mie pangsit dan ceker mercon

Keesokan harinya, dirumah sakit dimana Alexa dirawat, Alexa tengah duduk di sofa sambil memakan jeruk yang tadi sudah ia kupas ,aura wajah Alexa kini sudah kembali segar tidak seperti kemarin pucat Pasih, saat tengah asik memakan jeruk tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat sesosok pria datang membawa buket bunga dan juga buah-buahan.

Alexa Menatapnya sekilas, lalu dengan cepat dia memalingkan wajahnya, Alexa berdecak kesal karena lagi dan lagi pria yang selalu datang kepadanya disaat seperti ini hanyalah dia saja, Alexa bingung bagaimana bisa tidak ada seorang pun yang peduli dengan dirinya, "Ada apa?".

"Aku hanya ingin menjenguk orang sakit", Leo menaruh bunga dan buah-buahan yang ia bawa keatas nakas, lalu berjalan mendekati Alexa dan ikut duduk di samping Alexa.

Malas menanggapi Leo, akhirnya Alexa melanjutkan kegiatannya memakan jeruk, "Manis ya?", tanya Leo seraya menelan salivanya dengan susah karena melihat Alexa memakan jeruk dengan lahap.

"Ya..".

Tangan Leo hendak mengambil jeruk yang ada diatas meja, namun segera Alexa menepisnya dengan kuat, "Ishhh, ini punyaku!", hardik kesal Alexa.

" Aku hanya ingin mencicipinya sedikit ", terang Leo.

"Kita tidak saling kenal, dan kalaupun kenal kita tidak akrab jadi silahkan pergi", usir Alexa .

"Kau ini jahat sekali", celetuk Leo melihat Alexa tak menjawab ucapannya malah semakin mempercepat gerakannya memasukan jeruk kedalam mulutnya, " Tidak bisakah kau sedikit ramah padaku", tanya Leo lagi.

" Aku tidak memiliki hubungan kerjasama denganmu, lalu untuk apa aku ramah padamu", jawab Alexa acuh.

"Jadi menurut mu aku harus memiliki kerjasama denganmu baru kau akan berlaku ramah padaku?", tanya Leo lagi.

"Mungkin", ucapnya dengan bahu sedikit terangkat menandakan bahwa Alexa pun tidak tahu apakah dirinya bisa ramah dengan seorang Leo atau tidak.

"Baiklah kalau begitu kau mau kita bekerjasama dalam bidang apa?", tawar Leo, "Aku pandai dalam segala bidang ", tawar Leo lagi, ia merasa harus lebih sabar untuk menghadapi sikap Alexa yang amat cuek bagai balok es abadi itu.

" Maaf, uangku sudah banyak jadi carilah rekan bisnis lain", tolak Alexa seraya berdiri dari sofa dan berjalan mengambil tasnya yang berada diatas nakas, lalu Alexa mengeluarkan selembar cek dan memberikannya kepada Leo.

"Apa ini?", tanya Leo merasa bingung karena diberi selembar cek oleh Alexa.

"Itu cek yang kau berikan padaku tempo hari ketika kau datang ke restoran ku!!", jelas Alexa, " Sekarang kau bisa keluar!", imbuhnya lagi.

"Astaga wanita ini sungguh sulit didekati", gumam Leo dalam hati. Tak ingin membuat Alexa marah seperti waktu itu akhirnya Leo mengalah lalu pamit untuk pergi meninggalkan Alexa, belum juga keluar dari pintu Leo berbalik dan berkata, "Kalau ada apa-apa hubungi aku!", ucap Leo lalu benar-benar pergi meninggalkan ruangan Alexa.

"Dia pikir dia siapa", gumam Alexa merasa kesal dengan tingkah Leo yang selalu sok akrab dengannya.

Dilain sisi Leo berjalan menelusuri koridor rumah sakit, "Semakin kau susah untuk didekati maka semakin besar rasa ingin ku memiliki mu", gumam Leo dengan seringai diwajahnya.

Mendengar penuturan dari tuannya membuat Liam memberanikan diri bertanya kepada Leo "Tuan apa kau tidak merasa lelah mengejar istri orang".

Leo yang awalnya sedang berjalan seketika menghentikan langkahnya tiba-tiba, "Apa kau mau mati!", jawab Leo dengan tatapan tajam yang diperuntukkan untuk Liam.

Setelah Melihat tatapan tajam dari tuannya barulah Liam sadar akan apa yang dia katakan barusan, dengan susah Liam menelan salivanya lalu berkata lagi, "Tidak tuan".

Begitu mendengar jawaban Liam barulah Leo melanjutkan langkahnya lagi, " Ish dasar tuan laknat ", umpat Liam kepada Leo dalam hati tentunya, kalau secara langsung mana berani dia melakukan itu, ia tahu betul kalau tuannya itu marah maka pekerjaannya otomatis akan bertambah dan gajinya akan dipotong.

Leo dan Liam masuk kedalam mobil begitu mobil dilajukan oleh pak supir barulah Liam memberikan beberapa berkas untuk ditandatangani, Dengan cepat Leo memeriksa berkas-berkas yang diberikan oleh Liam.

"Apa sudah ada hasilnya?", tanya Leo disela-sela kesibukan memeriksa berkas-berkas kantor.

"Sudah tuan aku sudah mengirimkannya ke email tuan", jawab Liam seraya memberikan tablet kepada Leo, dengan cepat tangan kuat Leo meraih tablet yang Liam berikan tanpa mengalihkan pandangan matanya dari berkas-berkas yang sedang ia periksa.

"Selesai", ucap lega Leo setelah menyelesaikan tugasnya.

"Ini..", tangan Leo memberikan beberapa kertas yang tadi ia tandatangani kepada Liam.

" Dan juga kosongkan jadwalku besok", imbuh Leo.

"Tapi tuan, besok ada meeting penting dengan tuan Smith ", ucap Liam.

"Tunda saja", jawab Leo acuh.

"Kita sudah menundanya beberapa kali, aku rasa tuan Smith akan membatalkan proyek kita kalau sampai pertemuan besok ditunda lagi", jelas Liam.

Leo berpikir sejenak, "Baiklah, besok pagi minta dia datang kekantor ku", putus Leo, berpikir ini proyek cukup besar jadi sayang kalau sampai batal.

Huhh...

Hela Leo ketika melihat jadwalnya hari ini benar-benar padat, dan juga dia harus meninjau proyek pembangunan mall miliknya yang ada diluar kota.

.....

Dilain tempat, dirumah sakit Alexa sedang berdebat dengan dokter dan juga suster.

" Saya sudah bilang kan Dok saya sudah sembuh, lagian untuk apa saya berlama-lama dirumah sakit kalau saya sendiri sudah tidak sakit", keluh kesal Alexa ketika dia meminta izin untuk pulang hari ini namun tidak diperbolehkan pulang.

"Ibu harus tinggal dulu disini sampai jadwal pemeriksaan, besok sore ibu baru boleh pulang", jelas Dokter.

"Pokoknya saya mau pulang sekarang", terang Alexa tetap ngotot ingin dipulangkan.

"Tidak bisa ibu", jawab lagi dokter.

"Saya bayar kok Dok, dokter gak usah takut kalo saya gak bisa bayar, saya mampu kok dok!", marah Alexa dan sedikit meninggikan suaranya.

"Ibu sebaiknya kecilkan sedikit suaranya ya, ini rumah sakit tolong pengertiannya", kata suster .

"Saya tau ini rumah sakit, yang bilang ini kebun binatang siapa!", kemarahan Alexa semakin menjadi.

"Ibu kalau ibu terus ngotot mau pulang maka saya akan memberikan ibu obat penenang", Ancam Suster terpaksa karena dia sudah mendapatkan tugas dari pemilik rumah sakit kalau pasien ini dilarang pulang sampai diberi izin olehnya.

"Rumah sakit apa ini, kenapa kalian asal memberikan obat ke pasien!", saya bisa tuntut kalian loh", Ancam balik Alexa tak ingin kalah dari dokter dan suster.

"Baiklah kalau itu mau ibu", Suster berjalan mendekati nakas, sudah ada alat suntik dan juga sebotol kecil obat yang Alexa sendiri tidak tau itu obat apa.

Setelah mengambil alat suntik suster memebrikannya kepada dokter, Alexa dengan perlahan memundurkan langkahnya, "Ka,, kalian mau apa".

"Kami melakukan ini demi kembaikan ibu, agar ibu bisa beristirahat dengan tenang", jelas dokter dengan langkah kaki mulai mendekati Alexa.

