Bab 16 Jebakan

"Aku tutup dulu ya pa. Diva udah mau berangkat nih" Lanjut Diva. Lalu tidak lama setelah itu, Diva pun mematikan sambungan teleponnya.

"Jalan pak!" Ucap Diva setelah mematikan telepon nya.

Sopir pribadinya pun melajukan mobil menjauhi rumah dengan kecepatan sedang.

Kringggg Kringggg.

Diva seketika melihat layar handphone nya kala sebuah dering handphone nya berbunyi.

Terlihat nomor tanpa nama tertera di layar itu, Diva sedikit menautkan kedua alisnya heran, menatap handphone itu dengan bingung.

"Siapa yang menelpon? Setau ku, aku tidak memberikan nomor handphone ku kepada siapapun selain Papa dan Anis" Ujar Diva bingung.

Tanpa mengurangi rasa penasarannya, Diva pun mengangkat telepon itu.

"Hallo. Dengan siapa ini?" Tanya Diva langsung.

"Hai Diva. Kamu lagi dimana?"

Seketika Diva sedikit termanggu, sebuah suara yang begitu familiar baginya.

"Sagala?" Ucap Diva lirih namun masih dapat di dengar oleh seseorang yang ada di balik handphone nya.

"Aku tau kamu masih mencintai aku Diva. Suara ku saja kamu begitu hapal, jadi aku tidak perlu mengatakan siapa aku" Jawab Sagala dari seberang sana.

Diva mendecih, nampak ia memutar bola mata malas, "Katakan saja apa mau mu? Dan kenapa nomor handphone ku ada padamu? Jangan membuang waktu ku!" Ucap Diva dengan malas.

"Tenang dulu, aku belum selesai bicara. Aku berencana akan mengajakmu kencan. Ya kita harus berkencan bukan? Agar kita lebih akrab lagi"

"Sudah aku katakan aku tidak ada waktu untuk itu, sebaiknya kamu urus saja calon istri mu itu" Ucap Diva kesal.

"Calon istri? Siapa? Apakah kamu?" Tanya Sagala beruntun.

"Bukankah Amelia itu calon istri kamu? Sebaiknya jangan ganggu aku lagi"

"Apa kamu cemburu? Cemburu itu artinya cinta. Kami cemburu sama Amelia? Tenang! Dia hanya sekedar sekertaris ku" Ucap Sagala meyakinkan Diva.

"Aish. Kamu itu menyebalkan sekali. Sudah ya! Jangan ganggu aku!" Balas Diva yang terdengar semakin kesal.

"Oh ya, satu lagi. Jangan berharap untuk kencan dengan ku karena aku sudah pulang ke Singapura" Lanjut Diva. Lalu mematikan sambungan teleponnya.

Sementara itu di tempat lain, Sagala hanya tersenyum manis seraya menatap foto Diva di layar handphone nya yang ia ambil secara diam-diam.

"Sebesar apapun usaha mu untuk menghindari aku, maka sebesar itu pula peluang aku untuk bisa mendapatkan kamu" Ucap Sagala lirih dengan penuh keyakinan.

Beberapa hari kemudian.

Sagala yang sedang duduk di kursi bandara, terlihat begitu gelisah. Pasalnya, hari ini ia akan melakukan pertemuan dengan beberapa orang penting di Singapura, termasuk juga Diva yang ia ketahui juga akan hadir disana. Ia merasa begitu gugup, bercampur dengan rasa rindu yang menggebu-gebu. Sesekali ia mengangkat sebelah tangannya, menatap sebuah jam tangan yang terpasang di tangan kanannya.

"Amelia! Pesawat akan berangkat lima menit lagi. Kita harus bersiap" Ucap Sagala. Lalu ia berdiri dari duduknya yang juga di ikuti oleh Amelia.

Mereka berdua mulai memasuki antrian untuk masuk kedalam pesawat.

Nampak Amelia menatap Sagala dengan sinis, "Ini tidak akan lama Sagala. Setelah ini, Kamu akan membenci Diva" Batin Amelia yang nampak menyeringai penuh kelicikan.

****

Tidak butuh waktu lama, Sagala dan Amelia pun telah sampai di kota Singapura.

Mereka berdua pun segera pergi ke hotel berbintang yang sudah di persiapkan untuk kedatangan mereka.

"Dua kamar, atas nama Alfa Hidden Sagala" Ucap Sagala kala melakukan transaksi di meja resepsionis hotel.

Lalu resepsionis itu pun memberikan dua buah kunci yang berbeda.

"Ini untuk mu. Beristirahatlah! Nanti malam kita bertemu lagi di acara pertemuan. Aku akan beristirahat sejenak" Ucap Sagala sekaligus berpamitan untuk pergi.

"Kenapa tidak sekamar dengan ku?"

Sagala melongo mendengar perkataan Amelia, dengan cepat Amelia pun kembali berkata, "Ah Tidak. Maksud ku, kenapa kamar kita berjauhan? Kamar ku no B105, sedangkan kamu ada di kamar A02?" Protes Amelia.

"Apa kamu ingin di kamar kelas A?" Tanya Sagala.

"Tentu saja. Kenapa tidak?" Jawab Amelia.

"Baiklah. Kamu cari kamar mu sendiri, sesuai dengan apa yang kamu mau. Aku pergi dulu"

Sagala pun meninggalkan Amelia begitu saja. Hal itu membuat Amelia mendecah kesal.

Malam harinya.

Tepat pukul 20.00 wib. Beberapa orang terlihat sudah menghadiri acara perjamuan di ruangan khusus.

"Aku sudah masukan obatnya. Setelah ini kamu harus beraksi. Kamu akan dapatkan dia dengan sempurna" Ucap Amelia kepada seorang pria bernama Will dengan seringai liciknya.

Will tersenyum senang, "Baik. Kerjamu sungguh luar biasa" Puji Will.

"Aku akan menaklukkan wanita j*l*ng itu" Lanjut Will dengan penuh keyakinan.

Will adalah seorang rekan kerja Diva yang bekerja sama dengan Diva di Singapura. Will sudah lama menyukai Diva, namun sikapnya yang playboy sungguh sulit menaklukkan hati Diva yang sudah mengetahui semuanya tentang Will.

Will pun masuk ke dalam ruangan, di mana di dalam ruangan itu terdapat 10 orang bos-bos besar dari berbagai negara.

Diva yang juga sudah berada di sana, hanya tersenyum tipis melihat kehadiran Will.

Dan acara pun di mulai setelah semua orang telah hadir di sana.

.

.

.

.

.

Bersambung

Mohon untuk memberikan like dan komen kalian ya setelah membaca.

Karena karya ini sedang mengikuti event/Lomba. Jadi mohon dukungannya ya!

Terpopuler

Comments

Devi Ani

Devi Ani

Kebanyakan Konflik Berat Terus Jagi Gak Seru Dan Gak Bagus Lagi Rumit Dan Hambar Kasihan Diva Terjebak Sama Amelia Jalang Itu Menyebalkan.Bikin Amelia Menyesal Dan Karma Berat/Di Penjara Biar Tau Rasanya.Semoga Jebakanya Sagala Biar Gak Sama Will Itu Please Mohon Tolong Tolong 😭😭😭😭😭😭😭😭🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

2022-03-12

0

Boogiie_Mw

Boogiie_Mw

lagi

2022-03-04

0

Anak ayam

Anak ayam

jangan

2022-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!