oh, itu tidak bisa."
"Kemarilah."
Kami berdua berlari berputar-putar di ruangan sempit ini sampai dia bersembunyi di belakang Valentine.
"Perisai Vampir."
Dewi ini kurang ajar.
"Kalian berdua tolong jangan bertengkar, aku sudah melarangmu untuk tidak menggangu Lion tapi kamu tidak mau dengar."
"Kapan lagi bisa menjahili orang ini."
Lain kali akulah yang akan menjahilinya.
Dia melukis wajahku dengan kumis serta mata hitam yang mirip anak kucing, syukurlah aku masih bisa menghapusnya dengan air.
"Uang kita sudah habis, Sekarang mau tidak mau kita hanya bisa makan yang ada di sekitar kota ini."
"Itu tidak masalah, kuharap ada makanan enak."
"Kau tidak mengatakan apapun Rion?"
"Gunakan aku sebaik mungkin."
"Kau tidak pernah meminta maaf kah?"
Aku mengambil sebuah krikil untuk melemparkannya ke arah seekor katak besar, lemparanku mengenai punggungnya hingga dia berbalik untuk mengejarku.
"Uwaaah."
Aku menggiringnya ke arah jebakan yang sebelumnya kami buat, saat aku melompat tubuh katak itu terperosok ke dalam lubang hingga katak itu berusaha untuk keluar dari sana namun pedangku lebih dulu melukai lehernya hingga mati.
Di dunia ini daging katak merupakan olahan daging yang cukup digemari, karena aku tidak terbiasa memakannya aku menggantikannya dengan buah-buahan yang kupetik sementara dagingnya sendiri aku serahkan pada penduduk kota setelah mengolahnya menjadi sup.
Orang-orang tampak menyukainya termasuk pemilik wilayah ini, dia pria yang berbicara padaku akan tetapi tiba-tiba saja tubuh mereka bercahaya dan setiap orang menjatuhkan mangkuk mereka ke lantai granit hingga tumpah ke segala arah.
"Apa-apaan ini? Mereka semua menghilang?"
"Maaf tidak memberitahukanmu lebih awal Lion, tapi penduduk kota ini telah meninggal sejak lama."
"Apa yang kau katakan? Bukannya pria itu memintaku untuk mengantarkan seluruh penduduk ke kota aman dan juga anak kecil yang meminta uang padaku?"
"Mereka hanya sosok yang disebut sebagai hantu."
Aku jelas tidak bisa menerima hal semacam ini.
"Dengar Lion, ketika mereka hidup mereka berharap ada seseorang yang menyelamatkan mereka dengan memberi mereka makanan sayangnya itu sama sekali tidak ada sampai mereka meninggal, sementara pria itu... apa kau masih ingat kuburan yang kita temui saat datang kemari?"
Aku mengangguk mengiyakan.
"Itu adalah makamnya sendiri, dia sepertinya berusaha mencari bantuan petualang sayangnya dalam perjalanan dia diserang hewan buas dan mati."
"Sial."
Aku meninju meja yang kugunakan sebagai tempat memasak.
"Lion?" panggil Valentine.
"Seberapa kejamnya dunia ini?"
"Yang jelas lebih dari dunia yang disebut bumi... hanya satu hal yang menjadi kekurangan dari dunia ini yaitu kemunculan pahlawan yang dapat menyelamatkan semuanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 523 Episodes
Comments
Eka Nurmila
mereka menghilang, karena harapan mereka akan seseorang yang datang dan memberikan makan telah terkabulkan
2022-12-24
2
Alezonyth
👣
2022-06-20
0
Draco Acquilla Rubrum Kness
mantappppppppppppppppp
2022-04-23
1