Sekembalinya ke ibukota Angela dan putrinya mendapatkan kediaman mereka di tengah kota dan mulai besok Angela mulai mengajar pelatihan pada prajurit baru.
Sementara itu, aku serta anggota partyku berada di luar kota dan siap memasang jembatan di sana.
Aku memberikan cangkul pada Harty.
"Tunggu, kenapa cuma aku yang harus menggali?"
"Yah, aku tidak tega membuat Valentine menggali tanah."
"Ini namanya pilih kasih."
"Tidak ada namanya pilih kasih lagipula aku juga ikut menggali."
"Ampun."
Valentine memotong.
"Biar aku menggali juga."
"Tidak usah Valentine nanti kukumu rusak, aku selalu melindungi gadis feminim sepertimu."
"Aku marah."
"Kuberikan jatah dua kali lipat."
"Sepakat.... hora, hora."
Harty mulai menggali dengan bersemangat, aku pun mengikutinya di sisi yang berbeda secara normal tentunya.
Rencanaku adalah memasang jebakan sekeliling kota ini dan menghabisi sisanya dari atas tembok dengan panah ataupun sihir yang praktis.
"Kau membuang waktu saja, kau bisa menghabisi iblis rendahan itu dengan seorang diri saja."
"Jika kulakukan orang akan curiga, nanti kau akan ketahuan."
"Benar juga, aku tidak kepikiran."
Masalah sesungguhnya bukan datang kepadanya melainkan kepadaku, aku tidak ingin menjadi musuh dunia ini.
"Aku akan membantu dengan membeli minuman dingin."
"Terima kasih."
Valentine terbang masuk ke dalam kota dengan payungnya hingga Harty berkata ke arahku.
"Valentine itu ras vampir, tapi dia tidak seperti vampir.. apa ada yang salah dengannya?"
"Dia hanya dirubah jadi vampir oleh seseorang, hatinya tetap saja manusia."
"Begitu, pantas saja kau memperlakukannya dengan baik... aku akan bersemangat bekerja agar dapat makanan tiga lipat."
"Dua kali lipat juga sudah cukup," kataku lemas.
Saat Valentine kembali dia memang datang dengan minumannya tapi tidak sendirian dia datang bersama seluruh penduduk ibukota.
"Lion."
"Kenapa kalian kemari?"
Salah satu perwakilan menjawab pertanyaanku.
"Kami ingin ikut melindungi kota kami, sebelumya kami tidak mampu melakukannya tapi sekarang kami ingin berusaha sekeras mungkin."
Aku mengangguk sebagai jawaban dan mereka semua mulai turun ke lubang galian dan mulai mengeluarkan tanah ke atas.
Aku duduk selagi menikmati air dingin yang sebelumnya dibawa oleh Valentine, dengan membuka topengku sedikit aku menghisap air itu dengan sedotan.
"Bagus sekali kan Lion, jika sebanyak ini yang membuat lubang paritnya, aku yakin akan selesai dengan cepat."
"Itu benar, tapi sayangnya jumlah iblis yang datang kemari sangatlah banyak."
"Ngomong-ngomong berapa itu?"
"Sebanyak 50.000 iblis dengan berbagai ukuran, dan akan tiba selama lima hari lagi."
Aku mengetahuinya dengan skill milikku.
Valentine terkejut hingga menutupi mulutnya.
"Iblis biasa masih bisa dikalahkan para pasukan, hanya saja ada beberapa Arc Demon yang turut datang kemari."
"Mustahil, mereka semua akan terbantai habis."
"Karena itulah jika terpaksa aku akan bertarung serius... meskipun jika mereka akhirnya mengetahui siapa diriku sesungguhnya."
"Yah, jika Lion menjadi musuh seluruh dunia aku akan selalu bersamamu dan mendukungmu jadi jangan ragu untuk melibatkanku."
"Terima kasih."
Harty yang sudah menggali setengah dari pengerjaan mengusap keringat di pipinya lalu berjalan ke arahku dengan lemas para penduduk juga terlihat sudah kelelahan.
"Perutku lapar sekali."
Kurasa sudah waktunya menghentikan pekerjaan untuk hari ini, di kedai itu aku memesan setumpukan daging yang ditaruh secara menumpuk.
"Selamat makan."
Orang-orang tampak heran dengan kedua sosok ini, termasuk sosok elf berambut perak yang cantik yang ikut makan bersama kami.
Hanya saat makan saja Rion tidak takut jika identitasnya diketahui.
"Enak sekali, hmmm... Lion berikan makanan yang kau makan itu, sepertinya enak."
"Jika suka ambillah."
"Baiklah."
Dewi ini sama sekali tidak mencerminkan dewi pada umumnya.
Aku meminum air sebelum menggerakkan topengku ke bawah, menutup seluruh wajahku.
Harty yang belum pernah melihat wajahku bertanya.
"Aku berpikir sejak lama, mungkinkah topengmu menyembunyikan tanda lahir yang besar atau mungkin matamu juling."
"Aku hanya menyembunyikan wajahku saja agar tidak menarik banyak orang."
Valentine memotong.
"Singkatnya wajah Lion itu sangat tampan, jika wanita melihatnya mereka akan jatuh cinta dan Lion tidak akan kesulitan mengatasi mereka."
"Siapa yang sulit mengatasinya, aku hanya tidak ingin ada hal yang merepotkan."
"Jika tampan kenapa Valentine tidak terpengaruh?"
"Bukannya tidak berpengaruh, aku cuma menahan diri saja."
"Sekarang aku percaya."
Rion juga menambahkan.
"Aku juga yang melarangnya lagipula jika terlalu banyak hambatan itu akan menganggu petualangan kita."
"Ah jadi begitu, aku tidak tahu sih tapi kudengar manusia suka bereproduksinya dibandingkan naga."
Seharusnya dia tidak mengatakan hal yang ambigu seperti itu.
Para wanita yang tidak sengaja mendengarnya mengerumuniku.
"Apa wajahmu tampan, boleh aku melihatnya."
"Aku juga ingin melihatnya."
"Aku penasaran."
Sekarang aku tahu maksud dari Rion sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 523 Episodes
Comments
Draco Acquilla Rubrum Kness
mantappppppppppppppppp
2022-04-23
1
Akagami-sensei
ckcck jdi tampan sudah ya, lah gw yg stabdar cuna bsa iri
2022-03-17
1
SikilatHitam
lanjutkan Thor semakin seru dan tetap semangat....
2022-03-16
0