Bab 7

Alena mengantarkan Alvaro sampai ke pintu bandara. setelah itu ia langsung menuju ke tempat yang sudah ditentukan sebelumnya bersama dengan tim Harrison Collection.

Sepanjang perjalanan Alena berpikir bahwa apakah mungkin kekasihnya itu berselingkuh karena selama ini tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan dan hal yang menuju ke arah sana.

Sejauh ini Alena baru berhasil mengumpulkan 3 bahan, yang pertama yaitu percakapan Alvaro dan seseorang di seberang sana via telepon beberapa hari lalu,

"Bisa saja saat itu Mas Al sedang berbicara dengan sepupunya" Kilah Aleena

Kedua cerita temannya yang yang melihat Alvaro masuk ke salah satu apartemen bersama seorang wanita.

"Apa itu klien? tapi klien yang mana karena semua daftar klien ada di Aku dan tidak ada yang beralamat disana. Tapi bukankah Silla hanya beberapa kali saja bertemu Alvaro, bisa saja ia lupa wajahnya dan menyangka orang lain itu adalah Alvaro" sanggah nya lagi bermonoton ria dalam pikirannya.

Dan yang ketiga yaitu sebuah bra mahal, ia pun tergerak untuk searching via online shop berapa harga bra sultan itu. Dan benar saja ternyata itu bra yang branded dan sering dipakai para artis Indonesia dengan kisaran harga jutaan rupiah, (Huff, kalo dikampung itu 10 bra bisa dituker ama tanah itu, btw emang ada yang mau tukeran?? wkwkwkwkw)

"Aaah... Siapa tahu itu punya sepupunya Alvaro, nginep terus kelupaan gitu" Lagi-lagi Alena berusaha menepis kecurigaannya.

Bagaimana Alena akan begitu saja percaya tentang isu perselingkuhan itu jika Alvaro saja selalu bersikap manis kepadanya, memujinya, merayunya seperti abg yang baru jatuh cinta. Tanpa sadar Aleena terperangkap dalam sejuta pesona yang Alvaro tebarkan.

Lamunan Aleena terhenti setelah ia tiba di pabrik pembuatan kain, untung saja klien Alena dari Harrison Collection belum sampai jadi masih bisa dibilang tepat waktu ya.

Tak lama kemudian pihak Harrison Collection pun tiba. Alena langsung mengarahkan tim tersebut menuju area pabrik. Sambil berkeliling Alena banyak menjelaskan tentang motif, kain, bahan proses produksi dan kenapa produk dari perusahaannya itu menghasilkan kain-kain yang sangat berkualitas sehingga para pengusaha bisnis kelas atas memilih perusahaan ini sebagai perusahaan kain terbaik. Terlihat jelas raut dari tim Harrison Collection merasa puas dengan hasilnya walaupun di awal sempat kecewa karena ada perbedaan motif yang dipesan tidak sesuai dengan saat presentasi. Tapi benar sesuai dengan yang dijanjikan bahwa kualitas dari kain yang dihasilkan oleh perusahaan yang dipimpin oleh Denis Santoso ini sangat baik sekali.

Pertemuan yang cukup panjang itu diakhiri dengan jamuan makan siang bersama di restoran dekat pabrik dan tentunya semua itu jamuan dari perusahaan sebagai tanda terima kasih atas kerjasama yang saling menguntungkan ini. Setelah tim Harison Collection meninggalkan pabrik, Alena tidak langsung meninggalkan area tersebut karena ia masih harus mengecek beberapa hal terkait dengan pesanan dari klien yang lainnya.

Saat tengah berkeliling Alena menangkap sesosok yang ia kenal dengan baik. Seorang lelaki paruh baya dengan ditemani wanita yang usianya lebih muda beberapa tahun darinya. Selain itu ia juga melihat kedua laki-laki dengan Setia berjalan di belakangnya dan sudah dipastikan bahwa kedua orang itu merupakan orang kepercayaan atau bodyguard.

Sekilas Alena memicingkan matanya dan memastikan Apakah benar penglihatannya sesuai dengan yang ia pikirkan, sejurus kemudian ia mengiyakan penglihatannya dan ternyata orang yang ia lihat saat ini adalah benar yaitu pemilik perusahaan Bapak Denis Santoso dan putri bungsunya Laura, Natasha Laura Santoso.

Denis Santoso sangat mengenal baik Alena karena ia orang terdekat dengan Alvaro di perusahaan, Oleh karena itu ketika Alena menghampiri Denis langsung menyambutnya dengan ramah.

"Selamat siang Pak Denis, apa kabar?? Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu" sapa Alena Ramah.

