"Wuah.. bos besar datang, terima kasih bos. Ini suatu kehormatan kalian bisa hadir disini" Seru Diandra dengan senyum terkembang.
"Ah bisa aja loe, gue kan masih gini gini aja haha" sanggah Noval
"Bukan loe kali yang gue maksud, ini nih.. bos besarnya" Diandra segera meraih tangan Frey yang sedang bergelantung bebas.
Ya mereka ini teman di kuliah dengan fakultas yang berbeda. Noval yang mengenalkan Diandra pada Frey. Namun setelah masing-masing menempuh jalannya apalagi saat Frey harus melanjutkan Studinya keluar negeri, persahabatan mereka tetap namun terpisah jarak dan waktu.
Setelah puas bercengkrama, mereka pun turun dari pelaminan.
"Nov, kayaknya gue ga bisa lama-lama deh. Mau nge gym" ucap Frey
"Bentar bos, makan dulu baru kita jalan" jawab Noval santai.
Sayup-sayup terdengar suara merdu
*Janganlah kau tinggalkan diriku
takkan mampu menghadapi semua 🎶🎶
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku..
Kau adalah jantungku
kau adalah hidupku, lengkapi diriku
oh sayangku kau begitu... sempurna*...
Frey yang menguyah makanan, baru fokus ternyata ada homeband yang sedang beraksi. Frey tidak terlalu menyukai musik, tetapi telinganya bisa merasakan dengan baik mana suara yang merdu dan tidak.
Noval sekilas memperhatikan temannya yang sedang asyik menatap ke arah home band.
"Ah.. bos gue baru inget, lu masih inget kan waktu gue bilang mau ngenalin cewek" Noval membuka percakapan
"Jangan mulai deh" Frey mulai tak suka
"Dengerin dulu bos, itu cewek yang lagi nyanyi yang tadinya mau gue kenalin."
"Kenapa ga buat lu aja? gue udah punya"
"Tabungan gue belum cukup bos, belum waktunya kesono"
"Lagian loe nawarin tu cewek buat selingan, gue emang bukan laki-laki yang sempurna tapi paling tidak gue setia lah"
"Hahaha.. ya udah kalo ga mau"
Kemudian terdengar lagu baru yang mengalun lebih indah, dan masih dari suara yang sama.
*There goes my heart beating
cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now
There goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now*
"Suara bagus ya bos" goda Noval
"Lumayan" jawab Frey singkat
"Yuk bos pulang" ajal Noval
"Sebentar" (hemh.. emang pelit ngomong banget sih ni orang ya)
"Bilang aja terkesima, dasar bos pandai menyembunyikan sesuatu" gerutu Noval dengan suara yang amat ditahan dan tak didengar tepatnya sengaja tidak didengar bos nya.
You are the Reason...
I need you to Hold me tonight..
I'd Climb every mountain
And Swim every ocean
Just to be With you
And fix what I've broken
cause I need U to see
that you are the reason*
Terdengar riuh para undangan bertepuk tangan untuk sang penyanyi. Kemudian ia pun turun dari panggung dan menuju ke pelaminan untuk foto keluarga.
"Yuk cabut" ajak Frey
"Yuk.. kan dari tadi udah diajakin" sungut Noval.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Tok... tok... tok..
"Aleena..."
Aleena yang baru selesai membersihkan diri sepulang undangan tadi, bergegas menuju pintu.
"Bakso yuk.. " Ajak Silla
"Hemh.. ayo deh" agak ragu sih Aleena tapi karena tak enak menolak ajakan Silla jadi ia pun mengiyakan.
Mereka naik motor Silla menuju ke tempat sekilas seperti food court di seberang komplek kos-kosan mereka.
"Mbak aku pesen bakso mercon level 15 ya, ga pake mie" seru Silla
"Aku bakso urat aja mba" pinta Aleena
Setelah mencatat pesanan itu, mbak nya bergegas ke belakang untuk menyiapkan pesanan.
"Leen, sebenernya aku tuh pengen ngomong sesuatu" Silla memcoba membuka suara
"Apaan sih.. jangan bikin penasaran apah" Aleena mulai menyeledik
"Leen, maaf ya kalau ini bikin kamu ga nyaman, tapi sepertinya aku harus bilang ini sama kamu"
Aleena mengulum senyumnya, "Iya ga papa Sil, bilang aja si"
"Kamu masih pacaran sama direktur itu? orang sama yang pernah ke Bank kan? ketemu sama aku" tanyanya memastikan.
"Iyalah.. emang aku punya pacar banyak apah.. temen aja ga ada yang akrab, kecuali kamu.. "
"awet banget ya kamu ama dia, tapi kamu yakin dia setia?"
Aleena terdiam berusaha mencerna apa yang Silla katakan.
"Leen aku beberapa kali berpapasan dengan cowok kamu di apartemen temen aku. Jadi 3 bulan ini aku punya temen baru, Jihan namanya. Dia tinggal di apartemen deket Bank tempat kita kerja, kan kalau aku cape atau bt aku pasti main ke apartemennya sekedar duduk di balkon nyegerin fikiran dan emang kan view nya tuh bagus banget"
"Permisi, mbak" cerita Silla tertahan karena pelayan mengantarkan minuman. Setelah pelayan itu pergi baru Silla melanjutkan ceritanya.
"Terus Jihan itu juga kadang minta aku buat nemenin dia disana, namanya juga anak baru lulus emang belum mandiri sih. Nah kalo aku itung tuh ada 3 kali aku mergokin cowok kamu kesitu, 2 kali sendiri satu kali lagi gandengan sama cewek"
Aleena mulai terlihat gusar, ia pun mengingat kembali kejadian saat tanpa sengaja Aleena mendengarkan percakapannya di telepon beberapa hari lalu.
"Aku tau ini pasti buat kamu nano nano, antara percaya atau tidak tapi sebagai teman aku cuma ingin kamu tau aja, sebelum semakin dalam"
"kamu yakin ga salah lihat?" tanya Aleena berusaha tetap positif thinking.
"Yakin banget sih belum ya, nanti deh kalo aku pergokin dia aku coba foto ya, semoga sih aku salah lihat"
Obrolan mereka terhenti kembali karena bakso yang dipesan sudah tersedia.
"Apapun yang terjadi nanti, aku berharap kamu menemukan solusi terbaik ya Leen.. "
"Ah sudahlah.. makan dulu aja" jawab Aleena yang mulai berfikir dan mengingat-ingat adakah kemungkinan Alvaro selingkuh.
Makan bakso kali itu pun diselingi dengan berbagai cerita ringan dari Silla. Ia juga bercerita karena kesibukannya ia tak punya waktu untuk menemukan lelaki idaman. Banyak yang berusaha mendekati tapi belum ada yang sesuai dengan hati Silla.
"Sil.. tapi kenapa sih orang bisa gampang selingkuh, ga perempuan ga laki gitu" Tanya Aleena yang masih dalam kebimbangan antara takut dan kecewa.
"Setiap orang tuh punya pemikiran yang beda leen, mungkin buat kita cukup tapi buat yang lain kan ga tau. Contohnya nih ya buat aku kalau dia ganteng itu cukup ya udah aku ga akan mandang cowok lain lagi."
Aleena mengangguk tapi tetap belum fokus dengan maksud dari Silla.
"Mungkin ceritaku tentang cowok kamu itu akan mengganggu pikiranmu. Tapi aku berharap kamu ga terlena seperti namamu.. kamu itu sangat lembut dan mudah aja percaya sama orang. Tapi jangan bikin kamu mudah ketipu Leen.. "
"Kamu itu orang yang baik Leen, aku yakin kamu akan menemukan kebenarannya.. " Lanjut Silla.
Drtttt.... Drttt.....
Notifikasi masuk, Rinaya mengirimkan pesannya.
Mama masuk rumah sakit lagi kak, Ayah ga ada uang katanya. Transfer ya yang banyakan kalo ga pulang-pulang
Anak kecil yang sudah beranjak dewasa ini tidak tahu permasalahan yang Aleena alami karena Ayahnya. ia hanya tahu kakaknya tak pernah pulang karena tidak mau merawat ibunya yang sakit-sakitan.
Dilema memang berkali-kali Aleena minta ibunya tinggal bersama Aleena tetapi Lia selalu menolak dengan alasan dia menjaga Rinaya yang khawatir diperlakukan sama dengannya. Lagi pula jika Lia harus tinggal bersamanya maka Joan pun akan mengikutinya.
Aleena harus selalu bersabar atas segala tuduhan Rinaya terhadapnya yang tentunya tak berdasar. Tapi apapun itu Aleena tak sedikit pun berniat membongkar kedok ayahnya itu. Biar saja Rinaya membuka matanya suatu saat nanti.
"Leen... Leen.. hey kok bengong" Seru Silla.
"Eh sorry, ini ade aku WA, biasalah.. bentar ya" Aleena membuka aplikasi MBanking dan mengetikkan nominal yang biasa ia kirimkan pada orang tuanya melalui rekening ibunya.
Udah kakak transfer ya.. maaf kakak belum bisa pulang
Aleena pun mengirimkan pesan itu pada adiknya.
Tak ada balasan apapun sampai Silla mengajaknya pulang karena hari sudah mulai gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments