Bab 8 Acara Pesta

Nampak Anis mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia benar-benar mengagumi desain rumah yang kini sudah menjadi milik Diva.

Sesampainya di balkon.

Diva nampak berdiri seraya menatap Anis dengan senyuman manisnya.

"Div! Ini rumah kamu? Bagus banget" Ucap Anis kagum dengan masih mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat.

Diva hanya tersenyum, "Ini hanya rumah persinggahan saja" Jawab Diva.

Anis seketika menatap Diva dengan tidak percaya, "Terus rumah asli seperti apa? Dan dimana?" Tanya Anis.

"Nanti kapan-kapan aku akan undang kamu kerumah ku. Sekarang yuk duduk!" Diva pun mempersilahkan Anis untuk duduk di sana.

Anis pun segera duduk di salah satu bangku disana. Tidak berapa lama setelah Anis duduk, seorang pelayan datang dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.

Anis pun nampak tersenyum sumringah, "Kamu tau aja kalau aku belum makan" Ucapnya senang.

"Makan saja sepuasnya, masih banyak kok di dapur" Jawab Diva.

Tanpa menunggu lama, Anis pun segera makan hidangan yang ada.

"Diva. Sebenarnya apa yang terjadi tiga tahun yang lalu? Sehingga kamu pergi tanpa kabar. Dan semua kekayaan ini, bagaimana bisa kamu bisa memilikinya?" Tanya Anis penasaran dengan masih mengunyah makanan dengan lahap.

"Ini semua adalah milik ayahku" Jawab Diva.

Anis menghentikan makannya sejenak, "Ayah? Bukankah ayahmu sudah,,,,,," Anis menggantungkan kalimatnya. Enggan untuk melanjutkan, takut jika nantinya Diva tersinggung atau semacamnya.

"Tidak Nis. Ayahku masih hidup. Sebenarnya,,,,,,,"

Diva pun mulai menceritakan semuanya kepada Anis. Mulai dari penghinaan yang Sagala berikan, serta meninggalkannya sang ibu. Lalu ia pun pulang ke Singapura dijemput oleh ajudan ayahnya.

"Begitulah ceritanya" Ucap Diva kemudian setelah selesai bercerita.

Anis terdiam sejenak, "Kamu yang sabar ya! Aku tidak tau jika kejadiannya sampai seburuk itu. Jika saja aku tidak membawamu ke pesta, mungkin semua ini tidak akan terjadi" Jawab Anis dengan penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa. Sekarang aku hanya butuh bantuan dari mu" Ucap Diva.

"Apa?" Tanya Anis penasaran.

"Beberapa hari lagi adalah acara ulang tahunku. Aku ingin kamu mengantarkan undangan kepada teman-teman di kantormu serta mengundang Sagala dan Amelia" Jawab Diva.

Anis nampak mengerutkan keningnya dengan bingung, "Untuk apa mengundang mereka? Mereka semua sudah jahat sama kamu" Ucap Anis yang nampak tidak terima.

"Lakukan saja apa yang aku mau. Aku ada kejutan untuk mereka semua" Ucap Diva dengan seringai liciknya.

"Jangan bilang kalau kamu mau balas dendam kepada mereka" Ucap Anis curiga.

Diva hanya tersenyum miring, "Hanya kejutan kecil saja" Jawab Diva kemudian.

Anis pun hanya bisa menyetujui permintaan sahabatnya itu. Lagi pula, selain penasaran apa yang akan Diva lakukan kepada mereka, Anis juga merasa mereka yang dulu menghina Diva juga harus merasakan bagaimana rasanya menjadi Diva dahulu.

Hari pun berlalu.

Anis pun mulai membagikan selebaran undangan kepada teman-teman sekantornya.

Anis tau betul, siapa saja yang sering menghina Diva dulu di saat Diva masih bekerja di sana.

"Hai Susi, Devi, Sila" Seru Anis.

Ketiga orang itu pun langsung menoleh kearah suara.

"Nih, undangan buat kalian. Datang ya, jangan nggak" Lanjut Anis seraya memberikan kartu undangan ke tangan mereka.

Susi nampak membaca isi undangan itu.

"Ini undangan dari Diva si gendut itu?" Tanya Susi.

Anis nampak mendengus, namun segera ia menghela nafas pelan seraya menetralkan perasaan nya yang gusar.

"Kamu bisa baca dan lihat gambarnya kan? Gak mungkin dong kalau kamu itu buta" Jawab Anis kesal. Lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja.

"Ini beneran Diva?" Tanya Sila.

"Dari gambarnya sih beneran Diva. Masih gendut aja ni orang ya" Timpal Devi.

"Aku heran aja. Nih lihat, acara pestanya loh di hotel berbintang paling mewah di kota kita. Kartu undangan nya juga yang paling bagus di sini" Ucap Susi tidak percaya.

"Dari pada penasaran. Lebih baik kita datang saja ke pestanya. Lumayan kan bisa makan-makan di pesta mewah kayak gini" Saran Sila.

Sementara itu ditempat lain.

"Nih Mel. Undangan buat kamu!" Ucap Anis seraya meletakan kartu undangan di atas meja kerja Amelia.

Amelia nampak menatap Anis dengan curiga, "Kamu mau nikah?" Tanyanya.

"Bukan. Ini undangan dari Diva. Datang ya ke acara ulangtahun nya" Jawab Anis.

"Ambil aja deh, aku gak mau datang" Jawabnya ketus.

"Ya udah kalau gak mau datang" Anis mengambil kembali surat undangan itu dari meja Amelia.

"Eh pak bos datang" Anis segera beralih dan menghampiri Sagala yang baru datang.

"Ini pak undangan acara ulang tahun dari Diva" Lanjut Anis.

Sagala nampak tersenyum senang, "Oh ya?" Tanyanya, lalu mengambil undangan itu dengan semangat.

Amelia menatap Sagala dan Anis dengan tatapan menyelidik.

"Bos datangkan?" Tanya Anis.

"Saya pasti datang" Jawab Sagala.

Amelia melebarkan matanya dengan sempurna, "Ehh Anis. Kayak aku juga mau ikut, sini undangan yang tadi" Kata Amelia setelah berada di dekat Anis dan Sagala.

Anis nampak memutar bola mata dengan malas, seraya memberikan undangan yang sempat ia ambil kembali tadi.

"Nih. Katanya gak mau dateng" Sindir Anis.

"Terserah aku dong" Jawab Amelia ketus. Lalu kembali menuju meja kerjanya.

Beberapa hari kemudian.

Acara pesta pun dimulai.

Tepat pukul 20.00 Wib. Sagala sudah memarkirkan mobilnya didepan sebuah hotel berbintang dengan pakaian yang sangat rapi.

Tidak lupa ia membawa sebuah buket bunga yang sangat cantik dan beberapa hadiah ulang tahun untuk Diva.

Nampak Aula sudah di penuhi banyak orang. Sagala dengan bersemangat memasuki Aula dan duduk di salah satu bangku tamu yang sudah di sediakan seraya menunggu acara di mulai.

Tidak berapa lama, acara pun di mulai.

Nampak seorang wanita cantik dengan gaun bewarna putih yang ia pakai sedang berjalan menuju Aula.

Pandangan semua orang terpaut kepada wanita cantik itu. Diva bagaikan bidadari yang turun dari langit. Kekaguman atas kecantikan nya terlihat jelas di mata semua orang yang ada di sana.

Diva sekilas menatap Sagala yang sedang duduk di bangku dekat panggung, Sagala segera berdiri dengan menampakan senyuman termanisnya kepada Diva.

"Mari kita dengar kata sambutan dari Nona Diva Anastasia. Seorang ahli waris tunggal dari keluarga Abraham. Pemilik perusahaan Elektronik terbesar di dunia" Ucap seorang MC di atas panggung.

Diva pun naik keatas pentas dengan gayanya yang elegan.

"Itu Diva? Kok bisa?"

"Astaga. Sekarang Diva menjadi secantik ini"

Beberapa komentar terdengar memuji kecantikan Diva. Apalagi sekarang dia sudah menjadi orang terkaya di dunia. Siapa yang berani melawannya?

Seketika, nyali beberapa orang yang pernah menghinanya dulu menjadi menciut.

Bagaimana tidak? Sekarang dunia seakan terbalik. Dahulu Diva hanyalah sebutir debu yang selalu mereka remehkan. Namun sekarang? Bahkan bekerja sebagai sekertaris seorang Direktur pun tidak ada bandingannya dengan seorang pemilik perusahaan resmi.

.

.

.

.

.

Bersambung

Mohon untuk memberikan like dan komen kalian ya setelah membaca.

Karena karya ini sedang mengikuti event/Lomba. Jadi mohon dukungannya ya!

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Boogiie_Mw

Boogiie_Mw

next ya

2022-03-04

0

Anak ayam

Anak ayam

bagus

2022-03-03

0

Ana_Mar

Ana_Mar

semangat Diva beri kejutan kecilnya buat mereka yang menghinamu.
next

2022-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!