Sambil tersenyum Denis menyalami tangan Alena, "Selamat siang Alena, wah beruntung sekali Alvaro karena kamu masih bertahan di perusahaan ini. Terima kasih banyak ya Aleena sudah banyak membantu Alvaro. Oh ya kenalkan, ini putri bungsu saya Laura" sambil mengarahkan pandangan pada wanita disamping kanannya.

"Salam kenal, saya Laura" ia mengulurkan tangannya dan tersenyum.

"Salam kenal juga Miss Laura" sambut Aleena hangat, sekilas ia melihat ukuran dada dari Laura, karena setahu Aleena sepupu Alvaro hanya Laura yang belum menikah. Tetapi Aleena merasa ukurannya tidak sebesar yang ia temukan karena memang perawakan Laura yang imut-imut seperti gadis belia.

Aleena tertegun saat Laura melemaskan tangannya untuk dilepaskan,

"Wah saya terkesima, Miss Laura terlihat cantik sekali" Aleena berusaha menutupi gelagatnya yang memang punya tujuan menyelidik.

"Terima kasih mbak, mbak Aleena juga cantik cocok sepertinya jadi model"

Saling lempar pujian pun berakhir ketika Denis meminta Aleena untuk berbincang-bincang sebentar di ruang vip depan pabrik, satu-satunya ruangan ber AC disini. Sedangkan Laura pamit untuk mengecek persediaan bahan baku kain di bagian barat gedung.

"Gimana Leen... saya lihat perusahaan makin berkembang 2 tahun kebelakang ini" Tanya Denis antusias.

"Iya pak, berkat kemampuan Pak Alvaro dalam presentasi, kami memenangkan beberapa tender besar dalam 2 tahun ini, dengan keuntungan yang juga menjanjikan" ya kalo boleh jujur sebenernya sebagian besar itu berkat kerja keras Aleena yang selalu kerja lembur sebelum Alvaro presentasi.

"Tentunya dengan bantuanmu juga Aleena"

"Saya hanya membantu sedikit pak"

"Hahaha... sebenarnya saya sedang menyiapkan Alvaro untuk menggatikan posisi saya sebagai Direktur Utama. Sudah 2 bulan ini saya sibuk di Singapura, istri saya sedang menjalani pengobatan disana"

Degh!!

2 bulan di Singapura??

Lah.. itu kemarin Alvaro katanya ketemu Om?? pikiran Aleena langsung melayang kemana-mana.

"Saya sepertinya berat kalau harus pulang pergi. Dan saya berencana menjadikan kamu sebagai direkturnya karena saya lihat kinerja kamu sangat baik, bagaimana Aleena?" Yang ditanya masih dalam lamunannya.

"Aleena?" Panggil Denis lagi.

"Ah iya maaf pak, tadi bagaimana?" mencoba kembali pada dunia nyata.

"Ya Maksud saya, Alvaro menjadi direktur utama dan kamu jadi direkturnya"

"Emh.. kalau untuk pak Alvaro sejauh ini saya setuju pak dan itu sangat mungkin. Tapi kalau untuk saya, sepertinya saya masih nyaman untuk mendampingi pak Alvaro, mengingat jabatan itu sepertinya terlalu tinggi untuk saya pak. Kenapa tidak bu Maura saja pak menjadi Direkturnya?" Maura yang dimaksud yaitu Maura anak pertama pak Denis yang merupakan Manager Personalia.

"Saya juga berharap demikian tapi Maura tidak bersedia karena sekarang sedang hamil anak kedua, dan dia sudah ingin fokus di keluarga jadi beberapa pekerjaannya pun sudah mulai dikurangi"

"Oh.. begitu pak, Oh ya bapak rencananya disini sampai kapan?"

"Mungkin besok atau lusa saya pulang, karena saya tidak bisa meninggalkan istri saya lama-lama disana"

Setelah percakapan itu usai, Aleena memutuskan untuk langsung pulang karena ia merasa kepalanya mau pecah mendengar fakta bahwa ternyata Pak Denis itu tidak ada di Indonesia selama ini.

Lalu Kemana saja Alvaro ketika dia bilang bahwa akan bertemu Om?? dan bodohnya ia percaya begitu saja tanpa mengkonfirmasi hal ini, padahal sebenarnya mudah saja untuk mencari informasi melalui ibu Maura tentang Pak Denis.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Frey tengah sibuk merapikan meja kerjanya saat Noval datang menghampiri

" Bos gue dengar mau ke London ya Kok nggak bilang sama gue?" Cecar Noval

"Sorry Val, gue nggak sempet bilang sama lo. Gue mau minta tolong handle dulu kerjaan gue buat seminggu kedepan, menurut informan gue dua hari lagi Carla mau mau di wisuda jadi gue mau buat kejutan untuk datang pada saat wisudanya, tapi kok Carla nggak ngomong apa-apa ya sama gue?? apa karena dia nggak mau ngerepotin gue?? tanya Frey sambil tetap fokus pada aktivitasnya.

