Bab 4 Perubahan Besar

"Kamu pasti bisa Diva. Semangat" Ucap Diva menyemangati diri nya disaat seorang dokter Gizi sudah menjelaskan beberapa makanan mengandung lemak yang tidak boleh Diva makan.

Diva menatap lembaran kertas yang sengaja Dokter itu tulis untuk dirinya.

Diva nampak sangat frustasi melihat berbagai daftar makanan yang harus ia hindari saat ini.

Gorengan (Semua jenis Gorengan)

Mie instan

Makanan Cepat Saji

Roti putih

Kue manis (Semua jenis kue manis)

Es krim

Daging Olahan

Ke tujuh daftar makanan ini adalah makanan favorit yang selalu Diva makan setiap harinya. Makanan di atas, selain mengandung lemak yang tinggi, makanan ini juga merupakan makanan yang tidak baik bagi tubuh jika di konsumsi secara terus menerus. Begitulah yang dapat Diva cerna dari pembicaraan yang ia lakukan bersama Dokter Gizi.

"Ayo Diva! Kamu pasti bisa" Ucap Diva dengan yakin di dalam hatinya yang mulai menggebu-gebu.

Diva pun akhirnya memilih untuk mengikuti saran Dokter untuk melakukan diet ektra. Diva juga bertekad akan menghilang dari kehidupannya yang sebelumnya. Termasuk meninggalkan rumah yang kini sudah menjadi tempat tinggalnya sejak kecil.

Kini Diva hanya memiliki harapan untuk bisa berubah.

Berubah menjadi seseorang yang yang di idamkan oleh semua orang. Yaitu memiliki tubuh yang bagus serta wajah yang cantik.

*******

3 tahun kemudian.

Hari pun berlalu setelah kepergian Diva dari kota Xx. Diva kembali ke kota halamannya, Kota dimana tempat ia dilahirkan di dunia ini.

Ada rasa Rindu yang begitu dalam yang ia rasakan disaat melihat kota kelahirannya itu. Namun mengingat kepahitan yang ia rasakan dahulu, sungguh membuat Diva muak akan setiap penghinaan yang semua orang berikan untuknya.

"Aku berjanji akan membuat mereka menyesal karena telah menghinaku" Ujar Diva menggeram dengan sebelah tangannya yang mengepal erat.

Diva menuruni anak tangga yang terpaut bersamaan dengan sebuah pesawat Jet pribadinya.

"Silahkan masuk Nona!" Ucap salah satu pengawalnya disaat Diva sudah menuruni tangga. Diva hanya mengangguk pelan, seraya masuk kedalam mobil sport mewah bewarna hitam pekat itu.

Mobil pun melaju meninggalkan tempatnya.

Terlihat Diva sedang melamun, seraya mengedarkan pandangannya keluar jendela, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Jendela yang terbuka membuat ia merasakan setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya. Kota ini seketika membuat dirinya merasa sedih, akan kenangan indah bersama ibunya.

"Non. Kita akan kemana?"

Seketika Diva tersentak kaget dikala seorang supir sekaligus pengawal pribadinya melontarkan sebuah pertanyaan.

"Kita pergi ke jalan Permata 1. Aku ingin melihat sahabatku di sana" Ucap Diva kemudian.

Tanpa menjawab, pengawal itu pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Jl. Permata 1.

Sesampainya disana. Pengawal itu pun memarkirkan mobilnya tepat di depan sebuah rumah makan yang biasa Diva kunjungi bersama Anis, sahabatnya sewaktu masih bekerja di perusahaan sebagai Cleaning Servis dahulu.

Seorang pengawal pun keluar dari dalam mobil, lalu berjalan memutar menuju pintu mobil belakang dan kemudian membukanya.

Dua buah mobil sport mewah, serta sejumlah orang yang berpakaian rapi serba hitam itu ternyata telah menyita perhatian semua orang yang sedang makan di warung makan itu.

Karena tepat jam istirahat kerja. Diva pikir, sahabatnya Anis pasti akan makan siang di sini.

Diva pun keluar dari dalam mobil dengan membawa tas kecil berukuran mini di tangannya. Ia mencoba mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat, mencoba mencari sosok Anis disana.

Dan benar saja, sesuai ekspetasi Diva. Anis ada disana. Nampak Anis sedang makan dengan wajah yang begitu tidak semangatnya.

Diva pun mulai berjalan masuk ke dalam rumah makan itu untuk menghampiri Anis.

Nampak semua pasang mata menatap Diva tanpa berkedip dengan mulut yang menganga.

Bagaimana tidak. Seorang wanita cantik, dengan tubuh seksinya yang seputih salju sedang berjalan masuk ke rumah makan pinggiran jalan seperti ini? Tentu saja membuat perhatian banyak orang, apalagi melihat dari penampilan serta mobil yang Diva bawa, terlihat jelas bahwa wanita yang baru masuk ini adalah wanita dari kalangan atas.

"Hai Nis?" Sapa Diva seraya tersenyum manis.

Anis menengadahkan kepalanya keatas, "Siapa?" Tanya Anis dengan malas, lalu kembali melanjutkan makanannya. Karena sejatinya Anis benar-benar tidak mengenali wanita yang ada di dekatnya itu.

"Kamu lupa sama sahabat sendiri?" Tanya Diva.

"Sahabat?" Gumam Anis pelan. Matanya kini secepat kilat kembali menoleh kearah Diva. Menatap Diva dengan tatapan menyelidik.

"Ahh. Mungkin kamu salah orang. Kamu bukan sahabat ku. Sahabatku itu gendut, pakai kacamata, terus makannya juga banyak. Ya, walaupun wajah kamu rada mirip si sama dia" Ucap Anis kemudian setelah meyakinkan dirinya bahwa yang di depannya ini bukanlah sahabatnya Diva.

"Aku adalah Diva Anastasia, Nis. Kamu lupa sama aku" Balas Diva lantang menyebutkan namanya di depan Anis.

"Apa?"

"Dia beneran Diva?"

"Kenapa bisa secantik ini?"

"Gak nyangka aku kalau itu Diva. Dia sangat cantik sekarang. Jika saja dia mau menjadi pacarku saat ini, pasti aku mau"

Begitulah keterkejutan semua orang disana setelah Diva menyebutkan nama aslinya. Nama Diva Anastasia, nama yang cukup populer dulunya. Bukan karena ia cantik, namun karena wajahnya yang jelek dan juga gendut.

Namun sekarang tidak lagi. Diva kini sudah menjelma menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

Anis pun terperangah melihat wajah Diva yang cantik. Dari atas kepala hingga kaki, ia mencoba mencerna akan apa yang terjadi kepada sahabatnya kini. Dari yang dia tau, Diva merupakan seseorang dari kalangan bawah. Tidak mungkinkan kalau Diva operasi? begitulah pertanyaan yang muncul di kepala Anis saat ini. Secara, biaya operasi plastik bukanlah sesuatu yang bisa ia remehkan.

"Aku kangen banget sama kamu Nis" Ucap Diva senang. Lalu ia memeluk tubuh Anis dengan erat.

"Apa Diva pergi kerumah bordir dan melakukan operasi plastik setelah mendapatkan uang?" Batin Anis curiga.

Bukannya membalas pelukan Diva, Anis malah mematung dengan pikiran serta pertanyaan yang berseliweran entah kemana.

"Nis? Kamu gak kangen aku?" Tanya Diva cemberut. Kala sahabatnya masih nampak kebingungan.

"Kamu beneran Diva? Kamu kok jadi berubah gini?" Tanya Anis pada akhirnya.

"Ceritanya panjang. Tapi nanti aku bakalan cerita kok. Sekarang aku mau peluk kamu lagi, aku beneran kangen banget sama kamu" Jawab Diva.

Anis pun membentang tangannya, Diva pun langsung memeluk Anis dengan erat.

"Aku juga kangen sama kamu Div. Kamu kenapa ninggalin aku sendirian? Tau gak sih, aku itu galau banget tanpa kamu di sini. Tiga tahun loh kamu ninggalin aku tanpa kabar" Rengek Anis. Tanpa terasa, air matanya tumpah begitu saja.

"Maaf ya Nis. Tapi yang penting, aku sudah kembali sekarang!" Balas Diva.

"Yuk ikut aku. Kita pergi makan ke restoran. Kita ngobrol-ngobrol dulu" Ajak Diva.

"Tapi aku masih bekerja" Jawab Anis ragu.

"Udah. Nanti aku yang urus itu semua, kamu ikut aja"

"Tapi Div. Aku bakalan di pecat" Tolak Anis lagi.

"Kamu itu gak percaya banget sih. Yuk!" Diva pun menarik tangan Anis menuju mobilnya. Dan membawanya masuk ke dalam mobil.

.

.

.

.

.

Bersambung

Mohon untuk memberikan like dan komen kalian ya setelah membaca.

Karena karya ini sedang mengikuti event/Lomba. Jadi mohon dukungannya ya!

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Rinnie Erawaty

Rinnie Erawaty

diva horang kayah......

2022-03-14

1

Oryzha Satifa

Oryzha Satifa

gilaa...

2022-03-13

0

Hesty Septiana

Hesty Septiana

wah,, jadi sultan diva anastasia,,

2022-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!