Dalam perjalanan kembali ke istana aku mengambil terong dari lapak pedagang lalu menunjukkannya ke arah Valentine.
"Lihat Valentine, terong ungu ini sangat besar."
"Hentikan... jangan menunjukannya padaku, aku tidak suka terong, bentuk mereka sangat panjang dan itu terlihat sangat mesum."
"Kau bisa menyentuhnya, ayo sentuh."
"Jangan mendekatiku.... hentikan."
Aku mengejar Valentine dari belakang sementara para penduduk menatapku dengan mata seperti ikan mati dan berkata hal sama.
"Permainan macam apa itu?"
"Nah Rion, cepat rubah dirimu jadi manusia, kau mungkin akan menyukai sayuran ini."
"Aku tidak mau."
Kurasa sudah cukup membalas perlakuan mereka sebelumnya, sekarang aku sudah puas.
Kami memasuki kediaman istana lalu menuju menara paling atas di mana dijadikan sebagai penjara.
Pintunya dikunci jadi aku mendobraknya dengan mudah, dan yang kulihat pertama kali adalah seorang gadis berambut biru panjang duduk di ranjang, mata bulat besarnya dipenuhi tatapan kesedihan walaupun sejujurnya ada pesona indah di baliknya, tubuhnya yang ramping dibungkus dengan gaun putih berenda serta ada mahkota di atas kepalanya jadi bisa kuanggap dia memang keluarga kerajaan.
"Jangan dekati aku."
Dia menarik selimutnya untuk menutupi dirinya sendiri. Valentine bergerak maju dan ia mengendus-endus tubuhnya.
"Syukurlah, dia masih perawan rupanya."
Aku tidak tahu bagaimana Valentine melakukanya, mungkin itu kemampuan khusus yang dimiliki vampir.
Aku melirik ke arah meja yang diletakkan di dekat jendela, ada beberapa buah-buahan yang dibiarkan begitu saja tanpa tersentuh sedikitpun.
Pantas saja tubuh gadis ini kurus, dia tidak berusaha memakannya.
Aku mengambil satu buah lalu memasukannya ke dalam mulutku selagi duduk di kursinya, Rion merubah dirinya ke bentuk elf dan lalu duduk di pangkuanku selagi mengambil buah yang sama.
"Duduklah di tempat lain sana."
"Pantatku bisa sakit jika duduk di lantai dan lebih baik jika kau melepas topengmu, gadis ini mungkin ketakutan."
Aku cukup kesal karena dia mengatakan hal yang benar, aku melepaskan topengku lalu menaruhnya di meja.
"Anu, siapa kalian?"
"Jangan khawatir gadis muda, kami baru saja mengalahkan iblis yang mengambil alih kota ini dan sekarang kau bebas."
Gadis itu menangis.
"Apa perutmu sakit?" tanya Valentine.
"Tidak, aku sangat senang... terima kasih banyak."
"Lalu di mana raja dan ratu?" atas pertanyaanku gadis itu menggelengkan kepalanya beberapa kali
Rion mencengkeram kerah bajuku.
"Kau seharusnya tidak menanyakan hal itu. Dia jadi sedih."
"Maaf."
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja."
"Namaku Lion, gadis jahat ini Rion dan orang yang berada di dekatmu Valentine. Kami petualang."
"Aku Calistha Fermia."
"Dia sangat imut."
"Aku juga berpikiran yang sama," balasku pada Rion.
Aku meminta Calistha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan itu cukup mengejutkan, tak hanya para penjaga yang telah dimusnahkan, mereka juga telah membunuh raja dan ratu di depan putrinya.
Awalnya putri ini akan diserahkan pada Raja Iblis Utara syukurlah kami tidak terlambat, mengingat situasi yang buruk tengah terjadi di kerajaan ini kami tidak mungkin meninggalkan Calistha sendirian.
Aku akhirnya meminta Valentine terus bersama putri sementara aku dan Rion dalam wujud pedangnya akan mengumpulkan beberapa orang yang mau melindungi kota ini, setelah mengenakan topengku kembali aku berdiri di depan semua penduduk ibukota yang bahagia sekaligus khawatir.
Sebelumnya mereka dijadikan sebagai pekerja paksa ataupun sebagai budak tapi sekarang mereka sudah bebas.
"Bukannya dia yang menyelamatkan kita semua."
"Benar, kami juga melihatnya."
"Tenanglah kalian semua, namaku Lion seperti yang kalian katakan aku sudah menyelamatkan ibukota ini tapi semua itu tentu perintah dari Putri Calistha yang aku layani... Putri Calistha berniat untuk mengambil kerajaannya kembali, siapapun yang ingin berjuang silahkan maju dan bergabunglah dalam pasukan kesatria yang baru yang akan dinamai pasukan pembebasan.
Keheningan terasa di antara kami semua.
Mereka semua berbisik satu sama lain.
"Apa kalian ingin membiarkan negeri ini seperti ini saja, para iblis itu telah mengambil hak kalian untuk hidup, membunuh keluarga kalian bahkan menodai anak-anak kalian.. sekarang sudah waktunya kita membalas mereka demi masa depan kita sendiri."
Salah satu wanita mengangkat tangannya, dia memiliki rambut merah panjang dengan mata merah ruby yang dipenuhi tekat kuat.
Dia mengangkat sebuah pedang dengan kedua tangannya setinggi dada yang mana menandakan sikap untuk mengabdikan diri dan memberikan nyawanya pada kerajaan ini.
"Namaku Lucia... aku ingin bergabung."
Dia adalah wanita yang sebelumnya aku selamatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 523 Episodes
Comments
Alezonyth
👣
2022-06-20
0
Draco Acquilla Rubrum Kness
mantappppppppppppppp
2022-04-23
1
Draco Acquilla Rubrum Kness
mantapppppppppppppp
2022-04-23
1