"Dia tuh bukan nggak mau ngerepotin lu bos, tapi kayaknya emang dia nggak mau lu tahu dan dia masih betah di sono" Noval yang tidak suka pada Carla sejak awal berusaha menegatif kan pikiran bos nya.

"Kok Lo gitu sih, Seharusnya lo ngedukung gue dong. Gue tahu selama 2 tahun ini lu enggak suka gue berhubungan sama Carla tapi ga gitu juga caranya" Frey mulai emosi.

"Gue bukan nggak suka Bos tapi cewek yang baik itu ketika diajak serius itu dia pasti akan memilih keseriusannya dibandingkan karirnya, lucu aja gitu udah tinggal menghitung waktu pernikahan dan dia dengan mudahnya memutuskan kan bahwa dia lebih memilih karir dulu dan elu dengan bodohnya menerima itu semua" Noval mengingatkan kejadian 2 tahun lalu.

"Makanya lo ngerasain dong gimana rasanya jatuh cinta ketika lu jatuh cinta lu akan mengorbankan segalanya demi orang yang lu cintai" Frey berusaha membalikkan keadaan, dia paling tidak suka dipojokkan.

"Justru itu bos yang namanya cinta, tapi kok gua nggak lihat itu dari Carla buat lu. Ketika lu udah ngorbanin segalanya apa pengorbanan Carla buat lu???" Noval terus saja membakar emosinya berharap bos nya itu sadar, karena ia berada di jalan yang salah (Itu mah pikirannya si Noval aja saking care nya sama si Bos)

"Bodo amat ya terserah gue deh gue mau jalanin kayak gimana sama Carla, lu ga berhak ngatur kisah cinta gue. Gue percaya Carla sepenuhnya bahwa dia tuh pasti nepatin janjinya"

"Bos London itu kota bebas ya lu bisa ngelakuin apa aja, dimana aja kan lu tahu cewek lu tuh kaya apa mungkin cewek lu bisa tahan tapi cowok-cowok di sekitarnya gimana??? lu masih mau memperjuangkan dia??

"Kalau enggak suka sama kita pacaran, terserah!!! gue juga nggak Minta pendapat loe jadi jangan campurin hubungan gua sama Carla, cukup rasa nggak suka lo, lo simpan dalam hati, kalau lo masih mau kerja di sini!!" Bentak Frey yang sudah memuncak emosinya.

Noval menarik nafas, sejenak ia tersadar bahwa apa yang dilakukannya salah.

"Ya udah terserah deh mau gimana juga, semoga aja lu nggak nyesal dan semoga Carla bisa membuktikan ke gue bahwa dia memang pantas buat Bos. Karena kebahagiaan lo penting buat gue. Saat ini gue ngomong kayak gini sebagai sahabat dekat. Loe pergi aja seminggu gue hendle semua, Gue rela nggak dibayar kalau lu bisa buktiin dengan kebahagiaan" Ucap Noval terlihat rona ketulusan diwajahnya.

"Thanks before tapi profesional nomor satu buat gue" jawab Frey.

Kemudian Novel pun kembalin ke ruang kerjanya dengan wajah yang ditekuk . Ya Sejujurnya dia merasa Bosnya itu terlalu baik untuk tipe cewek seperti Carla.

Noval selalu beranggapan dalam pikirannya bahwa "Gue aja cowok yang jelek yang nggak kaya itu mikir Ketika Harus berhubungan dengan seorang cewek LDR terus ceweknya ini memang seksi dan hobi banget clubbing. Tapi bukan itu point pentingnya, sejak Carla memutuskan untuk membatalkan pernikahan antara Frey dan Carla 2 tahun lalu, disitu Noval mulai tidak respect karena dia merasa temannya itu sudah dipermainkan oleh Carla. Noval menarik nafas dalam, di sela rasa kesalnya Noval masih berharap bahwa Carla memang pantas untuk bosnya dan dapat memberikan kebahagiaan kepada Frey yang sudah setia menunggu selama 2 tahun ini.

#Flashback on#

Seorang wanita blasteran Indonesia dan Swedia, walaupun darahnya itu jauh dari sang nenek dan kakek, tapi kecantikannya nampak sempurna, yang membuat Frey selalu jatuh cinta hanya dengan menatapnya saja.

Itulah yang membuat Frey akhirnya memantapkan hatinya untuk menikah walaupun hubungan serius mereka baru berjalan 1 tahun. Tetapi karena sudah merasa kenal lama, Frey ada keraguan dalam hatinya.