Mendengar penuturan dokter dan suster membuat kemarahan Alexa memuncak, dia yang tadinya ketakutan Sekarang malah bertelak pinggang menghadap kesuster dan dokter, "He'eh kalian mendoakanku agar cepat mati ha!!".

"Kalau Ibu tidak ingin disuntik, makanya ibu nurut, ini demi kebaikan ibu juga", nasihat dokter.

"Oke oke,, aku akan menginap satu malam lagi tapi besok tidak ada alasan lagi", merasa berdebat dengan mereka mungkin tidak ada habisnya akhirnya Alexa memilih mengalah untuk tidak pulang .

"Kalau begitu kita pamit dulu, kalau ada apa-apa langsung panggil kami saja", pamit Dokter dan juga suster namun tidak dijawab oleh Alexa.

Begitu melihat punggung dokter dan juga suster yang sudah menghilangkan dari balik pintu, Alexa hanya bisa mengehal nafasnya kasar, "Sepertinya aku salah masuk rumah sakit!!", gerutunya kesal karena tidak berhasil memenangkan perdebatan dengan dokter dan suster.

Malam hari Alexa merasa perutnya seperti terlilit, karena sudah tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya akhirnya Alexa memanggil dokter melalui tombol yang ada disamping tempatnya tidurnya, tak berselang lama dokter dan juga suster datang, "Ada apa ibu", tanya dokter ramah.

Alexa meringis kesakitan sambil memegang perutnya, melihat itu dokter segera memeriksa perut Alexa , Dokter tersenyum sekilas lalu bertanya kepada Alexa "Apa ibu belum makan?".

Melihat senyum dari dokter seperti senyum mengejek Alexa berdecak kesal, "Su...", ucapan Alexa terhenti karena tiba-tiba dia ingat dari tadi siang dia belum makan makanan berat.

"Wah sepertinya belum!", kata dokter dengan dibarengi senyum mengejek lagi.

" Ish.. aku belum makan karena kalian tidak memberiku makanan", mendengar penuturan Alexa dokter langsung menatap suster dengan penuh tanda tanya.

"Ibu bukankah tadi siang ibu sendiri yang bilang akan memesan makanan dari luar dan tidak ingin memakan makanan rumah sakit", Suster mengingatkan Alexa bahwa tadi siang sebelum perdebatan itu suster datang membawa makanan tapi Alexa menolak dengan alasan tidak menyukai makanan rumah sakit.

Merasa malu karena sudah berhasil mengingat dimana dia menolak pelayanan suster dan juga dokter Alexa segera meminta mereka untuk keluar dari kamarnya, "Aku akan memesan makanan dari luar, kalian keluar saja".

Dokter dan suster keluar, selang beberapa menit kemudian suster masuk dan membawakan paper bag berisikan makanan, "Ini makanan untuk ibu", suster memberikan paper bag kepada Alexa namun ditolak olehnya. "Bawa keluar saja, aku sudah kenyang", ketus Alexa karena masih merasa kesal dengan perbuatan suster tadi siang.

"Anggap saja ini ucapan maaf dari saya karena tadi siang sudah membuat kesal ibu", jelas suster lagi.

Merasa gengsi untuk menerima makanan dari suster Alexa hanya bisa memalingkan muka membelakangi suster, melihat itu suster berinisiatif meletakkan paper bag yang dia bawa diatas nakas lalu pergi meninggalkan ruangan.

Alexa melirik kearah pintu, melihat bahwa suster yang tadi sudah pergi, dengan segera Alexa membuka paper bag yang berisikan makanan itu, betapa terkejutnya Alexa ketika melihat bahwa makanan yang diberikan suster tadi adalah makanan favoritnya semua, "Wah, bagaimana suster itu tahu, kalau aku suka mie pangsit dan juga ceker mercon", gumam Alexa dan langsung memakannya dengan lahap, tanpa dia sadari dibalik pintu ada suster yang sedang memperhatikannya.

"Beres tuan", ucap suster melalui sambungan telepon kepada Leo.

Ya Leo, dialah yang mengirim makanan dan juga yang memberi perintah untuk tidak memperolehkan Alexa pulang sebelum dia datang menjemput, Leo tersenyum ketika mendengar bahwa Alexa memakan makanan yang ia bawakan meskipun Alexa tidak tahu kalau makanan yang ia makan itu sebenarnya dari Leo, tapi hal itu sudah membuat Leo senang bukan main.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...jangan lupa like dan votenya ya teman-teman.....

...butuh support kaliak...

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!