Pagi hari itu aku memeriksa bagaimana latihan sesungguhnya dimulai, tak hanya Lucia maupun para pasukan lainnya. Calistha yang merupakan putri dari kerajaan ini juga turut berjuang.
Walau dia belajar bertarung aku sama sekali tidak berniat membuatnya harus bertarung di garis depan.
Raja dan ratu telah meninggal dan hanya dirinya saja penerus kerajaan ini, jika ada sesuatu yang terjadi padanya maka garis penerus kerajaan tidak akan ada lagi.
Hal itu sebisa mungkin dihindari.
Teriakan para prajurit mulai terdengar, setiap mereka mengayunkan pedang, itu membuat orang lain merasakan semangat mereka yang membara bahkan karena latihan yang begitu berat pria atau wanita melepaskan pakaian atas mereka agar keringat tidak menempel di pakaian, tentu bagi wanita mereka masih mengenakan bra.
Tetap saja melihat itu cukup menggoda
"Apa asyiknya melihat dada setengah telanjang, kau bisa melihat dadaku tanpa apapun jika mau?"
"Aku tidak tertarik untuk melihat punyamu."
"Sialan, itu penghinaan... aku punya boing-boing di sini. Tapi orang itu lebih tegas dari yang kubayangkan," suara itu berasal dari Rion dalam wujud pedangnya.
"Sepertinya begitu, aku tidak keberatan lagipula ini demi masa depan mereka sendiri."
Latihan dilanjutkan dengan latihan berduel.
Aku yang hendak pergi dipanggil Angela untuk mendekat. Hanya terpaut satu meter Angela menunjuk ke arahku.
"Aku ingin menunjukkan pertarungan yang sengit, mari berduel dengan pedang asli."
Para muridnya tampak mendukung keputusan hal itu, sementara aku menghela nafas dari balik topengku lalu berkata pada salah satu murid.
"Pinjam pedangmu."
"Tentu."
Aku menangkapnya dengan baik, ditonton para prajurit aku harus menunjukkan kemampuanku karena itulah mari sedikit bertarung serius.
Pedang Angela terbang ke udara kemudian menancap di tanah dengan baik.
"Aku menyerah," ucapnya demikian.
Aku menarik pedang di tanganku untuk mengembalikannya ke pemilik aslinya.
"Bukannya kau luar biasa, kau mungkin setingkat petualang S."
"Aku hanya petualang biasa."
"Tidak, kau bahkan menolak untuk menggunakan pedang di pinggangmu... pedang itu mungkin special."
Lucia maupun Calistha yang dari tadi menonton tampak tertarik lalu berdiri dan berkata di waktu bersamaan.
"Aku juga ingin berduel dengan Lion."
"Tenanglah, Lion masih banyak pekerjaan... dia harus pergi."
"Tak apa Angela, kurasa aku akan mencoba bertarung dengan mereka untuk memotivasinya sedikit. Mari gunakan pedang kayu."
Alasan kenapa aku bisa mahir menggunakan pedang walau baru tiba di dunia ini karena seluruh ingatan pertarungan yang pernah dialami Rion di masa lalu turut masuk ke dalam kepalaku juga, karena itu aku belajar dari sana seperti menghidar, menahan ataupun menyerang.
Dewi di pinggangku ini bukanlah dewi sembarangan dia bahkan menantang seluruh alam dewa seorang diri untuk bertarung dengannya, saat bertarung dengan ratu para dewi dia masih seimbang.
Aku merasakan kagum dan ingin mengatainya bodoh di waktu bersamaan.
Aku bersiap melawan mereka semua di satu arena, saat Angela bilang mulai hanya dua menit aku menjatuhkan mereka ke tanah.
Walau aku menunjukan seluruh kemampuanku di sini, tidak ada siapapun yang menyadarinya karena mereka masih pemula jadi tidak ada yang bisa dijadikan tolak ukur bagiku.
Di antara orang yang tumbang Lucia dan Calistha berdiri kembali, mereka menentang dirinya untuk kalah dan berjuang sebisa mereka.
Tanpa sadar aku tersenyum dibalik topengku sebelum keduanya menerjang maju, kuhalau pedang Calistha kemudian menendang tumit Lucia agar dia jatuh.
Kuayunkan pedangku lagi ke arah Calistha hingga dia terduduk lemas.
"Kau bisa memukul wanita dengan mudahnya, sungguh perilaku tak terpuji."
"Maaf saja aku menganut azas kesetaraan, entah wanita atau pria aku memperlakukan mereka sama."
"Perkataan tak bertanggung jawab."
Semua orang tampak terkejut dengan kemunculan Harty secara tiba-tiba. Dia menyembunyikan dirinya dengan baik hingga tak satupun bisa menyadarinya kecuali aku.
Harty berbisik ke arahku dan aku berkata ke semua orang.
"Sudah waktunya untuk pergi, sampai jumpa lagi kalian... pastikan untuk tidak mati terlalu cepat, permisi nona Angela."
"Ah iya.... kalian semua bisa beristirahat, nanti siang pelatihan berikutnya diadakan."
"Baik."
Angela hanya melihat punggungku dari kejauhan dengan senyuman ramah dibaliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 523 Episodes
Comments
Draco Acquilla Rubrum Kness
mantappppppppppppppppp
2022-04-23
1
Akagami-sensei
YAH Udh abis, ditunggu lagi lanjutannya
2022-03-17
1