MISS ELIZA

"Apa janjiku siang ini,  Mark?"  Elderick bertanya  serius. Namun , matanya serius dengan ipad memeriksa laporan.

"Anda ada jadwal bertemu dengan miss Eliza di hotel Emperor, Tuan!" Mark  memeriksa janji temu tuannya.

"Huh, wanita itu masih belum menyerah rupanya? Begitu  penasaran-kah dia dengan stamina tubuh-ku sampai membuka kamar di sana!" senyuman smirk terlihat di wajah Eliot.

"Bahkan dia sudah reservasi pemandian air panas untuk bersama dengan anda, Tuan!” tambah Mark.

"Baiklah, aku layani dia kali ini, sepertinya aku pun perlu meregangkan otot-otot di tubuhku. Aku hanya berharap dia masih perawan agar lebih enak dinikmati ..." Mark tak menjawab hanya melirik tuannya dari kaca spion.

Ah, aku salah ternyata Tuan-ku masih sama. Menyukai wanita berkelas untuk menyalurkan hormonnya. Batin Mark.

Pemandian air panas, hmm  ...  sepertinya akan menarik. Kira-kira apa reaksi monyet-ku? Aku penasaran.

Elderick langsung disambut oleh seorang wanita cantik berambut pirang dan bermata biru. Penampilan-nya begitu sensual dan menggoda.

"Apa kabar Tuan Balian, senang akhirnya anda bisa menyetujui pertemuan kita ini," mata wanita tadi langsung berkeliaran dari ujung rambut sampai kaki Elderick.

Dia benar-benar tampan dan menggodaku. Batin Eliza.

"Kabar baik Miss Eliza, sungguh suatu kehormatan aku bisa berjumpa dengan wanita secantik anda!” Elderick tak mau  kalah mengeluarkan semua pesonanya. Dalam  satu kali tatapan membuat Eliza kewalahan dan langsung merangkul lengan Elderick, menggandeng masuk ke dalam lift.

Cih, benar-benar wanita murahan! Sekali tatap langsung menunjukkan ekor rubahnya.

"Tuan Balian, aku sudah menyiapkan makan siang dan satu kejutan untukmu," suara Eliza mendayu bergelayut manja di lengan kekar  Elderick sambil dengan sengaja menghimpitkan kedua miliknya.

"Benarkah? Aku cukup lapar siang ini. Aku berharap kau pun belum makan agar aku bisa memakan-mu dengan puas!” bisikan Elderick di telinga Eliza membuat wajah Eliza memerah dan sekujur tubuh Eliza meremang.

"Tuan, Anda nakal menggodaku terus!"  ucap Eliza kini tubuhnya berputar berhadapan dengan Elderick menghimpitkan kedua miliknya lebih erat di dada Elderick.

Elderick  memahami hasrat wanita tadi segera meraih tengkuknya dan mengecup rakus bibir wanita itu, "Ah!" Eliza mengeliat dan meremang. Namun, dia segera tersadar kalau mereka masih berada di dalam lift.

TRING!Eliza menarik tangan Elderick dan menempelkan kartu di kamar yang sudah di pesannya.

"Mark, kau jangan kemana-mana. Aku akan memberimu makan siang sebentar lagi!" perintah Elderick adalah ultimatum. Mark mengerti dengan kode rahasia Tuannya.

"Saya akan menunggu di balik pintu, seperti biasa, Tuan!" ucap Mark.

"Paling lama sepuluh menit, masuklah segera!"  Mark mengangguk. Dia, sudah mendengar teriakan tak sabar dari Eliza yang menunggu kedatangan Elderick.

"Sayang ... lama sekali ... aku sudah tidak tahan!"  ucap Eliza sudah melepaskan kain segitiga miliknya dan melemparkan sembarangan.

"Aku datang!" Elderick berjalan mendekati-nya dan baru beberapa langkah Eliza sudah mendorong tubuh Elderick

jatuh di ranjang.

"Aku mau di atas sayang  ...,"  ucap Eliza yang sudah terlihat tergila-gila dengan sosok ketampanan Elderick.

"Sabar sayang, tutup matamu, aku juga punya kejutan,"  ucap Elderick mengeluarkan satu kain penutup mata dan mengikatnya di matanya.  Eliza hanya menuruti perkataan Elderick ketika dia menyuruhnya menutup mata.

Elderick membalikkan tubuh Eliza ke ranjang, mengikat tangan wanita tadi di tiang ranjang.

"Astaga sayang ... kau benar-benar liar sampai bisa memikirkan hal ini!" Eliza terus mengeliat seperti ular keket di

ranjang dan membuka lebar kedua pangkal pahanya.

Elderick menatap jijik Eliza dan tak lama dia sudah melihat Mark masuk dengan balutan handuk di pinggangnya.

"Layani saja, aku masih membutuhkan tanda tangannya," ucap Elderick pada Mark.

Mark mengangguk dengan perlahan dan mulai menaiki tubuh Eliza yang sudah terlihat kepanasan ingin di sentuh.

Cih. Wanita rubah. Kau pikir aku sudi tidur dengan-mu.

Itulah yang dilakukan Elderick ketika dia bertemu wanita yang tak bisa menahan  hasratnya. Menyuruh Mark menggantikan dirinya, sudah sangat beruntung jika wanita itu tidak mati di tangan Mark.

Dua jam berlalu,  Elderick menyulap tubuhnya seperti habis melakukan pertempuran hebat. Penuh dengan keringat dan berjalan membuka ikatan mata dan tangan Eliza.

