Bab 6 Pandangan Yang Menggoda

"Diva yang gemuk itu?" Tanya Amelia meyakinkan dirinya. Namun dengan cepat Sagala mendelikkan matanya menegur Amelia agar bertindak lebih sopan lagi. Mengingat bahwa wanita yang ada di depannya ini bukanlah wanita sembarangan yang bisa di remehkan lagi.

"Husssss" Ucap Sagala cepat.

"Jangan berbicara seperti itu. Jika kita membuat kesalahan, maka tamatlah riwayat kita" Ucap Sagala dengan volume suaranya yang sengaja ia perkecil.

Walaupun samar-samar Amelia mendengarnya, ia pun hanya bisa mengangguk seraya menampakan senyuman terbaiknya kepada Diva.

Sementara itu, Diva hanya menatap malas kedua orang yang ada di depannya ini.

"Bisa kita mulai meeting nya?" Tanya Diva lagi.

"Jika tidak aku akan kembali" Lanjut Diva tegas.

"Jangan-jangan! Kita akan mulai sekarang" Ucap Sagala cepat menghentikan Diva. Diva pun kembali duduk ke kursinya setelah Sagala menahannya.

Sagala pun mulai menjelaskan berbagai aspek kerja sama yang akan mereka lakukan. Serta menjelaskan keuntungan dari proyek baru yang akan mereka bangun di Singapura nantinya.

"Karena proyek ini berada di Singapura. Maka dari itu kerja sama ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu, proyek ini juga akan kita perluas lagi ke Negara-negara lain setelah yang di Singapura berhasil kita bangun" Jelas Sagala dengan memberikan beberapa berkas ke hadapan Diva.

Diva nampak mengambil berkas itu dari tangan Sagala, lalu membaca isi berkas seraya tersenyum tipis di saat Sagala selalu memandang wajahnya.

"Kamu cantik banget Diva, bahkan wanita manapun tidak ada yang bisa mengalahkan kecantikan yang kamu miliki" Batin Sagala. Matanya nampak masih menatap Diva dengan penuh kekaguman.

Amelia yang menyadari tatapan yang tidak biasa dari Sagala kepada Diva. Dengan sengaja, segera ia menjatuhkan air minum di kaki Sagala.

Byurrrrrr.

Seketika Sagala tersentak kaget. Respect Sagala pun segera berdiri, lalu matanya kini beralih kepada Amelia dengan wajah merah padam.

"Maaf tuan. Aku tidak sengaja" Ucap Amelia cepat.

"Kamu bisa bekerja dengan benar gak sih?" Ucap Sagala dengan raut wajah tidak suka.

"Maaf" Balas Amelia lirih dengan wajah tertunduk.

Sagala pun kembali duduk setelah dirinya selesai mengelap sepatunya yang basah.

Dengan gayanya yang sengaja di buat se_Cool mungkin, Sagala kembali berbicara, "Bagaimana Buk? Apa kita bisa melakukan kerja sama ini?" Tanya Sagala ramah.

Nampak Diva masih diam seraya sedang berpikir akan kerja sama ini. Sebenarnya, inilah yang Diva inginkan. Melakukan kerja sama agar ia bisa lebih dekat lagi bersama Sagala. Bukan untuk menyukainya lagi, melainkan membalaskan dendam kepada Sagala.

"Baik. Aku akan menerima nya. Sini biar aku tanda tangan berkasnya" Jawab Diva menyetujui.

Sagala pun tersenyum senang. "Amelia, cepat berikan berkasnya!" Titah Sagala.

Amelia hanya mendengus. Menatap bosnya itu dengan tatapan tidak suka seraya memberikan berkas yang Sagala minta. Menurutnya, Sagala bersikap terlalu ramah kepada Diva. Apalagi melihat cara Sagala menatap Diva, menurutnya itu terlalu berlebihan.

Setelah selesai menanda tangani, Diva segera berdiri, lalu berkata, "Kalau begitu saya pamit dulu, saya tunggu di jadwal kunjungan proyeknya nanti" Ucap Diva.

"Apa secepat itu?"

Diva menganga tidak mengerti, "Maksud anda?" Tanya Diva.

"Ahh, tidak. Maksudku, kita adalah rekan kerja. Kenapa tidak tinggal lebih lama, kita bisa mengobrol sebentar" Ucap Sagala dengan Pedenya.

"Maaf. Saya masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Permisi" Balas Diva dingin.

"Baiklah. Sampai berjumpa lagi di lain hari" Ucap Sagala kemudian.

Diva pun mengemasi segala berkas miliknya, dan hendak pergi.

Namun sesuatu yang salah telah membuatnya kehilangan seimbang.

Bruakkkkk.

