Bab 3

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.10, Aleena masih berkutat dengan file-file yang harus diselesaikannya. Sejak mengantarkannya ke kantor tadi, Alvaro belum juga menghubungi. Walaupun mereka memang sepasang kekasih, tetapi Aleena sangat mengerti tentang menjaga privasi pasangannya, sehingga ia tak mau terlalu kepo dengan kehidupan pacarnya itu ketika sedang berjauhan, seperti saat ini.

Aleena pun memutuskan untuk menghubungi Alvaro duluan melalui ponselnya.

Mas udah selesai ketemu om nya? mau ke kantor apa langsung pulang?

Sambil menunggu balasan, Aleena pun menyelesaikan pekerjaannya dengan sesegera mungkin dan merapikan meja kerjanya.

15 menit kemudian dering handphone Aleena pun berbunyi, berbinarlah mata Aleena melihat siapa yang mengirim pesan padanya,

Belum nih masih ngobrol, masih ada yang perlu dibahas. kamu pulang sendiri ya, ga apa apa kan honey?

Sedikit kecewa terlintas dalam pikiran Aleena, tapi ia pun tak punya pilihan.

Oke.. aku pulang sekarang ya..

Tanpa menunggu balasan, Aleena langsung memesan ojek online dan bergegas keluar kantor.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Drtttt.... Drtttt...... Drtttt.....

Getaran handphone membangunkan Aleena yang masih nyaman meringkuk dibalik bed covernya, matahari yang malu-malu menampakkan wajahnya pun mendukung Aleena untuk tetap bertahan didalam sana, hanya tangannya saja yang terjulur untuk mengambil ponselnya diatas nakas.

"Hallo..."

"Selamat Pagi honey...."

"Oh mas.. ada apa mas, hoaaamh.."

"Kamu itu ya kalo sudah tidur, tapi gak papa deh minggu ini kan kamu sibuk banget jadi istirahat ya, tapi aku harus pergi nih keluar kota, tapi cuma weekend ini kok."

"kok mendadak sih mas?" tanyanya masih setengah sadar

"Iya nih, semalem abis ngobrol sama om, langsung diajak buat hunting, ya aku ga enak lah nolaknya"

"emh.. oh iya ya" Kalo yang berhubungan dengan om nya, Alena hanya bisa berkata "Oh" dan "ya" saja.

"Eh mas, aku lupa kan kita mau keundangan besok" Aleena yang tadinya masih setengah sadar langsung duduk mengingat undangan besok merupakan undangan penting baginya karena ia akan secara resmi memperkenalkan kekasihny itu kepada keluarga besarnya.

"Justru itu aku telpon kamu, aku paling baru sampai malam, itu pun kalau om ga ngulur waktu lagi. Kamu tau kan om itu suka banget kalo ngobrol dalam waktu lama"

"ya udah deh.. mah gimana lagi"

"next time ya honey... kamu mau aku beliin apa?"

"enggak usah deh, jaga diri baik-baik ya"

"oke honey.. om udah dateng tuh, see u"

Panggilan telepon pun terputus.

Aleena mengacak-acak kasar rambutnya. Ia sudah menanti-nanti waktu ini karena sudah 3 tahun ini Alvaro sepertinya belum ada minat kejenjang pernikahan. Walaupun Aleena juga memang belum berani mengungkapkannya langsung kepada Alvaro. Pasalnya Aleena juga sudah gerah melihat banyak temannya yang sudah menikah satu per satu dan karena usianya pun sudah matang.

Tapi mengingat Om nya Alvaro merupakan orang penting untuk masa depannya karena jabatan direktur itu diberikan kepada Alvaro oleh om nya yang merupakan pemilik tunggal perusahaan itu. Om nya hanya memiliki 2 orang putri yang salah satu putrinya bekerja disana. Om Denis Santoso hanya mempercayakan perusahaannya itu pada keluarga terdekatnya saja. Ayah Alvaro memang bukan seorang pengusaha dan tidak sekaya Om Denis, jadi Alvaro lebih banyak berinteraksi dengan Om nya dan Om Denis pun banyak bergantung pada Alvaro yang memang jago dalam berkomunikasi untuk melebarkan sayap bisnisnya.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

"Bos, ada cewek cakep nih bisa jadi rekomendasi bos sekedar selingan lah, kali aja bos tertarik" tutur Noval di sela-sela bos nya mengecek setiap pekerjaan yang sudah ia lakukan.

"Apa sih loe, gue lagi sibuk mikir kejutan apa yang bisa gue kasih buat Carla pas nanti dia pulang" sanggah Frey sambil tetap fokus pada kerjaannya.

"Ah.. Carla mah gampang, kan bos tau dia tuh kasih aja barang branded yang limited edition. Abis itu udah deh, lu minta apa aja pasti dikasih"

Frey hanya menyunggingkan senyumnya.

"Btw loe yakin dia setia disana?"

seketika Frey pun mendongak, mengisyaratkan rasa tak sukanya pada topik yang dibahas.

"Ya bukan gitu sih bos.. cuma tau sendiri kan. London itu pergaulannya seperti apa. Apalagi Carla kan seneng banget tampil sexy"

Frey pun langsung melemparkan pulpen yang ada di tangannya kearah Noval. Hap.. dengan kekuatan ringan ia pun menangkap pulpen tersebut dan berlari.

"Hahahaa.. Sorry deh, ntar kalo udah beres panggil ya..."

Sejenak apa yang dikatakan Noval mengganggu fikirannya. Tetapi Frey segera menghempaskan jauh-jauh fikiran itu. "Br*****" dengusnya.

Gaya bicara Noval yang santai dan terkesan kasar itu pada bosnya bukan karena ia tak punya sopan dan santun. Melainkan karena memang mereka sudah bersahabat sejak SMA. Noval diangkat menjadi Direktur atas rekomendasi Frey kepada Ayahnya yang merupakan pemilik Perusahaan. Dalam satu gedung bertingkat sampai 40 lantai itu tidak hanya ada 1 perusahaan yang berdiri.

Mr. Amar Harrison memang sudah kaya sejak dari lahir, sehingga kekayaannya saat ini tak terbatas karena sudah berhasil mendirikan lebih dari 5 bidang bisnis. Frey mendapatkan tanggung jawab untuk mengelola bisnis Fashion dengan jabatan Direktur Keuangan. Sedangkan bisnis lainnya di kelola oleh kakak ipar Frey.

Bukan tanpa alasan kenapa Frey hanya memegang satu perusahaan saja dari sekian banyak perusahaan yang ayahnya miliki. Tapi Itu karena Frey juga memiliki bisnis sendiri dibidang frozen food. Sehingga terkadang ia kewalahan harus mengurus bisnis ini dan itu, untung kantor pusatnya berada dalam satu gedung sehingga ia dapat leluasa mengontrol keduanya.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Tubuh tinggi, langsing, rambut panjang lurus yang sengaja ia sanggul rendah sehingga terkesan menggantung, memakai gaun yang memperlihatkan lekukan pinggangnya berwarna dusty purple selutut dan bolero senada bermanik-manik membuat Aleena tampil elegan di pesta pernikahan sepupunya hari ini.

"Selamat ya Mas Dian.. Semoga langgeng dan bahagia" ucap Aleena tulus.

"Terima kasih Adeku yang cantiik, akhirnya kamu dateng juga" Peluk dian penuh kehangatan,

"Sendirian aja Al" tanya mas dian

"Iya nih.. yayangnya lagi sibuk" Aleena berkilah

"Emang punya? kok ga dibawa sih biar dikenalin sini ama keluarga" Seru pakde yang ikut nimbrung, jadilah percapakan kecil terjadi di sini, untung tamu undangan belum terlalu ramai jadi Aleena masih leluasa untuk mengobrol dengan keluarga dekatnya itu.

"eh pakde, apa kabar pakde? maaf ya mama ga bisa kesini, mama masih rawat jalan pakde, doain ya biar mama cepat sehat lagi"

"Iya pakde juga paham kok.. Semoga mbak Lia lekas sehat ya... kamu kapan nyusul? kenalin sama pakde ya, biar pakde liat dulu bibit, bebet, bobotnya" ucap Damar ramah.

"Iya pakde, siap"

Sekilas tentang Aleena,

Usia 5 tahun Aleena sudah tidak memiliki ayah, sehingga Lia sang mama yang menjadi ibu sekaligus tulang punggung sering menitipkan Aleena dirumah Damar. Damar yang memang menginginkan anak perempuan pun menerima Aleena dengan tangan terbuka. Aleena selalu dalam asuhan Amira istri Damar setiap kali mamanya bekerja.

Sampai usia 8 tahun akhirnya Lia menikah lagi dengan seorang laki-laki cukup kaya dan tampan tetapi genit kelakuannya. Lia mengira setelah menikah ia akan bahagia, iya benar dia bahagia apalagi setelah memiliki anak dari suaminya yang diberi nama Rinaya. Namun seiring berjalannya waktu Joan (Ayah tiri Aleena) memperlihatkan kelakuan aslinya pada keluarga kecilnya itu. Joan semakin genit dan suka main perempuan. Lia bukan tidak tau kelakar suaminya itu, tapi Lia diam karena tidak ingin rumah tangganya hancur.

Sampai suatu ketika Aleena mulai beranjak dewasa dan tubuhnya sudah semakin membentuk, diam-diam ayah tirinya itu sering mengintip saat Aleena mandi atau berganti pakaian. Kecewa, sedih dan kesal terhadap suami Lia pun akhirnya meminta Aleena untuk tinggal bersama Damar sejak kelas 2 SMA sampai ia menyelesaikan kuliahnya. Oleh karena itu Diandra sang pengantin lelaki sangat dekat dengan Aleena seperti abang adek.

Mengetahui Alasan tersebut, Aleena pun memahami maksud sang mama, bahkan sampai saat ini Aleena tak berani walaupun sekedar untuk menginap dirumah mamanya. Ia akan menginap apabila ayahnya pergi keluar kota atau Aleena akan memilih untuk tidur bersama mamanya.

Acara pernikahan hari ini sekaligus mengingatkan Aleena akan masa-masa indah saat tinggal bersama pakde dan bude nya. Karena kesibukannya sudah sebulan ini Aleena tidak datang berkunjung. Aleena yang sudah menyelesaikan obrolannya dengan pakde, segera berhambur menghampiri bude dan memeluknya dengan penuh kehangatan.

Melihat tamu yang semakin banyak, Aleena pun bergegas turun dari pelaminan, tanpa sengaja ia berpapasan dengan seseorang.

"Mbak Aleena" sapanya

"Loh Mr. Noval, wuah.. apa kabar mr" Aleena pun menjabat tangan orang yang menyapanya

"Keundangan juga mbak?"

"emh.. ini pernikahan sepupu saya Mr."

"Oh.. Pak Diandra atau Bu Anggi mbak sepupunya?"

"Sepupu saya pak Diandra Mr"

"Owh.. jadi Brides Maid ya, pantesan cantik banget, sampe pangling saya"

"Terima kasih Mr, Mr juga terlihat tampan hari ini" Aleena berusaha profesional walau tak terlihat jujur.

"Al.... Al..." Aleena pun mengarah pada sumber suara lalu melambaikan tangan.

"Mr. mohon maaf sepertinya saya harus permisi"

"Oh iya silahkan Mbak.."

Kemudian Aleena pun berlalu. Tak lama Frey datang menghampiri Noval dan mereka berdua pun langsung menuju pelaminan menyalami rekan bisnis mereka yang tengah berbahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!