Aula yang luas itu itu terlihat ramai dikunjungi banyak orang, sebagiannya menggunakan seragam yang sama yaitu seragam wisuda dan sebagiannya menggunakan pakaian resmi yang tentunya itu merupakan keluarga dari wisudawan.
Acara formal dengan sangat terstruktur dan penuh haru biru itu berjalan dengan lancar tanpa suatu hambatan. Jauh di belakang area wisuda seorang laki-laki dengan tinggi hampir 190 cm juga berpakaian formal membawa sebuket bunga dan memperhatikan dengan seksama satu-persatu wisudawan hingga ia berhenti di satu tatapan yaitu gadis cantik Pujaan hatinya.
Frey sengaja menunggu waktu yang tepat untuk menghampiri kekasihnya dan memberikan kejutan bahwa ia hadir dalam acara wisuda nya. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menunggu dengan sabar dari kejauhan.
Setelah acara resmi itu selesai Ia pun mencoba menerobos kerumunan para wisudawan yang tengah berkerumun. Betapa terkejutnya ia melihat ternyata wanita pujaan hatinya itu sedang menjadi pusat perhatian dan di tengah-tengah itu ada seorang laki-laki yang sedang menggenggam tangannya dan berkata
"Will you marry me??" Perempuan itu merona bahagia menerima pinangan lelaki dengan mengulurkan tangannya yang langsung disambut sang lelaki menyematkan cincin berlian, diakhiri kecupan singkat dari keduanya.
dari desas-desus yang ia dengarkan di kejauhan mengatakan bahwa memang kedua pasangan itu adalah pasangan yang paling romantis dan selalu menjadi pusat perhatian semasa Carla berkuliah.
Frey mengacak-acak kasar rambutnya menyadari bahwa selama ini ia telah lalai mengetahui apa yang terjadi pada kehidupan Carla, karena dia merasa sangat percaya pada kekasihnya itu sehingga dia selalu yakin bahwa kekasihnya setia dan belajar dengan bersungguh-sungguh. Pupuslah sudah kepercayaan Frey kepada Carla.
Lelaki mana yang tak terbakar melihat pujaan hatinya yang sudah ia tunggu dan dinantikan selama 2 tahun ini ternyata menerima pinangan dari lelaki lain, tepat di hadapannya yang sedang menyimpan segudang Kerinduan untuk dicurahkan.
Tanpa berkata apapun Frey langsung menyeruak pada kerumunan dan menarik tangan perempuan itu. Betapa terkejutnya perempuan itu melihat siapa yang menariknya. Seketika itu dengan wajah merah padam Frey memasukkan gadisnya itu ke dalam mobil dan tanpa disadari, lelaki yang tadi menyematkan cincin mengikutinya dari belakang.
Keduanya hanya diam selama di perjalanan. Frey berusaha sekuat tenaga menahan amarahnya untuk tidak ia luapkan pada saat itu karena memang suasananya kurang tepat. Sampai di apartement Carla barulah Frey berani meluapkan isi hatinya.
"Jelaskan padaku apa maksud mu Carla? apa-apaan semua ini!!! Jadi ini alasanmu selama ini tak ingin aku kunjungi?" Sang wanita hanya bisa menunduk dan mengusap air matanya jujur sedikit timbul rasa ketakutan karena memang dia berada di posisi yang salah. Saat mata pria yang tajam berusaha mencari tahu tentang kebenaran yang terjadi tiba-tiba pintu yang terkunci itu terbuka yang artinya orang ini memiliki akses untuk bisa masuk ke dalam apartemen itu dengan leluasa.
"Hei bisakah kau bicara yang lembut pada perempuanku??" Tidakkah kau tahu Kami sedang bahagia??" seru lelaki tampan itu yang badannya terlihat lebih berotot. Carla langsung berdiri diantara keduanya.
Frey berdecih sebal "Apakah kau tidak tahu bahwa dia adalah wanitaku"
"Dan... dia Frey" Lirih Carla pada lelaki yang ternyata bernama Dante itu. Mendengar Frey menggunakan bahasa Indonesia, Dante pun membalas dengan bahasa Indonesia. Ya, dia keturunan blasteran Indo-Inggris, saat ini ia sedang menjalankan perusahaan keluarganya yang ada di Inggris. Tanpa sengaja di suatu moment Dante dan Carla bertemu dan saling jatuh cinta.
"Sejak kapan kau bersamanya??" Frey kembali menyerang dengan pertanyanyaan
"Frey.. Frey... Ternyata kau rupanya?? kemana saja kau selama ini? Sepertinya dia tidak merasa nyaman di sampingmu sampai harus berlari ke pelukanku??" Ucapan Dante berhasil membuat Frey semakin murka.
Bug**gg
Dengan kekuatan penuh Frey memukul rahang Dante dan berhasil membuatnya terjungkal ke belakang, darah segar pun mengalir lambat di bibir sebelah kirinya. Carla tercengang dan langsung menutup kedua mulutnya.
"Cukup, cukup Frey!!! Dante, Biarkan aku menyelesaikan masalahku dengan Frey dulu, please" pinta Carla dengan lembut.
"Sok Manis" seru Frey sambil melemparkan pandangannya kasar.
"Bisakah kau tinggalkan kami berdua dulu?" Pinta Carla kembali karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Dante.
"Berteriaklah ketika dia berusaha menyakitimu" Dante berkata tapi tatapannya hanya mengarah pada satu arah yaitu Frey. Terlihat dari tatapan keduanya mereka ingin sekali menyerang tapi emosi mereka tertahan melihat wanita yang sudah pucat pasi wajahnya karena hal ini.
"Aku sangat mengenalnya Dan, dia tidak akan menyakitiku, Aku percaya itu. Tunggulah Aku di luar" Carla bermaksud menenangkan dirinya sendiri.
pintu itu tertutup dengan kasarnya, kini tinggallah Frey dan Carla berdua di dalam apartemen itu.
"Kenapa kau lakukan ini padaku Carla? apakah salahku? kenapa kau setega itu?" Frey yang tadinya emosi tiba tiba langsung mengeluarkan air mata dan duduk lemas diatas permadani.
"Maafkan aku Frey, aku tak bisa mencegah adanya cinta datang Padaku. Hidup di sini di negara orang tanpa ada teman tanpa ada perhatian dari keluarga aku sangat kesepian" Carla memulai pembicaraan, ia berusaha mengatur nafasnya agar dapat menahan tangisannya.
"Semenjak pernikahan kita gagal, tak ada keluarga yang mau mendengarkan keluh kesahku"
"Jangan katakan gagal Carla, itu hanya tertunda" potong Frey.
"Bagi keluargaku itu gagal Frey. Aku sudah berusaha untuk menguatkan diriku sendiri. Tapi ternyata aku lemah" lirihnya.
"Kau kan bisa cerita padaku Carla.. Aku akan selalu ada bersamamu"
"Aku sempat berpikir bahwa aku egois Frey, aku meninggalkanmu pastinya dengan banyak cibiran dari orang lain tentang gagalnya pernikahan kita.... "
"Tertunda Carla !! hanya tertunda!!" Frey menegaskan.
"Aku tak ingin menambah bebanmu disana" Carla terus tertunduk..
"Maafkan aku Carla... maaf.. Maaf aku tidak ada bersamamu..., Kembalikan cincin itu lalu ayo kita menikah. aku akan melupakan apa yang aku lihat hari ini" Frey mengatakan dengan perih, disatu sisi dia kecewa pada Carla yang berselingkuh tapi di sisi lain dia masih sangat mencintainya. Ia mendekati Carla dan mencoba untuk memeluknya. Sejenak Carla menangis di dada kekar milik Frey, tapi kemudian ia mundur beberapa langkah.
Frey tercengang.. apa maksudnya ini?? tanya nya dalam hati.
"Carla...." Frey memanggilnya lirih.
"Maafkan aku Frey... Maafkan aku.." Carla terjatuh dan berlutut dihadapan Frey.
Melihat itu Frey terenyuh kemudian ia mensejajarkan tubuhnya dengan Carla. Ia merasa Carla sangat menyesali perbuatannya dan bersedia untuk kembali.
"Aku maafkan Carla.. kita kembali ke Indonesia dan melanjutkan rencana pernikahan kita, oke??" Frey mengusap bahu Carla.
"Maafkan Aku Frey... Maaf... hiks.. hiks"
Sesaat Frey berpikir, kenapa dia menangis sesegukan.. apa maksudnya ini??
"Aku tidak bisa Frey... Maaf..."
Deg...
Seketika lutut Frey melemas. Harapan tak sesuai dengan ekspektasi.
"Maaf...."
Kemudian Carla mengambil sesuatu dari dompetnya. Lalu memberikan secarik kertas itu kepada Frey.
Awalnya Frey tak mengerti kertas apa itu, Ia menyimak dan memperhatikannya dengan seksama. Namun dibulak balik seperti apapun Frey tidak mengerti apa itu, seperti gelombang sinyal hitam putih.
"Aku menerima lamaran Dante karena.... "
Frey melirik sinis kearah Carla setelah menyadari kertas apa yang dipegangnya.
"Cukup Carla... "
"Aaaaaaarrrgh....." Teriak Frey.
Sesak rasanya dada Frey, tanpa berlama-lama ia pun meninggalkan Carla yang masih bersimpuh diatas permadani.
Sampai didalam mobil sewaannya, dia berteriak dan memukul-mukul stir berkali-kali melampiaskan kemarahannya.
"Bodoh kau Frey.. bodoh.. kenapa kau sebodoh itu.. " runtuknya pada diri sendiri.
Seketika ia teringat perkataan Noval tentang Carla dan kehidupannya. Ada sedikit rasa menyesal karena selama ini ia tidak pernah menanggapi kecurigaan Noval pada Carla.
"Buta.. aku buta... " teriaknya lagi..
Kemudian ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang,
"George, Cari tau siapa itu dante"
Itu saja, kemudian Frey kembali menutup telponnya dan tanpa sadar ia menangis, masih didalam mobil.
Awalnya Frey berniat cuti 1 minggu dan berangan-angan menghabiskan waktu yang indah bersama Carla. Tetapi ini baru 2 hari, rasanya ia sudah ingin kembali ke negaranya. Tapi ada sebersit rasa malu ketika ia harus kembali.
"Apa yang harus kukatakan pada Noval??"
Ia mengingat perdebatannya sebelum pergi ke London.
Ddrrrt..
Sebuah pesan masuk, dari George.
Andante Carl Jones, Lelaki blasteran London-Indonesia. Anak pertama dari 2 bersaudara. Anak dari seorang pengusaha ternama di London. Kekayaannya melebihi Harrison Company. Memiliki bisnis di berbagai bidang dan sudah merambah dunia International.
"Aaaarrrghh.... sial...." runtuknya lagi.
Merasa bahwa Dante bukan saingannya, ia pun semakin kesal.
Kemudian Frey memutar stirnya untuk kembali ke hotelnya.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments