Bab 2

Hotel mewah di tengah kota memang sangat menarik untuk dikunjungi, tapi bukan hotelnya yang membuat Aleena terpana melainkan makanan yang disajikan. Aleena yang sangat menyukai segala bentuk pasta termasuk pasta yang dicampurkan pada kuah seblak terlihat sangat menikmati menu yang dihidangkan. Sayangnya karena ini urusan kantor jadi sebisa mungkin Aleena harus menjaga sikap saat menikmatinya (yaaa.. ga bisa ala-ala mukbang).

"Iya memang kemarin saat saya sampaikan detail motifnya itu cenderung lebih besar tetapi menurut saya ini hasil maksimal yang bisa kami lakukan Mr. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini" ucap Alvaro se sopan mungkin agar bisa mengambil hati klien tersebut.

"Bukankah kain ini sudah kami pesan jauh-jauh hari, kenapa tidak sesuai" Mr. Noval terlihat kecewa.

"Iya Mister oleh karena itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas hal ini"

Raut wajah Noval yang terlihat kecewa ini bukan klien pertama yang Aleena hadapi karena keteledoran direkturnya itu. Akhirnya mau tidak mau Aleena pun angkat bicara untuk memperbaiki kesalahan kecerobahan sang direktur yang juga kekasihnya.

"Mister mohon maaf jika saya lancang ikut bicara, boleh saya berpendapat?" buka Aleena

"Ya, Silahkan" ucap Noval terlihat malas

"Menurut saya mengenai motif ini masih bisa dipadu padankan dengan warna polos, apalagi ini belum jadi pakaian. Bagaimana kalau kita proses sebagian seperti diawal konsep dan yang sudah jadi ini kita rancang lagi baik dari segi pemilihan warna atau bahan kainnya. Karena penilaian dasar dari sebuah pakaian adalah bahan kainnya, dan karena ini bukan kerjasama kita yang pertama kalinya pastinya Perusahaan Mr. sudah tau kualitas kain yang kami hasilkan"

Alvaro tersenyum karena kepiyawaian Aleena yang semakin berkembang dari sebelumnya terutama dalam komunikasi.

Terlihat wajah Noval berpikir, entah apa yang sebenarnya ia telusuri dari penjelasan sang sekretaris.

"Atau begini saja, sebagai bentuk tanggung jawab kami, saya bersedia membantu seperti mengkombinasikan warna atau model dengan para designer perusahaan Mr, bagaimana?" tawar Aleena lagi berusaha mengurangi keraguan klien.

"Ni cewek bisa dibilang perfect sih, cocok kayaknya buat si bos" bisiknya dalam hati, yang ternyata sedang menelusuri Aleena secara pribadi.

"Untuk saat ini saya hanya menunggu kain pesanan kami selesai dengan tepat waktu. Kami memiliki designer yang ternama dan sangat berpengalaman, jadi sepertinya saya tidak butuh bantuan anda dalam hal mode, tapi kalau anda mau bertanggung jawab berarti anda harus membantu saat dibutuhkan, bukankah demikian?" Noval bernegosiasi

"Oh tentu saja dalam hal itu sekertaris saya tidak akan keberatan, benarkan Aleena?" sanggah Alvaro tidak ingin menyia-nyiakan peluang yang dibuka.

"Eh.. emh jika saya bisa lakukan maka akan saya usahakan itu" ucap Aleena sedikit kecewa karena secara tidak langsung sang direktur memberikannya tugas tambahan.

"Kalau begitu, Asti tolong simpan no telpon mbak Aleena" titah Noval pada sekertarisnya.

Setelah diskusi panjang yang pada ujungnya menambah kerjaan untuk Aleena akhirnya selesai juga. Setelah kedua klien tersebut meninggalkan Alvaro dan Aleena, seperti biasanya mereka akan menunggu klien tersebut pergi meninggalkan area baru mereka meninggalkan area tersebut. Sambil menunggu Aleena pun tuk tak sabar untuk langsung melampiaskan rasa kesalnya pada Alvaro.

