Lin Chen terus bergerak menuju pusat kota, dirinya yang seharusnya menjadi peserta dalam kompetisi turnamen kini memutuskan untuk mundur dalam kompetisi tersebut.
" Sudah beberapa hari ini aku tidak menikmati hidupku seperti saat berada di desa." Ucap Lin Chen dengan pelan, lalu dirinya memutuskan untuk menuju restoran sekedar bersantai menikmati kehidupan manusia biasa yang membutuhkan makanan.
Setelah mencari selama beberapa menit, akhirnya Lin Chen menemukan sebuah restoran mewah yang terlihat cukup ramai.
" Selamat datang di restoran kami tuan muda." Ucap seorang pelayan wanita menyambut kedatangan Lin Chen dengan hormat.
" Nona, apa masih ada tempat kosong?" Tanya Lin Chen dengan menatap ke arah dalam restoran yang ternyata penuh.
" Ada tuan muda, hanya saja berada di lantai tiga." Pelayan menjelaskan kepada Lin Chen.
" Tidak masalah, bawa aku kesana."
" Mohon maaf tuan muda, hanya saja peraturan restoran kami tidak dapat menerima pengunjung di lantai tiga secara bebas sebelum melakukan pembayaran terlebih dahulu." Pelayan memberitahukan kepada Lin Chen dengan penuh rasa bersalah.
Lin Chen kemudian meminta pelayan untuk mengantarkan dirinya menuju meja kasir untuk melakukan pembayaran.
Setelah selesai membayar tempat khusus yang ternyata ada di lantai tiga, Lin Chen kemudian segera di arahkan menuju tempatnya.
" Pemuda yang kaya." Ucap salah satu pengunjung restoran yang berada di lantai dasar.
" Benar, namun cukup ceroboh." Rekannya menimpali dengan menggelangkan kepala.
" maksud saudara?"
" Apa kau tidak melihat pandangan beberapa orang seperti harimau yang kelaparan." Ucapnya dengan mengalihkan pandangan ke arah lain.
" Saudara benar."
************
Lantai tiga restoran.
Lin Chen akhirnya tiba di ruangan khusus yang berada di lantai tiga.
" Tuan muda mohon tunggu sebentar, saya akan segera mempersiapkan makan dan minuman tuan muda." Ucap pelayan, yang kemudian segera pergi meninggalkan Lin Chen.
Setelah kepergian pelayan, Lin Chen kemudian mengalihkan pandangannya ke salah satu ruangan yang ternyata telah di pasangi sebuah formasi.
" Hm..." Lin Chen dengan mengerutkan keningnya.
" Sepertinya orang penting yang berada di ruangan itu, namun apa yang sedang mereka lakukan." Ucap pelan Lin Chen memperhatikan dengan seksama formasi yang berada di ruangan tersebut.
Tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan orang lain, Lin Chen kemudian duduk dengan tenang menunggu pesanannya datang.
***********
Istana kota.
" Tetua Lou, apa tetua benar-benar tidak mengetahui asal-usulnya?" Tanya Kaisar Meng Lou dengan melihat pil yang berada di dalam botol.
" Benar, sepertinya dia bukan pemuda desa yang kita pikirkan sebelumnya. Di lihat dari sumber daya yang dia berikan hanya para Klan besar saja yang memilikinya, bahkan tidak semua Klan memiliki sumber daya tingkat tinggi seperti ini." Jenderal Rou menimpali mengungkapkan rasa penasaran kepada sosok Lin Chen yang cukup misterius itu.
Tetua Lou yang mendapatkan pertanyaan dari semua orang hanya mampu menghela nafasnya.
" Bahkan aku saja baru mengenal beberapa hari yang lalu. Dan bukankah sebelumnya dia sudah mengingatkan tidak baik untuk kita mencari tahu hal yang seharusnya tidak kita ketahui." Ucap Tetua Lou menatap ke arah Jenderal Rou.
" Tetua benar, hanya saja aku begitu penasaran dengan identitasnya."
" Ehem... Baiklah, yang di katakan tetua Lou benar, sebaiknya kita fokus untuk meningkatkan kekuatan dengan sumber daya yang dia berikan." Ucap Kaisar Meng Lou yang di setujui oleh Permaisuri Li Wei.
" Lalu bagaimana dengan turnamen?" Tanya Jenderal Rou.
" Masalah itu aku serahkan kepada Permaisuri Li Wei dan aku juga meminta kalian untuk membantunya."
" Baik." Ucap semua orang yang berada di ruangan, kemudian mereka segera membubarkan diri melakukan tugasnya masing-masing.
