HANTUUU!!

Chyara langsung memarkirkan motor skuternya. Nick sudah berkacak pinggang di depan pintu masuk karyawan menyambut kedatangannya.

"Kau lama sekali, Chyaaa!" dengus Nick menghampirinya. Membantu menurunkan dan membawa masuk belanjaan Chyara.

"Maaf, Nick. Sungguh aku tidak sengaja!!" Chyara membuntuti Nick sambil membawa sisa belanjaan.

"Sudah, aku sibuk. Kau bantulah Mozza. Kau tahu kan ini weekend!" Nick langsung sibuk menata barang yang di beli oleh Chyara.

"Iyaa!" Chyara berbalik dan melangkah, "Eh, dimana telurnya?" gumamnya.

"CHYARAAA!!” suara Nick kembali menggelegar, Chyara menoleh, meringgis.

"Iya, iya Nick, kau bisa potong dari gajiku!" dia menunjukkan wajah sedih saat memohon.

"Hurff" Nick menghela nafas kesalnya.

"Terima kasih, Nick. Kau memang yang terbaik!" seraya memenangkan piala Chyara tersenyum lebar dan meninggalkan Nick.

Huh, kalau tidak karena pencuri dan pria gila tadi, gajiku tidak akan kena potong. Bagaimana aku mencari tambahan uang sewa yang akan jatuh dalam waktu dua hari ini. Batin Chyara bergemuruh sambil membantu Mozza membereskan meja.

"Nih, kau kenapa lagi?” Mozza memberikan segelas ice lemon tea untuk Chyara. Dia terlihat kesal.

"Huh, harusnya aku tidak ikut campur tadi!" desisnya. Mozza memicingkan mata dan menaikkan kedua alisnya.

"Hehh ... karena aku berusaha menolong seorang ibu yang dicuri tasnya. Aku  malah melemparkan sekeranjang telur milik Nick, lalu aku juga masih harus menggantikan baju laundry pria gila tadi!" cibirnya dengan emosi yang berkobar-kobar.

"Bagaimana bisa?"

"Telur yang kulempar tak sengaja mengenai wajah juga bajunya dan aku harus mengganti biaya laundry. Aku baru menyadari, sepertinya baju yang dipakainya merk terkenal, huhuhuhh, Zza ... bagaimana ini." Dia meratapi kesedihan juga kesialannya hari ini.

"Kalau soal biaya sewa bulan ini jangan kau pikirkan, kau bisa pakai uangku dulu.”  Mozza yang sangat tahu kondisi dan kesulitan yang sedang Chyara hadapi.

"Terima kasih, Zza. Aku malu, selalu saja merepotkanmu!"

"Kau masih saja sungkan? Aku ini temanmu, aku pasti membantu."

"Biarkan aku cari jalan keluarnya dulu ya, Zza, jika memang sangat mendesak aku pasti meminta bantuan-mu."

"Janji ya!"

"Iya.” Chyara tahu jika dia meminta bantuan Mozza atau Nick, keduanya pasti dengan tangan terbuka membantu.

"Chya, ini pesanan makan siang. Tolong kamu antar." Nick keluar dengan sepuluh box kotak makan siang dan secarik bon untuk tagihan pembayaran membuyarkan obrolan keduanya.

"Baik, Nick. Aku putar motor dulu kedepan!" dia bergegas keluar lewat pintu samping, Mozza membantu Nick membawa beberapa box makannya.

"Hati-hati ya Chya. Kali ini box makanan loh!" Nick mengingatkan.

"Ya ampun, Nick. Bisakah kau berdo'a yang baik-baik. Kalau seperti itu, kau seperti sedang menyumpahiku," dengus Chyara kesal.

"Hahaha, bercanda Chya. Sepertinya sangat ajaib kalau kau pulang tanpa cerita yang seru!" ledek Nick.

"Sudah, Nick, jangan menggodanya. Nanti  kita kena complain karena terlambat mengantar!"

"Oke, oke. Pergilah Chya!" tanpa aba-aba dia yang masih kesal segera menancapkan gas di motornya.

***

Chyara tiba di salah satu gedung yang menjulang tinggi. Dia segera memarkirkan motor dan menurunkan satu persatu box makanan yang sudah di susun dalam paper bag oleh Nick dan Mozza. Dia meletakkan dua paper bag yang dibawanya di depan meja resepsionis.

"Kalau lantai lima puluh, aku harus pakai lift yang mana?" ucapnya. Resepsionis tampak kebingungan.

"Lantai lima puluh? Maksud-mu lantai lima puluh memesan makanan ini?" Resepsionis terlihat tak percaya.

"Ini benar alamatnya disini, kan?" Chyara mengeluarkan bon tagihan pembayaran. Mata resepsionis membulat tak percaya, apalagi saat dia melihat nama pemesan dalam tagihan bon tersebut atas nama Elderick Balian.

"Ka-kau bisa menggunakan lift yang itu!" tunjuk resepsionis kearah lift khusus dan memanggil salah satu pengawal yang bertugas.

"Tolong antarkan, Nona ini ke lantai lima puluh," ucap  resepsionis dan pengawal tadi pun sempat tak percaya dengan ucapannya.

"Kau serius menyuruh-ku mengantar ke lantai lima puluh?" tegas pengawal tadi.

"Iya, cepatlah!" sambil mengusir pengawal tadi agar bergegas mengantarkannya. Kenapa mereka bingung. Apa ada yang salah? Batinnya.

(Dua jam sebelumnya)

Elderick tak dapat fokus pada pekerjaannya. Dalam  benaknya terus terbayang aroma yang sangat dia inginkan. Namun, dia menyadari hal itu tidak boleh dilakukannya.

"Mark, pesankan aku sepuluh kotak makan siang!"

"Ma-maaf? Makan siang, Tuan?" Mark kembali mengulangi ucapan tuannya sambil berpantomim. Dia merasa ada yang aneh. Biasanya disaat tuannya sedang tidak fokus ataupun marah. Dia  memintanya membawakannya seorang wanita untuk pelampiasan.

"Telinga-mu sepertinya  perlu aku robek!" Elderick geram melihat tingkah Mark.

"Ba-baik akan saya pesankan, Tuan!" Mark mengeluarkan ponsel dan akan memilih beberapa restoran sebagai rekomendasi.

"Kau pesan di Pine restoran atas namaku dan bayar di tempat!" perintahnya. Memutar kursi yang sedang dia duduki. Seberkas  senyuman tersirat dari wajah Elderick.

Sebentar lagi kita akan segera bertemu, monyet liar-ku.

TRING. Pintu lift terbuka, pengawal tadi menahan pintu sejenak untuk Chyara.

"Silahkan, Nona!"

"Terima kasih, Pak, tapi maaf saya harus mengantarkan ke ruangan yang mana?" Mata Chyara menoleh ke kanan dan kiri. Dihadapannya adalah sebuah lorong dengan beberapa ruangan dan paling pojok terlihat sangat berbeda karena yang paling besar.

"Nona lurus saja, disana ruangan direktur kami!" jelas pengawal tadi sambil menunjuk kearah ruangan yang paling besar.

"Ah, baiklah. Sekali lagi terima kasih!" dia hanya menjawab dengan anggukan lalu pintu lift tertutup.

Chyara berjalan pelan dengan membawa dua paper bag yang masing-masing berisi lima kotak makan siang. Sepi sekali. Batinnya kembali berdiskusi. Matanya terus berkeliling membuat buluk kuduknya tiba-tiba berdiri saat melewati beberapa ruangan yang terlihat tak ada seorang pun penghuni. Kosong dan sunyi.

Kenapa tak ada seorang pun, apa Nick salah mencatat alamat pemesan. Dia kembali bertanya dalam hatinya. Langkah kakinya terhenti saat dia sudah berdiri di depan pintu ruangan yang di tunjuk pengawal tadi. Chyara meletakkan paper bag yang dibawanya di lantai.

Chyara mencoba mengetuk pintu. Namun, sedikit pun dia tak memperoleh jawaban.

“Maaf, apa ada orang? Hallo, makan siang anda sudah sampai!” ucapnya sambil mendekatkan telinganya di daun pintu.

Tetap tak ada jawaban. Chyara kembali lagi menolehkan kepalanya melirik lagi kanan dan kiri. Benar-benar membuatnya berdebar. Jantungnya berdebar dengan cepat, buluk kuduknya lagi-lagi berdiri.

“Hallo, apa ada orang? Makan siang anda sudah sampai!” sekarang dia sedikit mengeraskan suara sambil menempelkan kedua telapak tangannya di pipi. Tetap tak ada jawaban. Sepi dan kosong. Dan.

BLASH! Chyara merasakan semilir angin menyapu wajahnya dan dia mengkrejapkan kedua mata. Buluk kuduknya kembali meremang.

“Aarrgghh!” pekiknya mulai merasa takut. Chyara berbalik badan.  Membuka  pintu dan membawa masuk kedua paper  bag-nya.

“Hallo, pesanan makan siang anda sudah sampai!” dia yang sudah berada dalam ruangan yang ternyata ruangan itu pun kosong. Benar-benar tak ada orang. Astaga, bagaimana ini? Sepuluh  kotak makan siang. Jika  Nick tahu ini orderan palsu, dia pasti tidak akan percaya. Arrgghh. Chyara mulai frustasi bagaimana nanti dia akan menjelaskannya kepada Nick.

“Kau sudah datang!” suara seseorang saat Chyara berbalik badan membuat semua paper bag yang dia pegang berhamburan ke segala arah dan dia sendiri terperanjat kaget hingga pantatnya tersungkur di lantai.

“Arrggh! Hantuuu!” teriak Chyara menutup kedua matanya.

Sejenak tak terdengar lagi suara. Perlahan dia membuka kedua tangannya yang menutupi wajahnya. Dari bawah Chyara melihat sepatu mengkilap menyentuh lantai, meyakinkan dirinya bahwa yang dia teriaki bukanlah hantu, lalu  celana formal yang rapih juga licin. Lebih jauh lagi keatas dia melihat jas yang sangat rapih dan tentu saja sosok sang pemilik dihadapannya lebih menyejukan mata.

Pria tampan bertubuh tinggi dan atletis dengan rambut yang ditata sangat rapih, benar-benar terlihat seperti pria metroseksual. Membuatnya sesaat terhipnotis oleh ketampanan sang pemilik, tapi senyuman smirk dari sosok pria tersebut mengubah semuanya.

“Sudah puas menatap-ku!” cibir-nya.

“Kau!” dengus Chyara mencoba berdiri sambil memegangi kaki pria tadi.

“Apa masih kurang?” pria tadi memajukan wajahnya membuat Chyara mundur satu langkah menghindar.

“Kau yang pesan makan siang?” ucap Chyara tanpa basa-basi dia sudah malas berlama-lama.

“Hemm”

“Oh, baiklah kalau begitu, ini tagihan makanan-nya cepat bayar!” sambil menyerahkan secarik kertas yang dia ambil dari saku celana-nya.

“Makanan? Maksud-mu aku harus makan itu ...,”  bola matanya berputar sambil menunjuk ke lantai.

“Yaa, ampuunn, Nick!” Chyara menepuk jidatnya sendiri setelah melihat semua makanan yang dibawanya tadi tercecer berserakan di lantai. Dia menghela nafas-nya lalu kembali menatap tajam pria di hadapannya. Aku benar-benar sial hari ini.

“Semua ini salah-mu, jika kau tadi tidak membuatku kaget, semua ini tidak akan terjadi!” Chyara menunjukkan bibir kerucutnya karena kesal.

“Kau menyalahkan-ku? Apa tidak salah. Kau saja yang bodoh!”  umpatnya.

“Hei, kau, nama-mu ...,” Chyara melihat lagi kertas tagihannya, sekilas pria tadi tersenyum saat melihat Chyara begitu panik.

“Ah, iya, Tuan Elderick Balian!”

“Uhm.”

“Dengarkan aku bicara dulu!”

“Uhm.”

“Hei, aku bilang dengarkan aku bicara dulu, jangan kau potong!” hardik Chyara tambah kesal. Elderick terdiam sambil melipat kedua tangannya di dada.

“Dengarkan aku, Tuan Elderick Balian. Arrghh. Begini saja aku akan gantikan uang makananmu, tapi saat ini keuanganku sedang tidak baik jadi aku akan cicil saat aku terima gaji nanti!” Chyara menjelaskan dengan nada panik berharap Elderick mengerti. Dia mencoba bernegosiasi dengannya.

Lucu dan imutnya monyett liar-ku ini kalau sedang panik.

“Lalu?”

“Yaa, untuk saat ini aku mohon kau bayarkan dulu tagihannya!” pintanya.

“Baiklah!”

“Sungguh. Kau sedang tidak mempermainkanku kan?” Chyara spontan mencengkram kedua lengan Elderick. Dia mendelikkan mata-nya.

“Ma-af, Tuan, ta-pi aku sungguh berterima kasih.” Chyara kembali menyodorkan bon tagihannya.

“Memangnya, aku  bilang sudah setuju!” ucap Elderick berbalik badan dan duduk santai di sofa sambil melipat kembali kedua tangannya.

Astaga. Benar-benar pria gila, aku pikir tadi dia sudah setuju mau membantuku. Habislah kali ini uang gaji-ku di potong semua oleh Nick.

Hurf. Ayo-lah memohon padaku.

Dddrrttzz  ddrrttzz ddrrttzz. Chyara merogoh sakunya, Elderick langsung memasang telinganya dengan tajam.

“Iya, Nath,” sahutnya. Suara Chyara berubah lembut menjawab panggilan dengan wajahnya yang bersemu.

Bisa-bisanya dia menunjukkan wajah seperti itu. Elderick geram sendiri di hati sambil mengepal kedua tangannya.

“Kau dimana? Masih mengantar makanan?” Nathan bertanya dengan sangat lembut.

“Uhm.”

“Aku mau mengajakmu makan siang, bisa-kah?” Chyara tersenyum.

“Baiklah, aku akan segera kesana.”

“Aku tunggu di tempat biasa.”

“Uhm.” Telpon terputus, Chyara memasukkan kembali kedalam sakunya.

“Aku pamit dulu, Tuan!” Chyara berbalik badan  dan akan pergi.

GREP! Elderick mencengkram tangan Chyara dengan erat, “Apa aku sudah menyuruhmu pergi? Lancang sekali kau!” hardiknya dengan tatapan penuh amarah.

“Akh, sakit!” pekik Chyara.

“Bereskan dulu kekacauan yang kau buat!”

***

Salam hangat dariku selalu untuk para readerku yang baik hati. Mohon dukungannya untuk karya terbaruku, berikan vote, rate 5, like dan tinggalkan komentarmu. Sungguh sangat berharga dukungan darimu, terima kasih.

Jangan lupa mampir juga, Mr. Arrogant's Baby! 

Terpopuler

Comments

M 🐼

M 🐼

Lanjutkan thor

2023-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!