Satu Minggu kemudian.
"Ma?", Leo terkejut begitu melihat ibunya sudah berdiri dihadapannya.
"Bagaimana?", tanya mama Leo dengan penuh antusias.
"Bagaimana apanya?", tanya Leo bukan karena bingung akan pertanyaan mamanya Leo tahu betul arah pertanyaan mamanya itu tidak lain adalah menanyakan apakah Leo sudah memiliki calon istri.
"Kamu jangan pura-pura bego ya, mama kasi kamu waktu satu bulan untuk menikah dan ini sudah hampir satu Minggu mama menuggu kamu belum juga memperkenalkan mama dengan calon istri kamu".
"Dia masih sibuk ma, nanti kalo dia sudah ada waktu luang aku kenalin ke-mama", Leo memang selama ini selalu bilang ke mamanya kalau dia sudah memiliki kekasih hal itu dilakukan Leo untuk menghindari agar mamanya berhenti untuk mengenalkannya kepada anak-anak kenalannya.
"Kamu jangan bohongin mama ya!".
"Iya aku janji secepatnya akan mempertemukan mama sama pacar aku", jawab Leo bohong karena sudah capek dengan mamanya.
"Mama tunggu satu Minggu lagi Leo, kalau sampai Minggu depan kamu gak bawa calon kamu kehadapan mama, kamu pokoknya harus menikahi wanita pilihan mama, ingat kamu harus menikah bulan ini".
"Jadi alasan mama jauh-jauh datang kesini cuma mau bahas ini".
"Kamu tahu sendiri kakek mu itu seperti apa, dia akan datang tiga hari sebelum pernikahan mu mama gak bisa menentang keputusannya, atau kamu bakalan kehilangan semua yang kamu miliki saat ini".
Ini adalah salah satu alasan Leo mendesak Alexa untuk menikah dengannya karena memang tuntutan dari orang tuanya, terlebih kakeknya orang yang sangat tidak bisa ditolerir jika sudah membuat keputusan maka itu yang akan terjadi, sehingga mau tidak mau dia harus terus mendesak Alexa karena Leo tidak ingin menikahi wanita yang tidak dia cintai.
"Akan ku usahakan".
"Untuk sementara mama akan menetap disini sampai hari pernikahanmu, papa dan kakek akan datang satu Minggu sebelum pernikahan mu dan Lily sepertinya tidak akan hadir karena dia tidak dapat izin cuti kuliah bulan ini", tutur Selly ibu dari seorang Leo Anggara.
.....
Dikantor Alexa yang sedang melamun tiba-tiba dikagetkan dengan deringan ponsel miliknya, dengan cepat Alexa meraih benda pipih itu dan menggeser tombol hijau yang ada dilayar ponselnya.
"Aku ingin bertemu!".
"Datanglah kekantor ku", jawab singkat Alexa dan langsung mengakhiri panggilan telponnya secara sepihak tanpa menunggu jawaban dari pihak lawan bicara.
"Ish,,, ketus sekali", gumam Leo, ya si penelpon tadi adalah Leo Anggara setelah berhadapan dengan mamanya Leo menjadi takut bahwa ucapan mamanya benar-benar terjadi dimana dia akan kehilangan apa yang dia miliki saat ini secara ayah dan juga kakeknya adalah orang yang sangat penting didalam tegas dalam mengambil keputusan.
Tak lama Leo sudah sampai di kantor Alexa tidak terkecuali Liam yang selalu mengekor kemanapun Leo pergi.
Mata para karyawan tertuju kepada kedua pria itu.
"Ehh,, siapa tau?", celetuk seorang karyawati kepada rekan kerja lainnya.
"Iya ganteng banget", imbuh rekannya.
Leo dan Liam sudah tahu hal ini pasti akan terjadi secara mereka sudah terbiasa dengan hal seperti ini, tanpa berhenti mereka berdua langsung menuju tempat dimana Alexa berada.
Tok,, tok,,,
"Masuk", jawab Alexa segera begitu mendengar ketukan pintu .
Leo menoleh dan memberikan isyarat kepada Liam untuk menunggu diluar tanpa aba-aba Liam langsung keluar dari ruangan .
"Aku sudah datang tidak bisakah kamu berhenti mengamati kertas-kertas itu dan berpaling mengamati ku saja".
"Aku masih sibuk, kalau mau duduk dan tunggu sampai aku menyelesaikan pekerjaanku baru kita bicara", jelas Alexa acuh .
"Aku disini termasuk rekan kerjamu".
Alexa menatap Leo sejenak lalu berpaling dan fokus kembali pada beberapa dokumen yang sedang dia periksa.
"Apa berkas itu lebih tampan dariku, kenapa dia begitu serius", gerutu Leo namun tetap patuh dengan Alexa dan duduk menunggu sampai Alexa selesai dengan pekerjaannya.
Tiga puluh menit kemudian.
"Baiklah aku sudah selesai bicaralah!".
"Ini sudah jam makan siang, bagaimana kalau kita makan dulu", ajak Leo tapi mendapat penolakan dari Alexa.
"Tidak perlu aku sudah membawa makanan dari rumah". Niat hati ingin makan siang berdua akhirnya harus pupus begitu mendengar penuturan Alexa.
"Lalu aku bagaiman?", tanya Leo dengan wajah memelas.
"Kebetulan aku bawa banyak makanan, kita makan disini saja".
Hati Leo yang tadinya kecewa berubah menjadi berbunga karena akhirnya dia bisa makan bersama dengan Alexa hanya berdua saja untuk kedua kalinya.
Mereka makan dengan asiknya, setelah selesai makan barulah mereka mulai berbincang mengenai maksud tujuan Leo mengajaknya untuk bertemu, sebenarnya Alexa sudah tahu maksud Leo datang ke kantornya tapi Alexa ingin mendengar lagi.
"Gimana?", tanya Leo sangat antusias.
"Apanya?", jawab acuh Alexa.
"Jawaban dari pertanyaan aku waktu itu, waktuku tidak banyak ".
"Kamu dengar saya baik-baik ya, pernikahan bukan sebuah permainan, kalaupun saya menggugat cerai mas Hendra saya tidak bisa menikah dalam waktu dekat, saya rasa pengadilan akan curiga akan tuntutan saya sama mas Hendra, yang ada nanti saya yang dituntut karena berselingkuh".
"Aku bisa mengurusnya".
"Apa ini semacam pernikahan kontrak?" .
"Bukan, ini pernikahan sungguhan".
"Saya tidak mencintaimu bagaimana bisa saya menikah dengan orang yang tidak saya cintai".
"Aku akan buat kamu cinta sama aku".
"Emang bisa?", tanya Alexa penasaran.
"Kamu ngeremehin aku?".
Alexa sedikit terkekeh mendengar penuturan Leo.
"Aku janda".
"Tidak masalah, aku suka yang berpengalaman".
"Cihhh.. dasar ", Alexa kembali terkekeh ketika mendengar jawaban Leo.
"Aku serius".
"Oke,, oke,, aku sudah punya anak".
"Aku tahu".
"Benarkah?", Alexa terkejut mendengar bahwa Leo sudah mengetahui tentang Arman.
"Aku sudah tahu semua cerita hidupmu mulai dari awal sampai sekarang".
"Aku tidak yakin orang tuamu akan setuju dengan ini".
"Gak bisa ya kamu itu percaya aja sama aku, aku akan urus semuanya kamu tinggal bilang iya saja".
"Aku punya satu syarat".
"Apa?", dengan cepat Leo menjawab penuturan Alexa.
"Jika seluruh urusanku sudah selesai dan aku masih juga tidak mencintaimu maka pernikahan kita berakhir".
"Oke", jawab pasti Leo.
"Kau terlalu percaya diri tuan", Alexa terus saja terkekeh mendengar ucapan Leo.
"Kamu gugat saja suamimu untuk urusan yang lain serahkan padaku".
"Baiklah kali ini aku akan mencoba percaya padamu".
"Tapi aku minta jangan temui aku selama perceraian ku dengan mas Hendra masih diproses", imbuh Alexa.
"Oke".
Keesokan paginya.
Alexa, Hendra, Bella, dan juga Arman sedang sarapan suasana hening tidak terkecuali Arman.
"Mas aku ada sesuatu buat kamu".
"Apa sayang", jawab Hendra lembut .
"Ini", ucapan Alexa bersamaan dengan gerakan tangannya memberikan sebuah amplop kepada Hendra".
"Wah ,, apa ini?", Hendra menerima dengan senyum terukir diwajahnya tanpa berpikir bahwa surat yang ada didalam amplop adalah gugatan cerai dari Alexa.
Brakkk...
Kursi yang Hendra duduki langsung terjatuh kebelakang begitu Hendra bangun dengan tergesa-gesa setelah membaca isi surat dari Alexa.
"Maksud kamu apa?", kemarahan terlihat jelas di wajah Hendra.
"Sesuai isi surat itu mas aku mau kita pisah", terang Alexa.
Mendengar itu Bella langsung bersorak hore meskipun tidak dengan teriakan setidaknya hatinya sangat senang karena bisa menyingkirkan Alexa.
"Aku gak mau!", bantah Hendra
"Pokoknya aku gak mau", imbuhnya lagi.
"Aku gak mau tahu mas kalau kamu gak datang kepersidangan aku pikir itu bukan masalah".
Hendra terdiam termangu setelah mendengar penuturan Alexa yang terdengar seperti Alexa sudah sangat jijik kepada dirinya.
Alexa dengan cepat menarik tangan Arman dan hendak ingin pergi meninggalkan rumah namun belum juga melangkah jauh, langkahnya terhenti begitu mendengar pertanyaan Hendra, "Apa alasannya?".
"Mas kamu itu bego apa gimana sih!, mana ada istri yang betah tinggal serumah dengan madunya terlebih lagi semenjak Mas menikah dengan Bella Mas gak pernah ada waktu buat aku lagi!".
"Jadi kamu mau aku ceraikan Bella?".
"Emang kamu bisa?",
"Oke kalo itu yang kamu mau aku akan ceraikan Bella tapi kamu harus janji kalau kamu gak bakalan menggugat cerai aku".
"Buktikan!", teriak Alexa dengan butiran bening menetes dipipi putihnya, sebenarnya Alexa sudah tidak ingin mengeluarkan air mata hanya untuk seorang Hendra, tapi hatinya begitu sesak ketika mengingat dimana dia menyaksikan sendiri perselingkuhan suaminya dengan madunya.
"Aku rasa kamu gak bakalan bisa ceraikan Bella Mas, aku yakin setelah ini mama dan papa akan datang kemari dan menghinaku lagi", imbuh Alexa.
"Akan ku pastikan tidak kali ini".
Dan benar saja setelah pertengkaran Hendra dan juga Alexa, Bella diam-diam melaporkannya kepada Arya dan juga Yuni, sontak hal itu membuat kedua mertuanya datang dan memaki Alexa.
Alexa yang sudah tahu akan hal itu, dia sudah bersiap untuk pergi dan benar saja Hendra tidak berkutik sama sekali ketika kedua orang tuanya menghina Alexa.
Hal itu membuat Alexa semakin yakin kalau dia ingin bercerai dari suaminya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Jangan lupa like dan votenya teman-teman demi berlanjutnya cerita ini💓...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments