Malam tiba aku mendatangi masjid bersama geng ibu-ibu rempong no 2 terpopuler di sini.
"Eh kalian berbondong-bondong begini mau kemana?" tanya Bu Yanti.
"Apakah anda tidak melihat jika kami memakai mukenah dan dia tangan kami sudah ada sajadah lantas kenapa anda masih bertanya" jawab ku.
"Masih jaman datang ke masjid apa yang kalian lakukan ini kuno tau" ejek Maimun.
"Hei Maimun dapat salam dari malaikat Malik si penjaga neraka katanya dia sudah tidak sabar menanti mu di sana kau cepat-cepat lah mati biar malaikat Malik tidak terus-menerus menunggu mu, ayo Bu kita jalan lagi tinggalkan iblis ini" jawab ku.
Kami sampai di masjid selesai sholat isya aku duduk di depan masjid."Mentari apakah kau ingin tau tentang ibu mu?" tanya Bu Marwah mendekati ku bersama timnya.
Mendengar kata ibu membuat hati ku sedih."Kenapa dengan ibu ku?" tanya ku.
"Mentari ibu masih hidup" jawab Bu Marwah.
DEG!
Perkataan itu mampu mengguncang dunia ku."Apa itu benar jika ibu ku masih hidup?" tanya ku tak percaya.
"Ibu masih hidup dia tidak pernah mati begini ceritanya.
Cerita Bu Marwah.
16 tahun yang lalu...
"Zha, Azha kamu jangan pergi jangan tinggalin aku bagaimana dengan Mentari dan Satria kau tidak memikirkan mereka yang masih kecil itu" kata Amin.
"Aku tidak peduli sama mereka mas aku hanya ingin membawa Efendi saja mas urus mereka berdua aku selama ini hidup tertekan dengan mu aku ingin mencari kebahagian ku dengan menikah dengan lelaki yang aku cintai" jawab Azha.
"Zha Mentari masih sangat kecil ku mohon padamu tolong kau jangan tinggalkan aku Mentari butuh kamu Zha dia butuh ibunya ku mohon tetaplah di sini" kata Amin.
"Tidak mas aku sudah tidak tahan lagi hidup dengan mu aku muak hidup miskin mas, nyesel aku nikah sama kamu mas kalau aku tau hal ini akan terjadi aku tidak akan mau nikah sama kamu ayo Fendi jalan lagi nak" jawab Azha, Efendi saat itu berusia 2 tahun setengah.
"Jangan pergi Zha aku janji aku akan berkerja keras agar bisa menuruti semua keinginan mu ku mohon jangan pergi Zha" tintah Amin.
"Halah mas aku sudah tidak mau menunggu mu lagi aku sudah tidak sanggup izinkan aku pergi aku ingin menikah dengan orang kaya dan ingatlah satu hal jika kedua bocah itu bertanya tentang ku kamu bilang aja kalau aku sudah mati sama dua anak sialan itu karena aku tidak mau mereka berdua malah menjadi petaka di rumah tangga ku dengan mas Andra" jawab Azha.
"Zha kamu jangan setega itu sama anak mu sendiri kau tidak lihat Satria itu masih berumur 7 tahun sedangkan Mentari dia masih berumur 1 tahun mereka berdua itu sangat membutuhkan mu" kata Amin.
"Pokoknya aku tidak mau tau dua anak tidak berguna itu tidak boleh mendatangi ku saat mereka sudah besar aku tidak mau keduanya merusak kebahagiaan ku" jawab Azha.
"Kau boleh tidak mengakui ku sebagai suami mu tapi ku mohon akuilah kedua anak itu, mereka itu darah daging mu apakah kau setega itu sama keduanya, di mana hati nurani mu Zha kau jangan terlalu ambisi akan harta itu semua hanya sesaat saja" kata Amin.
