Bab 19 Kekacauan Di Perusahaan

"Diva kau mau kemana?" Teriak Sagala cemas. Diva tidak menggubris nya, setelah mengenakan bajunya, Diva segera pergi dari sana begitu saja tanpa memperdulikan panggilan Sagala.

*****

"Kenapa aku begitu bodoh, selalu saja mencintai seseorang yang selalu membuatku merasa sangat terhina" Diva menangis sensegukan sembari menerutuki dirinya sendiri.

Tubuhnya bergetar, tersandar di dinding kamar mandinya dengan begitu lemah. Bahkan air matanya meluruh dengan begitu derasnya.

Diva benar-benar merasa sangat terpuruk, dua kali ia mencintai seseorang yang sama, dua kali juga ia harus di kecewakan oleh orang yang sama pula.

Walaupun ia tidak ingat apa yang terjadi kepadanya semalam, namun rasa bencinya kepada Sagala semakin bertambah.

Diva mengepalkan kedua tangannya dengan geram, "Aku akan membuat perhitungan kepadamu Sagala. Setelah apa yang sudah kau renggut dariku, aku akan membuatmu menderita" Geram Diva dengan mata yang sudah memerah.

****

Beberapa Bulan kemudian.

Semua orang di Perusahaan Bumiraya nampak begitu kalut. Pasalnya beberapa dari mereka tidak mendapatkan gajih di dalam dua bulan terakhir.

Sagala mengacak rambutnya dengan frustasi, apalagi suara teriakan karyawannya dari luar ruangannya begitu menggema dan membuat Sagala semakin merasa kacau.

Perusahaan yang ia kelola sudah berada di ujung tanduk kehancuran.

Apalagi sejak Diva memutuskan kontrak kerjasama secara sepihak beberapa bulan yang lalu sejak insiden malam itu. Perusahaan itu semakin tidak terkendali setelah berturut-turut rekan kerja Sagala yang lainnya juga memutuskan kontrak kerjasama. Yang mengakibatkan Perusahaan Sagala mengalami rugi besar.

"Hahhhhhhhk"

"Kenapa semua ini menjadi kacau seperti ini" Teriak Sagala dengan wajahnya merah padam.

"Sagala, apa perlu saya mengusir mereka?" Tanya Haris kemudian.

Sagala mengangkat wajahnya, dengan sorot matanya yang tajam, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi terlalu lama. Aku harus menemui Diva. Aku harus meyakinkan dia bahwa dia telah salah paham, seharusnya dia tidak mencampurkan masalah pribadi dengan kantor ini" Ujar Sagala mantap.

"Sebelum itu, aku harus membubarkan karyawan ku dulu. Selama aku pergi, Aku percayakan kantor ini kepada mu Haris" Lanjut Sagala dengan yakin.

"Apa kau yakin ingin pergi disaat kantor sedang kacau seperti ini?" Tanya Haris ragu.

"Penyebab utama dari kekacauan ini adalah Diva. Jadi aku harus menemui dia. Aku yakin, dia melakukan ini semua karena dia pikir aku memanfaatkan dia waktu itu. Jadi aku harus meyakinkan dia bahwa aku hanya ingin menolongnya" Ujar Sagala lagi.

Haris mengangguk mengerti, "Baiklah, semoga kamu berhasil meyakinkan Diva. Aku doakan yang terbaik untuk mu Sagala" Jawab Haris kemudian.

"Ngomong-ngomong dimana Amelia?" Tanya Haris kala menyadari tidak ada Amelia disana. Biasanya, dimana ada Sagala di situlah ia berada.

"Aku tidak tau. Mungkin dia tidak masuk hari ini"

*****

Sagala yang sudah keluar dari ruangannya, berdiri dengan gagah menghadap kepada semua karyawan nya yang sudah berkumpul sejak tadi di depan ruangannya.

"Pak, gimana masalah gaji kami?"

"Iya pak. Kami juga butuh makan"

"Tolong pak. Kami bekerja juga butuh uang"

Beberapa karyawan mengeluarkan keluhannya masalah gaji yang tidak di bayar selama dua bulan terakhir.

Sagala menghela nafas berat, menatap semua karyawan nya dengan rasa yang sangat berat.

"Tenang dulu semuanya, berikan kesempatan untuk Tuan Sagala berbicara dulu" Ujar Satpam yang memang bertugas mengamankan ruangan itu sejak tadi.

Setelah mendengar ucapan Satpam, mereka semua pun berangsur diam dan memberikan kesempatan kepada Sagala untuk berbicara.

"Saya minta maaf karena sudah membuat kalian semua menderita. Masalah gaji itu, saya minta waktu kepada kalian....." Belum sempat Sagala melanjutkan ucapannya, seseorang sudah lebih dulu memotongnya.

"Waktu bagaimana pak? Sudah dua bulan kami menunggu, apa itu kurang?" Potong salah satu karyawan.

"Saya mengerti, tapi saya benar-benar meminta waktu lagi kepada kalian untuk menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu. Saya minta waktu dua minggu, setelah itu saya akan membayar gaji kalian"

Nampak semua karyawan saling melempar pandangan. Ragu, itulah yang mereka rasakan. Rakyat kecil seperti mereka, apakah bisa harus menunggu waktu selama itu?

Setelah lama menimbang dan akhirnya seseorang maju selangkah untuk memberikan jawaban.

"Baik pak. Kamu setuju untuk menunggu selama dua minggu. Namun jika bapak tidak menepati janji, maka kami akan bertindak lebih lanjut untuk mendapatkan hak kami"

"Baik. Terimakasih karena sudah mau mengerti. Saya berjanji tidak akan mengecewakan kalian" Ucap Sagala. sedikit mengulas senyuman tipis di bibirnya.

.

.

.

.

.

Bersambung

Mohon untuk memberikan like dan komen kalian ya setelah membaca.

Karena karya ini sedang mengikuti event/Lomba. Jadi mohon dukungannya ya!

Terpopuler

Comments

Muhammad Rifa'i

Muhammad Rifa'i

mantap thor ... semangat

2022-05-16

0

Boogiie_Mw

Boogiie_Mw

seru dong

2022-03-14

0

Anak ayam

Anak ayam

next ya

2022-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!