"Jangan pernah menyentuh ku Amelia" Bentak Sagala. Lalu pergi meninggalkan Amelia begitu saja.
**
Di sebuah rumah mewah bernuansa modern. Nampak seorang pria berdiri di atas balkon teras atas. Angin malam yang bertiup kencang terasa menusuk tulang. Namun pria itu nampak tidak menggubris rasa dingin yang ia rasa, matanya menatap langit-langit dengan wajah yang terpejam. Kedua tangannya nampak berpegangan kepada sebuah pagar besi setinggi pinggangnya.
"Kenapa aku selalu memikirkan Diva. Di dalam ingatanku selalu ada wajah Diva yang muncul" Ucap Sagala di dalam hatinya.
Pikirannya kembali berseliweran mengingat kejadian tiga tahun yang lalu. Di mana ia mempermalukan Diva di depan semua orang. Hal itu juga terjadi kepadanya hari ini.
"Seumur hidupku, tidak pernah ada seorang pun yang berani menghina diriku selain Diva. Lalu kenapa aku tidak merasa marah padanya" Tanya Sagala kepada dirinya sendiri dengan perasaan bingung.
Nampak Sagala mengacak rambutnya dengan asal. Ia merasa sangat frustasi memikirkan masalahnya bersama Diva.
"Seharunya aku tidak menghina Diva waktu itu. Diva tidak akan membenciku separah ini jika aku dulu tidak menghinanya. Ahhhhh, kenapa selalu ada Diva di dalam pikiran ku. Ada apa denganku? Aku sungguh menyesal karena sudah membuat Diva terluka" Sambung Sagala lagi dengan frustasi.
Beberapa hari kemudian.
Pagi-pagi sekali Sagala sudah berangkat ke kantornya.
Sudah beberapa hari terakhir, setelah pulang dari pesta ulang tahun Diva. Sagala memutuskan untuk beristirahat sejenak beberapa hari di rumahnya.
Seperti biasa, Sagala berjalan masuk ke dalam kantor dengan sikapnya yang masih dingin.
Sagala nampak tidak memperdulikan tatapan prihatin dari semua karyawan kepadanya perihal penolakan lamaran Diva beberapa hari yang lalu terhadapnya.
Setelah beberapa hari tidak bekerja, tentu saja semua karyawan nya sangat penasaran akan apa yang Sagala rasakan saat ini.
"Tuan Sagala!" Amelia menyeru seraya menghampiri Sagala dengan setengah berlari.
Sagala yang mengenal suara itu nampak terus berjalan tanpa memperdulikan seruan wanita itu.
"Sagala tunggu!" Teriak Amelia lagi.
Sagala seketika menghentikan langkahnya, "Jangan pernah menyebut namaku di saat bekerja" Ujar Sagala tegas. Lalu ia kembali berjalan menuju ruangannya tanpa menoleh kebelakang.
Amelia merasa sangat kesal. Dengan terpaksa, ia pergi menyusul Sagala ke dalam ruangannya.
"Sagala. Aku minta maaf. Aku tau aku salah, tapi aku sangat marah di saat aku tau ada wanita lain yang menyukai mu. Maafkan aku" Ucap Amelia yang sudah berdiri di depan meja kerja Sagala dengan sedikit memohon.
"Jika bukan karena ayahmu. Aku sudah lama memecat dirimu dari kantor ini Amelia. Jangan membuatku semakin marah. Sekarang keluar" Bentak Sagala lantang. Wajahnya nampak memerah karena menahan amarah.
"Tapi Sagala? Aku masih ingin bicara" Belum sempat Amelia melanjutkan perkataannya, ia sudah lebih dulu tersentak mendengar bentakan keras dari Sagala.
"Diam. Sekarang Pergilah" Teriak Sagala lagi.
Amelia nampak menggeram, ia mendengus dan berlalu keluar dari ruangan itu.
Sagala terlihat memijit keningnya dengan sebelah tangannya. Kepalanya benar-benar terasa sangat sakit saat ini.
"Hai Bro. Baru masuk Kerja?" Haris masuk kedalam ruangan seraya menyapa Sagala.
Sagala mengangkat wajahnya menatap Haris yang baru datang dengan tidak semangat.
"Kenapa? Apa ada masalah di kantor?" Tanya Sagala.
"Kamu kenapa? Masih mikirin masalah kemarin?" Tanya Haris seraya duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan Sagala.
"Iya. Aku gak tau, aku merasa bersalah banget sama Diva" Jawab Sagala. Lalu ia bangun dan beralih duduk di dekat Haris.
Haris menepuk pelan bahu Sagala, "Kamu sudah minta maaf sama dia?" Tanya Haris.
Sagala hanya menggeleng, menanggapi ucapan Haris.
"Baru kali ini aku melihat tuan Sagala sang pewaris tunggal keluarga Hidden tidak semangat seperti ini hanya karena seorang perempuan" Ucap Haris tidak menyangka.
Sagala nampak tersenyum tipis, "Entahlah, aku merasakan hal yang berbeda kepada Diva. Aku merasa, dia adalah wanita yang unik. Sejauh ini tidak pernah ada wanita yang seberani dia menghina ku, dan aku merasa tersentuh ketika dia menyadarkan aku bahwa menghina seseorang itu adalah sesuatu yang salah" Ucap Sagala.
"Dan akan berakibat fatal jika Diva seorang psikopat. Wunhahahha, bisa mati kita" Goda Haris seraya tertawa puas disana.
"Tapi apa yang kamu bilang ada benarnya juga. Aku gak akan melakukan itu lagi Ris. Kita harus saling menghargai" Ujar Sagala tegas.
"Aku Salut banget sama Diva. Dia bisa merubah segalanya yang ada di dalam hati mu. Termasuk cara berpikir mu" Puji Haris.
"Sepertinya aku memang benar-benar jatuh cinta kepadanya" Ujar Sagala.
"Haris! Kamu mau kan bantuin aku buat mendapatkan Diva?" Sambung Sagala.
Haris menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gimana ya" Jawab Haris ragu.
"Ayo dong. Bantuin sahabat mu ini" Rayu Sagala.
Haris nampak terdiam sejenak, "Baiklah, tapi dengan satu syarat" Ucap Haris sedikit mengedipkan sebelah matanya kepada Sagala.
"Apa?" Tanya Sagala cepat.
"Kamu harus jodohin aku sama Anis. Dia kan sahabatnya Diva juga" Jawab Haris.
"Ternyata kamu suka sama Anis. Pantesan tiap hari mampir ke kantor ku. Kayak gak punya kantor sendiri aja" Ledek Sagala.
"Ya gak gitu juga" Jawab Haris malu-malu. Keduanya pun tertawa bersama di ruangan itu dengan bahagia.
.
.
.
.
.
Bersambung
Mohon untuk memberikan like dan komen kalian ya setelah membaca.
Karena karya ini sedang mengikuti event/Lomba. Jadi mohon dukungannya ya!
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Boogiie_Mw
seru thor
2022-03-04
0
Anak ayam
ok lanjut
2022-03-03
0
Agung Sarjana
👍👍👍👍👍
2022-02-22
0