Menjelang 10 hari sebelum pernikahan, Carla mengajak Frey bertemu di sebuah restoran sushi yang menyediakan ruangan tertutup ala-ala lesehan jepang.

Frey yang tengah berbunga-bunga hatinya selalu mengiyakan dan menuruti apapun kata kekasihnya, apalagi menu restoran kali ini adalah makanan favoritnya, ia pun langsung reservasi.

Ups.. Sebentar.. maksudnya Noval yang mereservasinya. Itulah kenapa Noval kadang tersulut emosinya ketika membicarakan Carla. Bisa dibilang Noval merupakan satu-satunya saksi hidup perjalanan Cinta Frey ke Carla sejak bertahun-tahun lamanya.

Noval bisa mencium gelagat yang aneh pada Carla, namun kebucinan Frey terhadap Carla membuntukan logika Frey untuk merasakan kecurigaan terhadap Carla. Noval hanya bisa mengelus dada saat Frey selalu membela Carla apapun kesalahan yang diperbuat Carla.

Kembali ke Restoran,

Saat hidangan telah selesai dinikmati, Carla menatap Frey dengan penuh pengharapan.

"Sayang... ada hal penting yang perlu aku bicarain" Carla membuka topik.

"Anything for you, beb" Frey mengembangkan senyumnya.

Carla mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas nya.

"Sayang.. kamu tau kan jadi designer ternama itu impianku. Aku baru dapat beasiswa ini dan baru kemarin emailnya sampai. Aku pikir aku sudah gagal, tapi ternyata aku berhasil".

"Wuah.. bagus dong, aku bangga padamu beb.. kamu memang yang terbaik" Senyum tulus Frey.

"Tapi sayang... persyaratan beasiswa itu, aku tidak boleh menikah sampai lulus kuliah"

"Apa?? tapi persiapan pernikahan kita tinggal 20% lagi honey... tinggal menghitung hari" berusaha selembut mungkin Frey berkata.

"Aku pun tau itu" Carla tertunduk lemas, matanya sudah mulai berkaca-kaca. Frey berkali-kali menarik nafasnya lalu memandang Carla. Ia sangat tidak suka melihat kekasihnya mengeluarkan air mata. (uuugh.. gentle bangeet... suka deh sama cowok begitu)

"Sayang.. kalau kamu tetap mau kuliah lagi setelah nikah, aku akan izinkan sayang dan uangku sangat cukup untuk membiayai kuliahmu tanpa kamu harus mengejar beasiswa" bujuk Frey.

"Aku susah payah mendapatkan beasiswa itu sayang, aku relakan kurang tidur, kurang makan, tidak bebas main kesana kemari, tapi begitu mendapatkan aku harus melepaskannya... jadi kemarin itu perjuanganku sia-sia?" Carla mulai meneteskan air mata.

"Hey.. itu tidak sia-sia sayang.. aku yang akan menggantikan semuanya"

"Baiklah kalau itu keputusanmu, aku akan ikut tapi sepertinya aku harus mengubur impian ku demi kamu. Karena setelah menikah aku tidak mungkin punya waktu untuk kuliah. Aku harus fokus pada keluargaku, anak-anakku. Kurasa pembicaraan ini cukup, aku ada pemotretan setelah ini" Frey menangkap raut kecewa di wajah Carla.

Sejak hari itu Carla sulit dihubungi, menjawab pesan selalu singkat dan lama responnya. Ketika Frey berkunjung ternyata Carla sedang sakit dan tidak mau makan. Akhirnya Frey memutuskan untuk membatalkan pernikahannya, eh maksudnya menunda pernikahannya sampai 2 tahun, Demi Carla.

Seketika Carla langsung terbangun dan langsung melonjak kegirangan.

"Terima kasih sayang... akhirnya perjuanganku tidak sia-sia" seru Carla berbinar.

Tidak ada yang lebih membahagiakan untuk Frey selain melihat kekasih yang disayanginya tersenyum bahagia.

Ditengah-tengah Frey membatalkan segala persiapan pernikahannya, Carla sibuk dengan persiapannya kuliah di London. Keluarga besar kedua belah pihak menyayangkan hal ini terjadi tetapi Frey pasang badan untuk ini. Ia disalahkan sana sini, tetapi Frey tidak marah karena apa yang dilakukannya tulus untuk Carla. Dan siapa yang tentunya sibuk untuk mengurusi semua itu?? yaps.. ada Noval disana. Seminggu lalu Noval sibuk booking ini dan itu, minggu ini dia kembali bukan untuk mengecek persiapan, tapi membatalkan pesanan.

%%%%%%%%%%%%%%

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!