Terpanggil Ke Dunia Lain Oleh Dewi Jahat

Chapter 04 : Elf Berambut Perak

"Bisakah kau mengembalikan wajahku sedia kala."

"Itu bukan masalah bagiku, hanya saja kau yakin tidak ingin terlihat seperti itu."

"Sama sekali tidak, aku suka wajahku yang dulu."

"Karena aku sedang senang, aku akan mengabulkan permintaanmu itu."

Aku menatap kembali bayanganku di air sungai yang tenang dan kulihat aku seperti aku yang dulu, rambut hitam pendek menutup kedua telingaku, mata berwarna hitam serta hidung dan mulutku tetap sama juga.

Aku menarik nafas lega.

"Kau memang tampan dengan wajah itu, jadi pastikan untuk tidak berusaha mencari Harem atau sebagainya."

"Aku akan menutup wajahku dengan topeng," kataku lemas.

"Itu bagus."

"Tapi dengan satu syarat?"

"Apa itu?"

Aku duduk kembali di samping Rion.

"Tolong katakan siapa kau sebenarnya? Dan juga kenapa statusku sangat lemah."

"Soal itu karena aku juga lemah, di masa lalu kekuatanku disegel di enam tempat berbeda oleh semua orang kuat di dunia ini, jika kau ingin kuat maka kau harus pergi ke tempat itu dan mengambil kekuatanku."

"Aku? Bukannya lebih baik jika kau saja."

"Kurasa aku sudah tidak membutuhkannya lagi itu lebih baik digunakan olehmu dan juga bisakah kau tidak memanggilku kau? Panggil aku Rion."

Aku hanya tersenyum masam lalu melanjutkan.

"Soal Dewi?"

"Aku adalah Dewi jahat yang sebelumnya ditakuti oleh seluruh dunia ini."

"Hah?"

Aku terdiam hingga tak bisa berkata apa-apa lagi, dengan kata lain gadis secantik ini adalah Dewi jahat.

"Aku melarikan diri dari penjara yang mengurungku, saat di padang rumput itu aku menggunakan sihir pemanggilan dan aku memilihmu agar terpanggil ke dunia ini."

"Dengan kata lain sebenarnya aku masih hidup?"

Rion mengangguk mengiyakan.

"Aku tidak ingin kau menyalahkanku karena memanggilmu kemari, sebenarnya saat kau jatuh kau masih hidup."

"Jadi itu yang terjadi."

Ini pasti akan terasa berat.

"Jika seseorang tahu bahwa aku bersama Dewi jahat maka apa yang terjadi?"

"Semua orang akan memburumu, raja iblis, para pendeta agung, setiap kerajaan bahkan para ras lain akan membunuhmu."

"Kau ternyata banyak musuh."

"Aku orang jahat, jika kau ingin meninggalkanku pergi saja sana."

Walau Rion mengatakan ini dan itu sebenarnya dia sedang ketakutan jika aku pergi meninggalkannya sendirian, tangannya gemetaran sekarang.

"Haaaaaaa," aku membuang nafas panjang lalu melanjutkan.

"Mau bagaimana lagi, karena sudah ada di sini aku putuskan akan terus melanjutkan hal seperti ini."

"Kau serius? Maksudku, sudah sewajarnya lagipula aku yang sudah memanggilmu ke dunia ini."

Dasar bodoh, mana mungkin aku bisa meninggalkan gadis yang kesepian sepertinya terlebih aku suka gadis berdada besar dan telinga runcingnya.

Apa aku bisa menyentuhnya lain kali.

Ketika aku dipenuhi pikiran aneh Rion menyela.

"Ngomong-ngomong aku bisa membaca pikiran seseorang."

"Ugh."

Aku tersedak hingga batuk-batuk, aku berusaha keras untuk memukul dadaku agar makanan bisa tertelan dengan baik.

"Makanan ini sangat enak kalau saja ada nasi pasti semuanya sempurna."

"Jangan pura-pura tidak terjadi apapun."

Rion masih memelototiku dengan tatapan dinginnya.

Sekembalinya ke guild aku menerima uang dari hasil penyelesaian quest, dengan uang ini aku bisa menyewa penginapan serta mengganti topeng di wajahku yang seutuhnya dibuat dari daun.