Dan acara pun di mulai setelah semua orang telah hadir di sana.
Semua orang nampak menikmati hidangan yang ada, selain dari mengadakan makan malam bersama, mereka juga sesekali membahas masalah perusahaan.
Diva yang notabene adalah pemegang saham terbesar, tentu ia memiliki kebanggan tersendiri.
Amelia nampak menatap Diva dengan tajam, sesekali ia menyeringai licik kala melihat Diva sudah meneguk air minumnya.
"Malam ini adalah malam terakhir mu bersama Sagala. Akan aku buat hidup mu hancur tidak tersisa setelah ini" Batin Amelia.
Tidak berapa lama, Diva terlihat begitu gelisah, keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
Diva merasakan sesuatu yang salah telah terjadi, bagaimana tidak? Sebuah ruangan ber-AC dengan di desain sedemikian rupa serta kenyamanan nya yang berada di tingkat paling atas, kenapa bisa dirinya merasa kepanasan?.
Terlihat Diva mengatur nafasnya, kepala yang sakit seakan melayang bagaikan di ayun oleh sesuatu berat.
Diva seketika berdiri, sontak semua orang terheran dan menatap Diva dengan wajah yang bingung.
"Maaf semuanya. Sepertinya saya harus pergi terlebih dahulu. Kalian lanjutkan saja acaranya" Ucap Diva kemudian.
"Diva? Kamu mau kemana?" Tanya Sagala cepat.
Diva menatap tajam kearah Sagala, "Bukan urusan mu" Jawabnya.
"Diva tunggu!" Sagala yang hendak pergi menyusul Diva, segera di hentikan oleh Amelia.
"Kamu ngapain sih. Biarin aja dia pergi. Palingan juga mau ke toilet" Ucap Amelia.
Sagala nampak menatap Amelia sejenak, tidak lama setelah itu Sagala kembali duduk, namun matanya masih mengarah kepada pintu keluar.
"Oh ya. Sepertinya saya harus pergi sebentar. Mendadak ada urusan yang harus saya kerjakan" Will berucap seraya berdiri dan meninggalkan ruangan setelah nya.
Sagala nampak menatap Will dengan curiga, "Aku merasa sesuatu yang salah telah terjadi" Batin Sagala Curiga.
Matanya kini beralih kepada Amelia yang sejak tadi menahan dirinya, "Amelia!" Seru Sagala.
Amelia menatap sang empunya dengan senyuman manisnya.
"Kenapa?" Tanya Amelia.
"Sepertinya dokumenku ketinggalan di mobil. Apa kamu bisa mengambilnya?" Ucap Sagala.
Amelia tersenyum, "Dengan senang hati" Jawabnya menyetujui.
"Amelia!" Seru Sagala lagi.
"Kau terlihat cantik malam ini, segeralah kembali, ada sesuatu yang ingin aku berikan kepadamu" lanjut Sagala memuji. Namun pada dasarnya, ia ingin sekali memuntahkan semua isi perutnya karena telah memuji wanita itu.
Amelia seakan merasa terbang ke angkasa luar, di puji oleh sang idaman hati sungguh membuat hatinya di penuhi rona kebahagiaan.
Pipinya nampak merah merona, "Terimakasih, aku akan segera kembali" Jawabnya. Segera ia pergi dari sana untuk mengambil dokumen yang Sagala minta.
Sementara, Sagala tersenyum tipis, segera ia pergi dari sana setelah kepergian Amelia. Terlepas dari wanita itu, sungguh membuat Sagala merasa lega. Namun kini hatinya tidak sepenuhnya lega, karena ia harus mencari dan memastikan bahwa wanita yang benar-benar ia cintai itu benar-benar aman dan tidak terjadi sesuatu hal kepadanya.
Puas Sagala mencari, namun sosok yang ia cari itu tidak kunjung ia temui.
"Kemana dia?" Tanya Sagala kepada dirinya sendiri. Dengan celingak-celinguk kesana-kemari menyusuri setiap sudut ruangan yang ia lalui.
Seketika, matanya terpaut dengan seorang pria yang sedang menopang tubuh wanita menuju sebuah kamar yang ada di sana.
Sagala yakin bahwa itu adalah Diva. Baju dan rambut yang hampir sama dengan apa yang Diva pakai di perjamuan tadi.
Sagala pun menuju kamar itu dengan setengah berlari.
"Ehmmmmm, siapa kamu?" Diva berucap dengan setengah sadar. Tubuhnya sudah tergeletak di atas kasur. Nampak seorang pria menyeringai, seraya melepas bajunya dengan penuh hasrat.
Sesekali ia menelan salivanya, mengagumi tubuh putih nan mulus yang terekspos dari paha Diva yang hampir terbuka.
Segera pria itu menggagahi tubuh Diva mulai menggeliat kerena menahan hasrat yang bergejolak karena pengaruh obat yang ia minum.
Doarrrrrr.
Sagala mendobrak pintu dengan kasar, matanya melebar dengan sempurna di saat ia melihat Will sedang mengagahi tubuh Diva.
"Kurang ajar!" Teriak Sagala geram.
Dop
Dop
Dop
Beberapa pukulan pun mendarat dengan sempurna di wajah Will.
Dan perkelahian pun terjadi disana. Will dan Sagala saling beradu tinju.
Sagala yang marah, memukul Will tanpa ampun, hingga Will terkulai tidak berdaya.
Will segera berlari dari sana dengan terbirit-birit. Wajahnya memar, berlari tanpa sehelai baju dan hanya tersisa sebuah celana pendek ketat yang ia pakai.
Sagala menatap Diva dengan dalam, Diva masih terlihat seperti cacing kepanasan.
"Eits jangan!" Sagala segera menghentikan Diva yang ingin membuka bajunya di sana.
.
.
.
.
.
Bersambung
Mohon untuk memberikan like dan komen kalian ya setelah membaca.
Karena karya ini sedang mengikuti event/Lomba. Jadi mohon dukungannya ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
JohannaJJL Tutuhatunewa
ternyata Amalia adalah gambaran perempuan yang jahat, iya memakai Will untuk menghancurkan Diva tapi imbasnya ditanggung sagala. waw seru
2022-03-12
0
Devi Ani
Semangat Sagala Cari Bukti Dan Biar Diva Gak Salah Faham Dan Percaya Sama Sagala.Bikin Amelia Di Penjara Dan Menyesal/Karma Berat Biar Tau Rasa Wanita Jalang Orang Jahat Dan Kejam Please Mohon Tolong Tolong 🙏🙏🙏🙏🙏🙏😭😭😭😭😭
2022-03-12
0
Boogiie_Mw
lagi ya
2022-03-04
0