Sagala secepat kilat langsung meraih tubuh Diva yang hendak terjatuh dengan kedua tangannya. Ternyata, heelsnya tersandung kesebuah kursi dan mengakibatkan Diva hampir saja terjatuh.

Mata keduanya saling bertemu cukup lama, ada rasa yang begitu berbeda yang Sagala rasakan disaat menatap Diva dari jarak yang begitu dekat baginya.

Wajah cantik seputih salju yang Diva miliki, ternyata telah berhasil menghipnotis Sagala. Sehingga Sagala tidak berkedip lagi menatap Diva.

"Bisa lepaskan aku sekarang?"

Seketika Sagala tersadar. Respect, ia langsung melepaskan pegangannya kepada Diva, dan.....

Bruakkkkk.

"Awwwwww"

Amelia seketika terkekeh kecil. Melihat Diva yang terjatuh ke lantai.

"Maaf-maaf, aku benar-benar tidak sengaja" Ucap Sagala cepat dengan gugup dan segera membantu Diva bangun karena terjatuh akibat dirinya yang melepaskan pegangannya secara tiba-tiba.

Diva hanya meringis kesakitan. Matanya menatap nyalang pria yang ada di depannya itu, lalu ia pergi begitu saja tampa permisi.

Sagala merasa sangat bersalah. Ia pun hanya bisa menatap Diva dari kejauhan yang sudah mulai menjauh.

"Ada apa dengan jantungku? Aku merasa jantungku sudah tidak normal. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya" Ucap Sagala di dalam hatinya seraya memegang dada sebelah kirinya.

Diva yang sudah berada di dalam mobil nampak tersenyum penuh kemenangan. Ternyata, terjatuh di dekat Sagala adalah salah satu rencana yang ia buat untuk memikat Sagala.

"Ini baru awalnya saja. Tunggu saja kejutan yang akan kalian dapatkan setelahnya" Batin Diva.

Mobil yang Diva tumpangi pun segera melaju meninggalkan tempatnya.

Sementara itu, masih didalam Restoran.

Sagala masih berdiri dengan pikiran yang berkecamuk mengenai jantungnya.

"Apa ini semua karena Diva? Apa sehebat itu seorang perempuan bisa membuat jantungku bergetar seperti ini?" Batin Sagala. Masih terlarut di dalam pikirannya.

"Aku menjadi tidak enak hati. Jika saja dulu aku tidak pernah menghina Diva dan membiarkan dia menyukai ku hingga saat ini, mungkin aku adalah laki-laki yang paling beruntung" Ucap Sagala lagi di dalam hatinya.

Amelia merasa sesuatu yang salah telah terjadi kepada Sagala. Sejak 10 menit terakhir, Amelia hanya menatap Sagala yang nampak mematung dengan senyuman tipis yang terlukis di wajah Sagala.

"Tuan? Ada apa? Sejak tadi senyum-senyum aja sendiri" Tegur Amelia kemudian.

Sagala seketika tersentak, secepat kilat ia menetralkan kembali wajahnya dan nampak begitu dingin.

"Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu urus pembayaran di restoran ini dan pulanglah naik taksi. Aku ada urusan mendadak" Ucap Sagala. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Amelia.

"Tapi tuan?" Teriak Amelia tidak terima.

Sagala hanya mengangkat sebelah tangannya ke atas, Amelia pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Amelia benar-benar merasa sangat kesal.

Amelia yang sangat berharap bisa pulang bersama Sagala, kini hanya tinggallah sebuah harapan.

"Pulang sendiri. Mana nunggu taksinya lama lagi" Rengek Amelia kesal dengan menghentakan sebelah kaki nya seperti anak kecil.

Beberapa pasang mata mulai terkekeh, menatap Amelia dengan tatapan geli melihat tingkah Amelia yang seperti kekanak-kanakan itu.

Amelia tidak perduli lagi akan tatapan semua orang kepadanya dan hanya bersikap acuh.

Tidak berapa lama, taksi pun datang. Amelia segera pergi dari sana setelah ia menaiki mobil.

.

.

.

.

.

Bersambung

Mohon untuk memberikan like dan komen kalian ya setelah membaca.

Karena karya ini sedang mengikuti event/Lomba. Jadi mohon dukungannya ya!

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Nitnot

Nitnot

Thor, hati2 mmakai bahasa asing y... salah penggunaan jadi anaeh... kata respek harusnya reflek... semangat y Thor... belajar terus...

2022-03-14

1

Miraj Rizki

Miraj Rizki

tu kata Respect maksudnya reflek mungkin ya rada bingung , apa aku yg slaah

2022-03-12

1

☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿

☠ᵏᵋᶜᶟRoss"kita" 𝕱𝖘🏚ᵉᶜ✿

selamat menikmati

2022-03-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!