Eliza langsung melompat ke pelukan Elderick, “Kau sungguh hebat sayang," Eliza terus bergelayut manja di tubuh kekar Elderick.

"Uhm, jadi untuk kontrak selanjutnya?" ucap Elderick.

"Aku akan tanda tangan. Apapun  permintaan-mu, aku turuti. Mana yang harus ku tanda tangani?" Mata Eliza langsung berbinar karena merasa sudah berhasil menjadikan Elderick sebagai miliknya.

"Mark!"

Mark masuk membawa berkas yang akan di tanda tangani, Eliza yang menyadari Mark masuk segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

Elderick menghempaskan perlahan tubuh Eliza berpura-pura memakai bajunya. Eliza meraih berkas yang dibawa oleh Mark dan langsung membubuhi tanda tangannya.  Senyuman smirk kembali muncul di wajah Elderick.

Dasar wanita bodoh. Umpat Elderick di hati.  Elderick melihat jam di tangannya. Ah, sudah waktunya menjemput monyet-ku.

"Maaf,  Miss Eliza ada urusan yang sangat mendesak jadi saya tinggal dulu!" Elderick  berbalik badan dan meninggalkan Eliza yang terlihat kesal diranjangnya.

"Mark, buat pemandian air panas di mansion pribadi-ku, sekarang!" perintah tuannya sambil tersenyum sendiri penuh arti.

Hah, apa aku tidak salah dengar.

"Telinga-mu masih berfungsi dengan baik kan Mark? Atau perlu aku ganti dengan telinga kelinci!" Elderick geram saat Mark tak memberikan jawabannya.

"Ma-maaf, Tuan, ba-baik, Tuan!" Mark  mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang yang bisa membuat pemandian air panas dalam beberapa jam.

"Pergi ke kampus  monyet-ku!” perintahnya lagi.

"Baik, Tuan!"

Chyara baru saja selesai dari mata kuliahnya. Dia tengah berjalan dan mendekati penjual bunga di depan kampusnya. Gadis itu tersenyum dan membeli satu ikat bunga mawar. Dia berjalan sambil memeluk ikatan bunga

mawar merahnya.

Elderick sampai sempat tersenyum saat melihat Chyara membeli satu ikat bunga mawar merah.

Rupanya dia ingin merayu-ku. Manis juga, aku suka dengan pilihan bunganya.

Namun, Chyara menghentikan taksi saat Elderick akan membuka pintu mobilnya. Gadis itu pergi dengan sebuah taksi, Elderick langsung mengikuti dengan mobilnya.

Mau kemana lagi monyetku itu? Apa masih ada kejutan lainnya untukku?

Hari semakin senja. Warna oranye matahari sudah mulai terbenam.  Chyara menghentikan taksinya di sebuah taman. Dia, berjalan pelan menapaki jalan bebatuan kerikil kecil yang melingkar menuju satu buah bangku.

Chyara tersenyum saat melihat Nathan sudah duduk tertunduk dengan gelisah. Gadis itu tak menyadari Elderick dan beberapa pengawal membuntutinya.

"Maaf, membuat-mu menunggu, Nath!" sapa Chyara sudah berdiri dihadapan Nathan. Nathan mengangkat wajahnya melihat wajah wanita yang selama satu tahun ini dia cintai.

Nathan langsung memeluk Chyara, "Maaf, aku salah faham. Nick sudah menceritakan-nya!" Wajah Chyara bersemu mendengar Nathan yang sudah memaafkannya.

"Jangan salah faham lagi, aku sungguh tak punya hubungan apapun dengan orang itu!"

Baru saja Chyara menyelesaikan kata-katanya.  BRAKK!  Bangku taman yang sempat di duduki Nathan tadi hancur berkeping-keping.

Chyara segera berbalik badan dan melihat Elderick sudah di hadapannya. Menatap  Chyara penuh kemarahan dengan bola matanya yang sudah berubah merah.

"Kau masih saja menemui laki-laki itu, hah!" ucap Elderick satu lirikan mata membuat lampu-lampu taman pecah satu persatu.

Chyara tersentak. Dia waspada dan segera melindungi Nathan. Dia, tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Nathan.

"Kau masih melindungi-nya!" teriak Elderick membuat patung batu air mancur di belakang bangku taman hancur

berhamburan ke segala arah.

"Akh!" Chyara berteriak sambil melompat keperluan Nathan. Memeluk tubuh Nathan dengan erat.

"KEMARI KAU!!!" Teriakan Elderick menggelegar membuat gendang telinga yang mendengar sakit dan tubuh Nathan terpental kebelakang sedangkan tubuh Chyara terpental ke pelukan Elderick.

"Argghhh!!"

BRAKK! BRUKK! Nathan mengeluarkan banyak darah dari pelipis yang terbentur salah satu dinding taman.

Chyara membekap mulutnya, "Nath, Nathan, tidakkk. Jangan sakiti dia!" ronta Chyara.

KRAK! KRAKK! Elderick membekap mulut Chyara dan menghancurkan rahang pada wajah Chyara. Gadis itu

kembali tak sadarkan diri di pelukan Elderick.

***

Terima kasih untuk readerku yang baik hati. Mohon dukungannya ya, dukungan dari kalian sangat berharga untukku :)

Terpopuler

Comments

Hafiza Sugi

Hafiza Sugi

kejam...but i like it

2022-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!