"Mas.. kenapa sih harus aku, kita kan masih banyak kerjaan loh apalagi klien berikutnya ini diluar kota loh mas..." cecar Aleena

"Ini resiko pekerjaan kita honey.. kalo ga gitu nanti perusahaan kita bisa rugi banyak, ga mungkin kan kita ga gaji karyawan bulan depan"

"Resiko.. resiko apaan, orang dia yang salah gue yang kena getahnya" gerutu Aleena yang hanya berani mengutarakannya dalam hati.

"Maafin aku ya honey... sebagai gantinya nanti aku kasih bonus deh ya kalau project kita ini udah rampung, oke honey..." kemudian Alvaro pun mengecup tangan Aleena dan berhasil membuat pipinya merah merona.

"Janji ya.."

"Buat kamu apa sih yang enggak... "

"Udah yuk, sepertinya mobil mereka juga udah jalan keluar"

"Yuk... mau jalan-jalan dulu?"

"Enggak deh, aku mau balik ke kantor. Minggu depan kan kita harus keluar kota, hunting bahan batik sama ketemu Ibu Paramita, pemilik Butik Kencana Merah. kan berkas-berkasnya belum selesai." tolak Aleena halus.

"Oh iya, tolong sekalian cek email juga ya, klien kita dari Malaysia juga pesan batik tapi kemarin belum dapat motif yang sesuai, kamu cek lagi ya sudah ada tanggapan atau belum"

"hemh.." Aleena hanya mengangguk.

Tiba-tiba ponsel Alvaro berdering, 1 pesan masuk. Sekilas Alvaro membaca pesan tersebut kemudian menatap Aleena.

"Honey.. aku antar ke kantor ya, tapi kayaknya aku langsung pergi lagi"

"Ada Klien baru?" tanya Aleena

"Enggak ini om mau ketemu, sekalian aku laporan" jawab Alvaro

"Oh"

Kemudian mereka pun masuk ke dalam mobil Alvaro menuju ke kantor, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Walaupun bukan hal yang sulit untuk Aleena meminta izin untuk pulang saja tapi ia tidak ingin memanfaatkan segala akses yang memudahkannya karena ia terbiasa bekerja profesional dan perfectionis.

%%%%%%%%%%%%%%%%

Di belahan dunia lain, terdengar seorang pria yang menahan kebucinannya terhadap kekasihnya melalui jaringan telpon internasional.

"Carla sayang... ini sudah 2 tahun loh, studi kamu belum kelar juga?" rajuk Frey.

Frey David Harrison, Putra dari seorang Pengusaha ternama Amar Harrison yang memiliki lingkaran bisnis cukup untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier keluarga sampai 7 turunan kalaupun saat ini ia tidak bekerja.

"Sorry Frey.. aku berusaha semampuku untuk menyelesaikan studi ini, tapi ternyata aku masih belum berhasil. Sabar ya dear.. aku masih ada 2 ujian lagi jika ini lulus maka selesai lah aku disini" Carla sang kekasih berusaha memberikan penjelasan kepada Frey.

"Berapa lama lagi aku harus aku menunggu?"

"Mungkin 3 bulan lagi?" ucap Carla tak yakin.

"Owh.. ****.. itu terlalu lama sayang.., Kalau gitu aku menyusulmu saja ya kesana"

"Oh ya.. kau akan menyusulku kemari? Aku senang sekali... tapi.. sepertinya itu ide yang kurang bagus" dari wajahnya Carla terlihat mulai panik.

"Kenapa sayang? apa kau tak rindu padaku? atau kau.."

"Dear.. aku butuh fokus untuk mengerjakan ujian ini, jika kau kemari maka fokusku hanya untukmu dan kalau ujian ku kali ini gagal, maka kau bukan lagi menahan 3 bulan, mungkin bisa 1 tahun" Kilah Carla

Frey berfikir sejenak, ia sangat mencintai kekasihnya itu sehingga apapun yang dikatakan kekasihnya pasti ia percaya. (Maklum... lagi bucin bo..)

"Baiklah.. aku tak akan kesana, tapi please tepati janjimu kali ini ya.. "

"Pasti my dear.. trust me.."

Setelah kiss panjang virtual, Carla pun menutup telponnya kemudian menatap pria yang sudah tak mengenakan apapun disampingnya.

"eumh... give me more honey..." Lenguh Carla karena lelaki tersebut menyentuh area pribadinya. Dan mereka pun melanjutkan malam bergairah setelah sempat terganggu karena dering telpon.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!