Satu Minggu setelah Arman tinggal dirumah Alexa barulah Hendra dan juga Bella pulang ke rumah.
"Kau ini siapa?" tanya, Hendra dengan nada sedikit meninggi.
Alexa yang tadinya berada didalam rumah sedang menonton tv dikagetkan dengan teriakan Hendra, dengan segera Alexa keluar rumah menuju halaman dimana suaminya dan Arman berada.
"Siapa dia?" Tanya, Hendra begitu melihat Alexa keluar rumah dengan tangan menujuk kearah Arman.
Alexa tersenyum simpul melihat Arman yang terus menunduk tak berani melihat kearah Hendra.
"Dia Arman".
"Aku gak nanya siapa namanya tapi kenapa anak ini bisa ada dia disini?".
"Mas masuk aja dulu, nanti aku jelasin didalam" tutur, Alexa datar.
"Arman,, kamu main disini sama Bi Lastri dulu, nanti Tante kesini lagi" jelasnya, kepada Arman dan dibalas anggukan patuh dari Arman.
*
Dikamar Hendra duduk di sofa sedangkan Alexa duduk ditepi ranjang, hening sesaat.
"Aku mau adopsi dia mas" ucap, Alexa tiba-tiba.
Hendar terpaku sesaat lalu kembali menetralisir rasa keterkejutannya, "Kamu gila ya?, Dapat dari mana kamu?" terlihat, mata Hendra melototi Alexa.
Alexa hanya tersenyum melihat suaminya yang menatapnya dengan tatapan mata tajamnya, "Aku bertemu dengannya ditaman sekitar sebulan yang lalu, awalnya aku ingin mengajaknya tinggal disini bersama dengan neneknya, tapi,,".
"Tapi apa?" tanya, Hendra penasaran karena tiba-tiba ucapan istrinya terhenti begitu saja.
"Neneknya Arman sudah meninggal" Alexa menjawab dengan wajah teramat sedih mengingat tentang nenek Yuri, bagaimanapun dia sudah memahami sedikit riwayat hidupnya dan juga Arman.
Hal itu membuat dia bersimpati dengan kehidupan Arman karena ketika melihat Arman, Alexa mengingat dimana dirinya dulu hidup sebatang kara dan itu teramat sangat menyakitkan bagi Alexa.
Dia tidak ingin hal itu terjadi juga pada Arman, sampai akhirnya dia bertekad untuk membesarkan Arman.
Setelah menjelaskan panjang lebar Hendra masih saja menolak akan kehadiran Arman, karena Hendra tidak ingin merawat anak yang tidak jelas asal usulnya.
"Pokoknya aku gak mau dia tinggal disini!" teriak, Hendra dengan tatapan yang menakutkan.
Bella yang sedari tadi menguping dibalik pintu tertawa puas begitu mendengar Alexa dibentak-bentak untuk pertama kalinya oleh Hendra.
"Oke kalo itu keputusan Mas, aku akan keluar dari rumah ini!" Ancam, Alexa kesal.
"Aku cuma mau anak itu yang keluar, bukan kamu" ujarnya, begitu melihat Alexa sedang memasukan barang-barangnya kedalam koper.
"Mas,,, kalo kamu masih mau aku disini, biarin Arman tinggal disini, Oke kalo kamu gak mau mencukupi kebutuhan dia, Aku yang akan mencukupi segala kebutuhan dia".
"Dan satu hal lagi, apa Mas lupa bahwasanya aku dulu adalah gelandangan yang kamu pungut dari pinggir jalan, dan waktu itu mas juga gak nanya kan asal usul aku dari mana!" tegasnya.
"Itu beda".
"Iya beda, karena aku ini bisa memuaskan Mas, aku satu-satunya wanita yang bisa membuat mas puas!" Alexa sedikit meninggikan suaranya agar terdengar sampai luar, karena Alexa tahu bahwa Bella sedari tadi ada dibalik pintu kamar mereka sedang menguping pembicaraannya dengan Hendra.
Raut wajah Bela seketika merah padam sangking marahnya mendengar perkataan Alexa barusan.
"Dia pikir dia siapa, cihh,, memuaskan katanya" gerutu Bella lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan amarah yang meluap-luap.
"Sayang jangan gini dong" ucap Hendra dengan wajah memelas.
"Sekarang Mas pilih Aku tetap disini atau aku keluar dari rumah ini?",l tanya Alexa lagi.
Lama Hendra terdiam, terlihat jelas bahwa dirinya sedang memikirkan opsi yang diberikan oleh istrinya itu, dia tahu betul Alexa bukan orang yang egois, tapi ketika keputusannya ditentang maka apa yang dia ucapkan akan tetap dia lakukan.
"Oke, tapi kamu jangan pergi" jawab Hendra.
*
Beberapa bulan kemudian setelah Arman tinggal dengan Alexa.
"Mas hari ini aku mau daftarin Arman sekolah" jelas, Alexa kepada Hendra yang tengah asik menyantap sarapan.
"Iya" Jawab, Hendra dengan senyum manis dan tangannya meraih tangan Alexa.
Hal itu membuat Bella kesal karena melihat hal yang tidak pernah dia dapatkan dari Hendra, sikap Hendra memang dingin kepada Bella lain halnya ketika berada didekat Alexa, Hendra begitu lembut dan patuh.
Brakk..
Tangan Bella mengebrak meja sebagai tanda bahwa dia tidak terima melihat suasana seperti ini.
Alexa menatapnya dengan seringai licik seraya berkata, "Kenapa? Panas ya?".
Bella ingin membalas namun dia urungkan niatnya melihat Hendra sudah melotot kearahnya membuat Bella tidak berani bertindak lebih.
*
Setelah sarapan Alexa bergegas mengantarkan Arman pergi ke sekolah barunya.
"Arman beranikan?" Tanya, Alexa kepada Arman ketika dia hendak meninggalkan Arman disekolah ini kali pertama Alexa mengantarkan anak pergi ke sekolah jadi sudah pasti ada rasa khawatir ketika harus meninggalkan Arman sendirian.
Arman hanya menjawab dengan anggukan patuhnya.
"Nanti Tante Mama jemput setelah jam makan siang ya" ucap, Alexa dan lagi-lagi dijawab anggukan oleh Arman..
*
Hari ini adalah hari pertama Alexa bekerja di perusahaan miliknya, tampak dia sedang sibuk dengan beberapa urusan sampai tak memperhatikan bahwa sedari tadi Thomas sudah menunggu dilobi.
"Selamat pagi" sapa Thomas karena sedari tadi dirinya hanya diacuhkan oleh Alexa yang hanya terus mondar mandir dilobi .
"Gue pikir Lo gak mau Dateng".
"Gue kan investor pertama, masa iya gak dateng kalo diundang teman sekaligus rekan bisnis".
"Ya udah beberapa menit lagi kita ada rapat sesama pemegang saham jadi gue tinggal dulu mau nyiapin berkas-berkas ".
"Oke makan siang bareng nanti" ajak Thomas .
"Oke" jawab, Alexa lalu berjalan meninggalkan Thomas.
*
Dilain tempat.
Didalam mobil Liam yang baru saja menjemput tuannya dari bandara.
"Kau tahu! Mungkin aku berjodoh dengannya" ucap, Leo kepada Liam dengan pandangnya tetap menatap kertas berisikan surat pengajuan kerjasama dari Alexa.
Awalnya Leo berpikir bahwa dengan pergi keluar negeri bisa membuatnya melupakan Alexa, tapi ternyata Alexa lah yang datang dengan sendirinya.
"Iya tuan".
"Setelah ini jangan harap aku akan melepaskan mu" Gumam Leo.
Liam yang sedari tadi memperhatikan tingkah tuannya itu hanya bisa menggelengkan kepala saja, karena sikap tuannya itu akan berubah ketika menyangkut Alexa.
"Apa Nona Alexa tidak akan membatalkan kontrak kerjasamanya ketika mengetahui bahwa Cleo grup adalah perusahaan milik tuan?" Tanya, Liam ragu.
"Aku sudah memikirkan itu,dan aku sudah punya rencana, jadi diamlah".
"Baik tuan".
*
Thomas dan Alexa pergi bersama setelah rapat selesai.
"Kita mau kemana?" tanya, Thomas ketika melihat Alexa hendak memarkirkan mobilnya ditempat yang sebenarnya bukan tujuan mereka.
"Gue mau kasi Lo kejutan" jawab, ringan Alexa tak luput dengan senyum simpulnya.
Thomas dengan patuh mengikuti langkah kaki Alexa, begitu melihat interaksi antara Alexa dan juga Arman yang terlihat begitu dekat, Thomas menautkan kedua alisnya karena merasa bingung dengan situasi yang sedang ia hadapi saat ini.
*
Disepanjang perjalanan Thomas berusaha menanyakan siapa sebenarnya anak kecil yang sedang mereka bawa ini, namun bukannya mendapat sebuah jawaban Thomas hanya diberi sebuah kedipan mata oleh Alexa.
"Oke, aku tunggu penjelasan dari situasi ini" terang, Thomas begitu merasa bahwa sekeras apapun dia bertanya kalau Alexa belum ingin bercerita maka dia tidak akan buka suara.
"Pria pintar!" timpal, Alexa begitu mendengar penuturan dari Thomas.
*
Di cafe Alexa, Thomas, dan juga Arman sedang duduk dan berbincang ringan terlihat Thomas sedang menyimak setiap ucapan Alexa, Thomas begitu terkejut ketika mengetahui bahwa Arman adalah anak angkat Alexa.
"Wah, Lo bener-bener keren" timpal, Thomas ditambah dengan tepuk tangan.
" Baru sadar".
Seketika tawa pecah diantar kedua kawan baik itu, tanpa Alexa sadari sedari tadi ada mata tajam yang sedang mengamati.
Drttt...
Ponsel Thomas berdering terlihat tulisan Big Bos dilayar ponsel miliknya "Bentar gue angkat telpon dulu" Ujar, Thomas dan dijawab senyuman oleh Alexa.
"Ada apa Tuan?" Tanya Thomas begitu sudah menjauh dari Alexa.
" Saya suruh kamu jaga dia bukannya mendekati dia".
"Tuan tenang aja, diantara saya dan Alexa itu tidak ada apa-apa ".
"Kamu tau sendiri akibatnya kalau bermain-main dengan saya".
"Siap Tuan" jawab, Thomas bersamaan dengan terputusnya sambungan telpon.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Jangan lupa like dan votenya teman-teman demi berlanjutnya cerita novel ini💓....
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments