Tanah terus mereka gali."Kok malah belum ada juga sih kamu pasti berbohong ini aku yakin itu" kata Gibran memojokkan ku.
"Tanah buat liang lahat itu dalem, masa cuman gali tanah ga seberapa dalem itu kamu langsung menyimpulkan kalau aku berbohong coba deh kalian gali sampai dalem baru nanti bisa terlihat hasilnya" jawab ku.
"Aku capek dari tadi loh aku gali tanah ini" kesal Gibran.
"Hei kau itu lelaki atau apa lemah sekali masa cuma gali sebentar aja udah ngeluh cepat gali lagi" hina ku.
Mendengar penghianan yang keluar dari bibir ku membuat Gibran kembali bersemangat sampai-sampai tanah itu semakin dalem.
"Ada tulang" teriak Gibran langsung naik ke atas.
"Itu beneran kerangka manusia jadi benar kalau Zelfana sudah meninggal" kata Aldi.
Rifal terguncang hebat mendadak tubuhnya menjadi lemas, Alan menahan tubuh Rifal agar tidak terjatuh.
"Sabar Fal kamu harus sabar" kata Alan.
"Lan aku kira Zelfana tega meninggalkan aku karena ingin memilih lelaki lain, setelah kejadian itu aku sangat membencinya namun kini semuanya terungkap kalau sebenarnya Zelfana itu ga pergi dengan lelaki lain melainkan pergi untuk selamanya" kata Rifal terguncang.
Sungguh nasib percintaan Rifal selalu saja tidak berakhir mulus."Kamu yang sabar dan ikhlasin Zelfana seperti kamu mengikhlaskan kepergian Tia" suruh ku.
"Jangan bilang kau juga yang telah mengirimkan surat itu pada ku waktu itu?" tanya Rifal.
"Memang iya karena kekasih mu itu sangat menyebalkan dia terus mengganggu ku dan merengek-rengek ingin di bantuin, aku pun akhirnya mau membantunya setelah 6 bulan di memohon pada ku" jawab ku.
"APA 6 BULAN" kaget mereka semua.
"Iya Tia kan masih ga bisa pergi ke alamnya karena janji itu, tapi sekarang sudah kembali kok ke alamnya dia sudah tenang" jawab ku.
"Tari ku mohon tolong kuburkan kerangka ku dengan layak" tintah Zelfana.
"Zelfana bilang kalau dia ingin kerangkanya di kubur dengan layak" kata ku.
"Brion mari kita berduka kembali atas meninggalnya kekasih dari ketua geng motor kita yakni Rifal Saputra demi menjalankan wasiat terakhir dari kekasihnya maka kita hari ini harus ikut ke pemakaman umum untuk mengantarkan Zelfana Armansyah untuk yang terakhir kalinya" kata Alan.
"Iya aku akan telpon pihak kepolisian dulu" kata Gibran.
"Jangan" cegah ku.
"Kenapa?" tanya mereka semua.
"Begini ini kan masalah gaib jika kalian lapor polisi maka aku yang di tangkap karena hanya aku yang tau masalah ini dan pelakunya yang tak lain adalah Eka sudah lari, kalian masih mau mencari Eka yang tidak tau ada di mana itu" jawab ku.
"Ya iyalah masa kita biarkan pembunuh itu berkeliaran bebas sedangkan dia sudah melakukan kejahatan besar kayak gini" kata Gibran.
"Ayolah kau jangan memperumit diri ku aku tau kau tidak menyukai ku tapi ku mohon kau jangan menjebak ku dalam masalah ini" tintah ku.
"Apanya yang menjebak sih kamu juga ga akan tersangkut paut dalam masalah ini" jawab Gibran.
"Begini ya Abang-abang aku kan anak indigo, aku tau Zelfana sudah meninggal karena aku bisa melihatnya nah jika seandainya kalian melaporkan masalah ini kepolisian aku yang di tangkap, karena semua bukti mengarah pada ku, dari awal kematian Zelfana sampai makamnya Zelfana hanya aku yang tau, aku takut polisi itu curiga kalau aku pelakunya, jika nanti kalian bilang sama polisi itu kalau aku anak indigo polisi itu tidak akan percaya aku yakin itu" kata ku.
"Iya juga sih nanti Mentari yang di tangkap kita harus cari bukti yang akurat yang langsung bisa menjebloskan Eka kedalam jeruji besi" jawab Ali.