"Aku tidak peduli sama mereka mas, aku masih beruntung mau membawa Efendi setidaknya dengan aku membawa Efendi kau tidak terlalu kesusahan untuk memberi makan anak-anak mu apalagi pekerjaan mu hanya sebagai kuli bangunan aku jijik punya suami seperti itu" hina Azha.
DEG!
Perkataan itu menusuk ke dalam hati Amin."Baiklah jika itu mau mu aku akan menurutinya" jawab Amin lalu berjongkok dan mencium Efendi untuk yang terakhir kalinya.
"Nak kamu jangan jadi anak nakal ya maaf ayah ga bisa ada di dekat mu, semoga kamu bahagia, ayah akan terus mendoakan yang terbaik untuk mu" kata Amin.
"Iya ayah" jawab Efendi.
"Ayo Fen kita pergi" ajak Azha.
Mereka pergi meninggalkan Amin Mentari dan juga Satria.
"Begitu ceritanya" kata Bu Marwah.
Mendengar cerita itu pertahan ku akhirnya runtuh aku menangis hebat di depan masjid.
"Kami tau kamu pasti terluka dengan kenyataan ini mangkanya selama ini kami merahasiakannya dari mu tapi hari ini kami ingin memberitahu mu bahwasanya kau masih punya ibu, kami tau kalau kamu berhak tau tentang masalah ini kami dari dulu sudah sepakat ingin memberitahu mu ketika umur mu sudah cukup untuk mendengar cerita pahit ini" kata Bu Maryam.
"Mentari ayah mu hebat dia rela tidak makan hanya karena ingin anak-anaknya makan dia tokoh terbaik di sini kami sempat iri jika Azha mendapatkan lelaki yang sangat baik seperti Amin" kata Bu Ula.
"Iya Amin memang sangat baik pada semua orang tapi sayangnya Azha buta dan tidak dapat melihat hal itu" kata Bu Fatim.
"Amin sangat baik sekali sampai-sampai kami begitu iri dengan ibu mu" kata Bu Marwah.
"Aku iri dengan Amin yang sudah berhasil mendidik anaknya yang bisa tegar seperti batu karang yang sedang di terjangan terus sama ombak namun dia masih bisa tegar" kata Bu Ula.
"Kamu jangan menyerah dan teruslah berdiri di kaki mu meski banyak orang yang tidak menyukai mu ingat kamu jangan pernah membuat didikan ayah mu hancur hanya karena kau memilih untuk menyerah dan pergi dari dunia ini" kata Bu Maryam.
"Masalah kelebihan mu kau jangan pedulikan mereka yang menghina mu kau harus tegar dalam menjalani kehidupan, kau jangan lemah" kata Bu Fatim.
Aku menangis sesenggukan mendengar semuanya aku tak sanggup aku butuh tameng ku aku berlari meninggalkan mereka semua.
"Mentarii" teriak Bu Marwah.
"Sudah biarkan saja, dia pasti ingin menemui Satria" kata Bu Maryam.
"Akhirnya rahasia yang terpendam ini bisa juga di ketahui oleh Mentari sudah lama aku ingin memberitahunya tapi sayangnya dia saat itu tidak cukup umurnya untuk mendengar kenyataan pahit ini" kata Bu Marwah.
"Semoga saja dia bisa lebih tegar lagi dalam menjalani kehidupannya" kata Bu Fatim.
"Amin" jawab mereka bertiga.
Aku berlari dengan air mata yang berjatuhan sepanjang jalan dada ku begitu sesak mendengar fakta menyakitkan tentang ibu ku, aku menggedor-gedor pintu kamar Satria.
"Abang bukaa" teriak ku dengan tangisan yang mengiringi.
Satria membuka pintu aku langsung memeluk tubuhnya dan menangis di dalamnya."Hei kenapa adik Abang kok pulang-pulang dari masjid nangis kayak gini siapa yang sudah membuat mu menangis?" tanya Satria khawatir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments