Bab 10

Melihat sesosok lelaki yang keluar dari lift, membuat Aleena tiba-tiba menjadi gugup. Ia langsung menekan tombol tengah pada ponselnya yang tengah asyik menyelidiki akun wanita yang diduga sebagai selingkuhan kekasihnya itu.

Aleena berusaha menutupi kegugupannya dengan tersenyum semanis mungkin, seolah sedang menyambut kedatangan orang yang dirindukannya. Setengah hati ia setuju dengan itu tapi setengah hatinya ia mulai ragu dengan kekasihnya itu.

Lelaki tampan dan terlihat berwibawa itu lewat di depan para karyawannya yang langsung disapa dengan ramah. Yang disapa hanya tersenyum dan langsung mengarahkan pandangannya pada sosok cantik nan ayu dengan polesan make up natural.

Tak lama setelah sang Direktur masuk ke dalam ruangannya, Aleena segera menyusul.

Alvaro menggantungkan jasnya kemudian menghampiri kekasihnya yang mungkin sebentar lagi akan menjadi mantan. Tergantung pada Aleena, akan berbuat apa ia kedepannya.

"Apa Kabar Honey.." sapanya kemudian membuka lebar kedua tangannya, berharap seperti di drama-drama itu, sang wanita mendekat lalu memeluk dengan penuh kerinduan.

"Maaf pak, ini masih jam kantor" Aleena tertunduk. Tak ingin menampik ia juga rindu akan perhatian dan sentuhan sang kekasih, namun hatinya saat ini tak menentu setelah mengetahui siapa yang menjadi saingannya.

"Kau tak merindukan aku honey??" Alvaro semakin mendekat, akhirnya kedua tangan yang terbentang tadi berakhir di kedua tangan Aleena yang terjuntai bebas.

"Rindu sangaaat, Bapak tak lihat saya berdandan secantik ini, lebih dari biasanya. Untuk siapakah ini?" Aleena mentengklengkan kepalanya ke kanan dan tersenyum.

"Tapi maaf pak, ini masih jam kantor. Saya tak ingin ada gosip yang pada akhirnya merusak reputasi bapak" Lanjut Aleena sambil melepaskan genggaman tangan Alvaro.

Aleena berlalu menuju sofa yang ada di antara mereka dan duduk disana.

"Sudah makan? mau aku pesankan makan?" Tanya Aleena lembut.

"Please deh Honey.. disini tuh aku direkturnya, kenapa sih gitu doang juga ga boleh. Gak akan ada juga yang negur kita kalo begini begitu. Kamu tuh kaku banget" Alvaro mulai terlihat kesal.

"Kalo kita sudah menikah mungkin aku gak akan nolak mas. Kamu juga harus tau dong posisi aku disini seperti apa. Udah makan belum?" tanyanya lagi

Alvaro duduk di sofa disamping Aleena, kemudian menghembuskan nafas dengan kasar.

"Aku tuh cape tau baru pulang.. kasih hiburan apah" Alvaro merajuk.

"Yuk aku anter pulang, tapi sebelum itu cek berkas dulu ya" pinta Aleena. Tetep ya workaholic banget nih cewek.

ya Alena memang wanita yang sangat keras kepala, profesional serta perfeksionis dalam bekerja. Itulah yang membuat Alvaro sangat berketergantungan dengan Aleena terkait pekerjaan. Namun manusia itu tidak ada yang sempurna, terbukti dengan Aleena yang sangat susah untuk Fleksibel. Ia selalu memposisikan dirinya sesuai dengan tanggung jawabnya. Bahkan hanya sekedar untuk bercengkerama saja dengan Alvaro di ruang kerja dan saat jam kerja itu bisa membuatnya kurang nyaman. Aleena selalu berpikiran bahwa hal Pribadi tidak bisa dicampuradukkan dengan pekerjaan dimanapun dan apapun kondisinya.

Mau tidak mau Alvaro menuruti Aleena. Ya.. sebenernya sih berat ya, tapi mau gimana lagi. Alvaro menyelesaikan semua pekerjaannya secepat mungkin. Tanda tangan sekalian mengoreksi beberapa berkas ia lakukan karena memang harus diselesaikan saat itu juga. Sementara Aleena menunggu dengan setia.

Tepat sekitar pukul lima sore, mereka berdua meninggalkan area kantor menuju ke apartemen milik Alvaro. Koper yang tadi sempat titipkan di reseptionis langsung diambilnya kemudian dibawa ke mobil Alvaro yang pada saat ini dikendarai oleh Aleena.

"Mas biar aku aja yang nyetir, kamu pasti capek banget kan dari luar kota?" Sambil menunjukkan kunci mobil Alvaro yang ada pada Aleena.

"Nah gitu dong honey, jangan terlalu kaku!! Aku tahu kamu sangat perfeksionis dan profesional tapi bagaimanapun aku ini kekasihmu. Aku juga butuh penyegaran saat aku sudah mulai lelah menghadapi kenyataan hidup yang begitu berat" entahlah ngomong apa si mas al inih.

"Apa sih Mas, Kamu itu lebay banget sih!!" Sambil membukakan pintu belakang mobil untuk menyimpan koper.

"Ya aku nggak enak aja sama orang-orang kantor, takutnya nanti mereka salah mengartikan apa yang mereka lihat dan dengar di area kantor dan saat jam kantor. Nanti reputasi kamu juga yang jelek Mas" Aleena sudah berada di balik kemudi.

Mobil pun melaju membelah jalanan kota yang padat dan akhirnya mereka bisa sampai di apartemen Alvaro sekitar 20 menit perjalanan.

Saat tiba di dalam apartemen, Alvaro mendorong kopernya ke dalam kemudian meraih pinggang Aleena segera dipeluknya. Diluar dugaan, Aleena mendorong tubuh Alvaro,

"Mas kamu itu dari luar kota harus mandi dulu biar seger, biar fresh. Udah sana mandi dulu gih" Aleena berusaha menghindar.

"Kenapa honey... sebentar aja please..."

"Nggak mau ah Mas, sana mandi dulu baru nanti... nanti..." ucapan Aleena menggantung.

"Nanti apa? Apa hayo???" Alvaro menggoda.

"Nanti apa ya?? pokoknya nanti!!! udah mas, aku mau beresin perlengkapan kamu dulu nih"

Sambil mendengus kesal Alvaro masuk ke dalam kamarnya mengambil handuk, kemudian ke kamar mandi untuk mandi. Dalam hati Aleena menggerutu,

"Baru aja abis ciam cium cewek lain, sekarang mau peluk-peluk aku, nggak mau!! nggak suka!!"

"Sebenarnya aku juga kangen Mas, sama kamu. Tapi membayangkan kamu dengan wanita itu saja aku rasanya sudah mual" Aleena terus saja menggerutu sendiri di dalam hati sambil tangannya mengeluarkan barang-barang yang ada di koper, yang tak lain dan tak bukan isinya Pakaian kotor semua.

Aleena mencium parfum yang berbeda di antara tumpukan baju kotor itu. Kemudian ia mengendus dan mencari dimana asal wewangian itu. Daaaan... Aleena menemukan wangi itu berasal dari baju tidur Alvaro. Tepatnya parfum perempuan beraroma vanilla.

Degh...

Timbullah berbagai pertanyaan di benak Aleena. "Jangan-jangan......????????" Aleena langsung membayangkan kemungkinan apa yang terjadi selama Alvaro diluar kota, fokus utamanya di hotel.

"Aaaa... TIDAK!!!! aku yang bayar, aku aku yang reservasi, tapi mereka yang............???? kenapa kamu bodoh sekali Aleena!!!" Itu semua hanya bisa ia lontarkan dalam hatinya berujung pelampiasan pada baju-baju kotor tersebut.

Apalah arti seorang Aleena yang hanya wanita biasa, ia tak punya kekuatan atau kekuasaan untuk sekedar

mengecek CCTV hotel. Keraguan Aleena semakin dalam kepada Alvaro yang memang sudah bisa dipastikan berselingkuh di belakangnya.

Aleena sangat mengenal Alvaro bahwa dia bukan tipe lelaki hidung belang yang gampang sekali jatuh cinta pada perempuan manapun. Tapi ketika melihat saingan nya, Alena pun tidak bisa memungkiri betapa cantik dan seksinya wanita itu. Terlebih lagi seorang model pastinya akan menjaga tubuh bagian luar dan dalam. Tidak seperti dia yang buat beli make up aja dia masih berpikir ribuan kali karena ada orang yang harus dibiayai. Untung wajahnya cantik alami jadi make up yang dipakai walau bukan dari salon ternama tetap menampilkan kilauan kecantikannya.

Setelah mengeluarkan semua yang ada di koper, Aleena memasukkan ke dalam kantong laundry dan disimpan di tempat khusus yang nanti akan diambil oleh pihak kebersihan apartemen sekitar pukul 8 malam. Kemudian Alena memesankan makanan melalui aplikasi online. Setelah sekitar 30 menit, Alvaro keluar dari kamar mandi, hanya menggunakan kaos dan celana pendek. Alvaro mendekati Aleena yang sedang duduk sambil menonton TV menunggu pesanan makanannya datang.

Alvaro langsung duduk di samping Alena kemudian mengecup pipi dan merengkuh pinggang Aleena seraya berkata

"Aku udah mandi, udah bersih, udah boleh ya??" walaupun sebetulnya Aleena sudah tidak mau disentuh Alvaro, tetapi ia tidak mau memperlihatkan rasa curiganya dan tanpa terasa hormon estrogennya pun terpicu untuk membalas ciuman dari Alvaro yang entah kapan mendarat disana.

"Aku tuh kangen banget sama kamu Honey.. di sela-sela kesibukan, aku masih memikirkan kamu dan mengingat bahwa aku harus menikahimu semangatku untuk bekerja semakin bertambah. Saking semangatnya aku selalu pulang larut malam" Alvaro bercerita panjang lebar.

"Lagi pula aku cuma punya waktu 3 hari disana honey.. aku harus bulak balik kesana kemari. Mana klien-klien di sana kan lumayan ribet ya jadi obrolan pun panjang ngalor ngidul" Aleena hanya mendengarkan tapi sebetulnya dia juga tidak ingin peduli karena ia sudah merasa dikecewakan.

Aleena memang bukan tipe yang gampang untuk meluapkan emosinya sehingga ia selalu berusaha menahan dan terus menahan sampai tiba saatnya nanti bom waktu itu akan meledak.

"Iya Mas aku paham kok, yang penting kan sekarang kamu udah disini dan dalam keadaan baik-baik. Pakaian kotor kamu udah aku beresin nanti diambil sama petugas laundry. Oh ya, sebentar lagi pesanan makanan kita juga sampai, aku pesenin pecel ayam ya abis aku gak tau kamu udah makan nasi atau belum"

Dipikir-pikir kok aku kayak pembantu ya disini? pembantu plus plus lagi, hadeeeuh....

Alena berkeluh kesah.

"Makasih ya sayang... " Sekali lagi Alvaro mendaratkan bibirnya di pipi Aleena.

"Nanti jam 7 aku pulang ya, Aku naik ojek online aja"

"Kenapa harus buru-buru pulang honey??" rajuknya

"Kamu kan butuh istirahat Mas, aku juga perlu mempersiapkan meeting. Nggak tahu nih Harrison Collection mau minta bantuan apa, intinya Besok aku harus datang sekitar jam 10 pagi"

"Oh ya dia mau Fashion Week gitu ya?? Emang kapan acara fashion week nya?"

"Mungkin satu atau dua minggu lagi, aku juga kurang tahu mas"

"Jadi kamu nggak mau nemenin aku malam ini???"

"Mas butuh istirahat, besok kan kita bisa ketemu lagi. Mas tau juga kan aku tuh paling ga bisa kalau mau meeting atau apapun itu tanpa persiapan"

Tak lama pesanan makanan itu datang dan Aleena menyiapkannya dengan rapi. plating ala ala master chef katanya. Kemudian mereka makan bersama.

%%%%%%%%%%%

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!