***********
Di restoran.
Lin Chen yang sedang duduk tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.
" Masuk." Ucap Lin Chen yang mengetahui jika yang datang pelayan restoran.
Terlihat dua orang pelayan masuk ke dalam dengan membawakan pesanan Lin Chen.
" Mohon maaf sudah membuat tuan muda menunggu." Ucap pelayan yang kemudian segera menata makanan serta minuman di atas meja.
Lin Chen yang sudah beberapa hari tidak makan merasa perutnya begitu lapar saat mencium aroma makanan.
Kedua pelayan tersenyum melihat Lin Chen, setelah selesai menata makanan di atas meja kedua pelayan kemudian segera pamit undur diri.
Lin Chen lalu segera menikmati makanan dan minuman di atas meja.
" Akhirnya aku dapat menikmati apa itu hidup." Ucap Lin Chen dengan terus memakan pesanannya.
Meski Lin Chen memiliki kecerdasan layaknya orang yang sudah lama hidup, namun dirinya masih dapat bertingkah layaknya seorang pemuda yang masih labil.
Namun hal itu tidak mengurangi apa yang memang sudah melekat pada sosok Lin Chen yang memiliki aura berwibawa. Hal itu sendiri terjadi karena Lin Chen mempelajari Teknik Dewa Naga.
Lin Chen terus menikmati makanan, hingga tiba-tiba dirinya merasakan beberapa aura berjalan ke lantai tiga.
" Sepertinya ada pengunjung lain yang datang." Lin Chen kemudian menyudahi kegiatannya.
" Sebaiknya aku segera pergi, akan sangat merepotkan jika banyak orang penting yang datang dan melihat diriku yang hanya seorang pemuda seorang diri berada di lantai tiga ini." Lin Chen membatin, lalu keluar dari ruangan khusus.
Baru saja ingin keluar, terlihat pintu ruangan khusus yang sebelumnya menarik perhatian Lin Chen juga terbuka.
" Hem..." Lin Chen saat merasakan aura yang cukup kuat.
" Sejak kapan lantai tiga ini dapat di masuki orang miskin." Sebuah suara terdengar.
Lin Chen segera mengalihkan pandangannya ke arah tangga. Terlihat satu orang pemuda dan satu orang wanita muda yang datang bersama beberapa pengawalnya.
" Jin Hou, sebaiknya kau tidak membuat masalah." Wanita muda di sampingnya mengingatkan.
" Memang kenapa? Hanya pemuda lemah apa yang harus di takuti." Jin Hou mendengus kesal menatap Lin Chen yang masih berdiam diri.
" Apa kau lupa kedatangan kita ke kota ini untuk menyaksikan turnamen, jadi aku mohon hilangkan kebiasaanmu itu."
" Cih!" Jin Hou mendengus kesal dan semakin tidak menyukai Lin Chen.
Jin Hou kemudian berjalan mendekat ke arah Lin Chen.
" Sebaiknya kau segera pergi sebelum aku benar-benar menghajarmu."
Lin Chen tersenyum tipis mendengar ucapan tersebut.
" Aku tidak mengetahui dari mana kepercayaanmu itu, aku hanya ingin menyampaikan jika dirimu benar-benar seperti pemuda yang bodoh." Ucap Lin Chen dengan tenang.
Mendengar ucapan Lin Chen membuat Jin Hou begitu marah.
" Baru kali ini ada orang yang berani berbicara sepertimu, aku akui keberanianmu cukup besar. Namun itu semua tidak menjamin kau akan baik-baik saja." Balas Jin Hou kemudian menatap para pengawalnya.
" Nona Vi, apa yang harus kami lakukan." Ucap salah satu pengawal.
" Jangan dengarkan perintahnya, kita datang ke kota ini bukan untuk mencari musuh." Ucap Wanita yang bernama Jin Vi, lalu segera meminta para pengawal ikut bersamanya meninggalkan Lin Chen dan Jin Hou.
" Kali ini kau selamat." Ucap Jin Hou yang kemudian mengejar Jin Vi dan lainnya.
Lin Chen sendiri hanya menggelengkan kepalanya. " Benar-benar pemuda yang bodoh." Ucap Lin Chen, kemudian segera turun dari lantai tiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Ayi Hadi
semangat lanjut up up up
2022-05-26
0
Ayi Hadi
💯💯💯💯💯🦾🦾🦾👍👍👍💯💯💯✍🏽🙏🏻💯💯💯✍🏽🙏🏻💯💯💯✍🏽🙏🏻
2022-05-26
0
Ayi Hadi
lanjut
2022-05-26
0