BAB 18

Batas waktu yang ditentukan untuk check out sudah tiba dan Aleena bergegas keluar hotel mewah tersebut. Ingin sekali ia bermalam sehari lagi, tapi apa daya, masih banyak yang harus ia pikirkan. Menghamburkan uang saat galau itu sangat rugi baginya, walaupun hatinya rapuh namun otaknya tetap berpikir rasional agar tidak semakin menyesal.

Aleena menuju halte terdekat dari hotelnya yang mengharuskannya berjalan sekitar 500 m dari pintu hotel. Sepanjang perjalanan menuju halte, ia terus memikirkan kemana harus pergi.

"Ke kosan pasti bosen cuma bisa didalam kamar, pulang kerumah pasti mama curiga dan takutnya malah kepikiran. Ke rumah teman tapi ya rumah siapa?"

Saat itulah Aleena baru berpikir bahwa punya banyak teman itu perlu. Ah.. mengingat betapa sibuknya ia mengurusi semua kesalahan Direktur playboy itu, mana sempat ia untuk sekedar reuni atau nongki-nongki cantik di cafe.

Sedang asyik searching referensi liburan sambil duduk manis di tempat duduk halte, Aleena dikejutkan dengan suara klakson mobil mewah tepat didepan pandangannya.

Tin.. Tin...

Aleena terkejut kemudian menyipitkan kedua matanya, untuk memperjelas pandangan siapakah yang membuat konsentrasinya buyar.

"Hai Mariam.. eh.. tadi siapa yang laki-laki itu sebutkan.. emh.. Al.. Al.. Apalah itu, kau tidak mau membayar balas budi???" Teriak laki laki yang berpakaian rapi menggunakan kemeja dan celana jeans dari dalam mobilnya. Siapa lagi kalau bukan Frey.

"David??" Aleena hanya menatap tak mengerti.

Frey menunjukkan luka di pipinya, Aleena pun menghampiri mobil mewah tersebut.

"Balas Budi" celetuknya

Tanpa menaruh curiga, Aleena masuk ke dalam mobil dan menyimpan tas yang dibawanya diatas rok bermaksud menutupi kependekan rok nya.

"Jadi balas budi apa maksudmu?" tanya Aleena

"Hemh.. aku lapar"

"Mau makan apa?" tanya Aleena

"Seafood"

"oke"

Mobil pun melesat menuju ke restoran seafood yang jaraknya lumayan jauh dari halte tempat Aleena duduk tadi. Ia menikmati perjalanan yang berada diantara laut dan tebing. Aleena yang memang pendiam lebih memilih memandangi jalan sambil sesekali berdecak kagum akan suasana pantai yang dilewatinya.

"Boleh kubuka" pintanya sambil tangannya menunjuk pada kaca mobil.

"Ya, Silahkan" jawab Frey.

Aleena mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto sepanjang perjalanannya.

"Mariam.. eh.. sepertinya lelaki tadi tidak memanggilmu dengan nama itu" selidik Frey.

"Anggap saja kamu tidak mendengarnya" jawab Aleena singkat.

"Kenapa? kau sedang dalam pelarian"

"Tidak.." Aleena melotot

"Kenapa kaget? aku kan bicara biasa saja" selah Frey

"Aku tidak kaget, cuma ya pelarian?? untuk apa aku dalam pelarian"

"Kalau tidak dalam pelarian, kenapa pake nama palsu?" tanyanya lagi

"Aku.. Aku.." Aleena terdiam

Percuma juga ngasih tau nama asli, toh belum tentu ketemu lagi kan...

"It's Okey aku panggil Mariam saja kalau begitu" Frey seperti mengetahui bahwa Aleena tak ingin membahasnya.

Akhirnya mereka pun tiba di restoran yang dituju. Aleena sempat tercengang saat menyimak pesanan Frey, dia mulai curiga bahwa Frey pasti orang kaya diatas rata-rata. Aleena memilih menu cah kangkung dan Cumi Saos Padang, sedangkan Frey memilih berbagai menu dari mulai ikan, cumi, udang sampai kepiting.

Alhasil meja mereka yang hanya berdua penuh dengan semua makanan yang dipesan.

"Sure, kamu mau ngabisin ini semua?" tanya Aleena

"Kenapa? kamu meragukan aku, Mariam?" tantang Frey.

Aleena meneguk ludahnya kasar,

"Tenang.. aku yang bayar semuanya kok.. " Jawab Frey lagi sambil meraih menu udang goreng mentega yang terdekat darinya.

"Aku percaya itu, tapi... apa perutmu ga meledak?" tanya Aleena

Frey hanya menjawab dengan tersenyum lalu melahap menu pertamanya.

Ada hal yang mencuri perhatian Aleena selama makan bersama Frey. Selain menu udang yang tadi, ia membagi 2 setiap porsi makanannya. Di akhir kegiatan makan barulah Aleena mengetahui bahwa ia memisahkan lauk yang akan dimakannya menjadi 2 porsi, 1 untuknya dan yang lain untuk diberikan kepada orang lain yang berhak mendapatkannya.

"Mau kemana lagi?" Tanya Frey

"Hemh.. cari penginapan kayaknya, punya referensi?" Tanya Aleena

"Ini kan minggu, besok senin loh, emang ga kerja?" tanya Frey lagi.

Aleena terdiam... kemudian berkata

"Emh... sepertinya aku butuh waktu lebih lama untuk meliburkan diri haha"

"Oke.. Let's go..." seru Frey

"Mau kemana, David??" tanya Aleena bingung.

"Aku punya referensi villa yang bagus".

Tanpa banyak bertanya lagi, Aleena mengikuti Frey masuk ke dalam mobil dan mereka pun melaju menuju suatu tempat.

Tak lama kemudian mereka tiba di sebuah villa bertingkat dua, yang terlihat sederhana dari depan didominasi oleh ukiran kayu. Frey pun mengajak Aleena masuk ke dalam villa tersebut yang langsung disambut oleh seorang laki-laki paruh baya.

"Kamarnya yang dibawah sudah saya siapkan den" ucapnya kang Dadi yang sehari-hari menjaga villa ini.

"Terima kasih kang" jawabnya.

Aleena terdiam sambil memandangi sekeliling villa yang asri tapi sangaaat sepi. Mengikuti langkah Frey kedalam rumah sambil memandangi villa itu mulai dari keramik, hiasan dinding dan furniturnya, pikirannya melayang pada harga-harga setiap benda yang ada disana.

"Kenapa?" Tanya Frey yang daritadi memandangi Aleena tanpa disadarinya.

"Ini villa keluarga mu?" tanya Aleena dengan nada datar.

"Emh... ini villa pribadi aku"

Aleena berusaha menutupi keterjutannya, dengan berkata "Oh... " walaupun matanya tak bisa berbohong bahwa ia memang terkejut. Dalam hati ia berkata "Gawaaat... ni orang tajir melintir. Ga setara aku sama dia, oke.. kali ini aja ya len.. ga usah ada pertemuan berikutnya"

"Ya dari hasil jualan frozen food selama 3 tahun aku bisa beli ini. Ini aset yang aku sembunyikan sampe saat ini. Tangan kanan ku tahu aku punya villa ini tapi tidak tahu letak pasti dan bentuknya seperti apa"

Aleena hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar cerita Frey. Kemudian Frey menunjukkan kamar untuk Aleena yang berada tepat di seberang kamarnya Frey.

Aleena langsung memasuki kamar tersebut untuk sejenak beristirahat.

----0000------000-----000-----

Suasana Senja terlihat cerah merona. Melihat dari arah jendela saja Aleena sudah sangat tergoda untuk berkeliling area villa.

Saat membuka pintu belakang, Aleena sangat terkesima ketika melihat kolam renang yang bersih, luas dan asri. Terdapat sebuah gazebo dan kulkas kecil di pojok.

Aleena langsung duduk di pinggir kolam dan mengayunkan kakinya ke dalam air, sambil tersenyum senang. Tanpa diketahuinya, sepasang mata sedang memandangi dari kejauhan yang kian lama kian mendekat.

"Ehm.... " Frey menghampiri Aleena

"David... bolehkah aku berenang disini?" tanya Aleena

"Tentu saja" jawabnya singkat.

"Yess.. Terima kasih"

Kemudian Frey duduk disamping Aleena, yang masih menikmati main air di pinggir kolam.

"Kau suka berenang?" Tanya Frey

"hemh... sangat suka, tapi aku tak punya waktu untuk itu"

"Loh.. kenapa tadi gak berenang di pantai?"

"Entahlah... tadi aku hanya ingin menikmati suasana pantai.. dan sebenarnya aku sangat risih melihat para wanita berbikini disana"

"Bukankah kalian sesama wanita? bukankah kau juga senang berpakaian terbuka?"

"Hahahaa... beruntunglah kamu bisa melihatku berpakaian terbuka"

"Sudahlah ayo turun" Frey mengulurkan tangannya mengajak Aleena berenang bersama.

Aleena yang memang bisa berenang walau belum ahli terlihat sangat menikmati. Mereka berdua sesekali bercanda, menciprat-cipratkan air seolah seperti teman masa kecil.

Entah berapa lama mereka berenang kesana kemari, berlomba, membuat berbagai gaya sambil tertawa bersama, kemudian mereka pun beristirahat sejenak di pinggir kolam.

"Jago juga" Ucap Frey

"Haha.. tak seahli dirimu lah.." balas Aleena

"Hey, kenapa kita selalu berbicara formal? bicaralah santai sedikit denganku"

"Kau tak tahu?? ini mode bicara santaiku"

"Sepertinya aku baru menemukan wanita se-kaku dirimu. Dan dari pertemuan kita tadi selalu aku yang harus memulai. Biasanya wanita selalu mudah tergoda dengan wajahku yang sempurna ini" Frey menampilkan mode senyum tampan ala oppa korea.

Aleena tersenyum tipis, dalam hati dia berkata

"Sumpah dari tadi tuh aku sangat tergoda.. tapi gengsi lah... hey.. hey.. ingat.. mungkin setelah ini tak ada pertemuan lagi"

"Dan kuperhatikan, sepertinya kau tak ganti baju ya dari tadi, biasanya wanita itu setiap moment pasti ganti baju dan berselfie ria, tapi kamu pegang handphone juga enggak tuh dari tadi"

"Memang sudah berapa banyak wanita yang kau perhatikan"

"Lebih tepatnya mereka yang mencari perhatianku dengan sendirinya, aku hanya memberikan senyumanku ini lalu mereka menghampiriku seperti para kupu-kupu yang menghampiri bunga"

"Air laut asin sendiri kan.." sindir Aleena.

"Hahahaha.. kau sudah lihat juga kan faktanya tadi" Frey merasa menang

"Lalu.. kau, kau belum jawab pertanyaanku"

"Hemh... aku terbiasa sibuk bekerja, sampai mau liburan pun bingung tak ada yang bisa kuajak. Aku juga bukan tipe wanita santai yang berselfie di setiap moment. Dan kemarin saat aku memutuskan untuk berlibur, ternyata aku baru tau kalo aku sebenarnya gak punya baju buat santai, semua baju formal, piyama dan batik jadi kubawa baju seadanya. hehehehe"

"Lalu apa aku ini tak menarik untukmu?" tanya Frey

"Hahaha... aku mengenal mu saja belum, bagaimana aku bisa tertarik" namun sayang, gelagat gugup Aleena terbaca oleh Frey.

"Kau sudah mengenalku, Aku David dan ini villa ku. masih belum mengenal juga kah?"

"Mana ku tahu kau itu sungguh David atau bukan, dan villa ini bisa saja kan hanya ceritamu. Walaupun aku tak terlalu peduli itu benar atau salah"

"Wanita aneh.. " Frey menepuk air didepan Aleena membuatnya gelapapan kemudian ia tertawa lepas.

"David.... " Aleena mencoba membalasnya tapi kedua tangannya di tahan oleh Frey dan tiba-tiba...

Cups....

Frey mencium sekilas bibir Aleena, membuat Aleena mematung dan berdebar tak menentu.

"Kau sungguh tak tertarik padaku?" tanya Frey

Kemudian Frey kembali mendekat dan mencium bibir Aleena, yang entah ada dorongan dari mana Aleena pun membalas ciuman itu.

Di tepi kolam, di waktu senja..

Ditemani nyanyian menjelang malam dari jangkring dan burung yang hendak beranjak pulang..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!