"Tapi kita harus cari anak itu dulu dia itu sudah menghilang selama 2 tahun nanti aku akan minta sama papa aku buat cari tau ada di negara mana sekarang Eka berada" kata Damar.
"Terus kita suruh siapa ini buat mengevakuasi kerangka ini?" tanya Alan.
"Telpon aja papa ku suruh dia mengirim anak buahnya untuk mengevakuasi kerangka Zelfana" jawab Rifal lemah.
"Baik" kata Alan menghubungi papanya Rifal.
Anak buah papanya Rifal datang mereka mengevakuasi kerangka Zelfana lalu kami semua mengikutinya ke pemakaman umum.
Kerangka Zelfana di makamkan dengan layak."Mentari terimakasih sudah membantu ku terimakasih banyak aku sudah lama sekali ingin hal ini terjadi aku tidak tau mau senang atau sedih" kata Zelfana.
"Loh kenapa?" tanya ku.
"Aku sih senang karena pada akhirnya Rifal tau kalau aku tidak selingkuh darinya tapi aku sedih karena hari ini adalah kali terakhirnya aku melihat Rifal" jawab Zelfana.
"Kamu jangan sedih sekarang Rifal sudah tidak lagi membenci mu dan kau bisa kembali ke alam mu setelah sekian lama kau menunggu hari ini" kata ku.
Zelfana mengangguk."Mentari aku pergi dulu ya sampai jumpa terimakasih banyak" jawab Zelfana lalu menghilang untuk selamanya.
"Sama-sama" kata ku.
Proses pemakaman berjalan dengan lancar Rifal sangat shock hal ini akan terjadi."Sabar Fal ini sudah takdir Allah kamu harus sabar saja menjalani ini semua yang tabah dan semoga saja kamu mendapatkan pengganti yang tepat nantinya" kata Alan.
"Makasih" jawab Rifal.
Mereka satu persatu membubarkan diri dari pemakaman umum."Kamu ga mau pulang ayo aku anterin" tawar Ali.
"Enggak aku ada urusan setelah ini" jawab ku.
"Urusan apaan?" tanya Ali.
"Aku mau menemui seseorang di sini" jawab ku.
"Siapa masa iya kamu mau menemui orang di sini, lihat lah Mentari di sini itu tempat orang yang sudah meninggal masa iya kamu mau menemui salah satu di antara mereka" kata Ali.
"Iya aku memang ingin menemui salah satu di antara mereka kamu pulang aja sana aku bisa pulang sendiri kok" jawab ku pergi meninggalkan Ali.
"Ayo Li pulang nanti kita di marahin mama karena pulangnya terlambat" ajak Alan.
"Tapi bang-
"Ga ada tapi-tapian ayo pulang, Mentari itu juga rumahnya ga terlalu jauh dari sini tinggal menyebar beberapa kali juga dia akan sampai di rumahnya" kata Alan.
"Iya Li kamu dengarin apa kata Abang kamu ayo kita pulang gadis itu juga ga takut sama apapun kok manusia aja dia lawan habis-habisan apalagi mereka yang sudah tiada pasti dia mengajarnya dengan mudah kamu jangan mengkhawatirkan dia kita pulang aja, entar malam itu ada rapat di markas kamu hadir kamu itu wakilnya loh kamu sementara gantiin Rifal aku yakin dia ga akan datang malam ini dia pasti shock karena kebenaran ini" kata Damar.
"Bang baik" jawab Ali.
Aku mendekati makam ayah."Ayah Tari datang sekarang ini Tari sudah tau segalanya mengapa ayah mendidik Tari agar menjadi perempuan yang kuat, maaf ayah pertahanan Tari kemarin sempat runtuh tapi hari ini enggak kok Tari kuat lagi, ayah doain Tari karena hari ini Tari mau mencari ibu semoga saja Tari bisa menemukannya tolong restuilah langkah Tari, Tari mohon ayah" kata ku sambil mengusap batu nisan itu.
"Tari hanya ingin tau siapa ibu Tari saja tidak lebih Tari juga tidak akan mengganggu hidup ibu Tari hanya ingin bertemu dengannya meski sekali saja walupun di pertemuan itu Tari tidak bisa memeluk ibu seperti apa yang Tari inginkan selama ini" kata ku.
"Ayah yang tenang di sana di sini Tari akan selalu doain ayah, maaf Tari tidak bisa lama-lama Tari pamit dulu ayah assalamualaikum" kata ku melangkah meninggalkan makam ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments