He Xun kembali ke kediaman yang baru di belinya dengan perasaan yang rumit, perasaan tidak berdaya ini membuatnya tersiksa.
He Xun jelas jelas memiliki pengetahuan untuk menyembuhkan Xie Liu Ying, He Xun sangat yakin bahwa dari ribuan buku yang dimiliki nya di dalam otaknya, pasti ada salah satu buku yang bisa menyembuhkan Xie Liu Ying.
Tapi, yang mengecewakan bukanlah pengetahuannya tapi kemampuannya, baik dari kemampuan membaca maupun kemampuan untuk mengobati orang lain.
He Xun merasa bahwa dia telah menyia nyiakan seluruh kesempatan pengetahuan yang telah diberikan padanya.
Seandainya di masa lalu, He Xun sedikit lebih keras pada dirinya sendiri dan tidak terlalu manja, saat ini pasti dia telah bisa membaca bahkan untuk beberapa kata.
Tidak bisa membaca sama sekali telah membuatnya seperti orang yang buta huruf, benar benar menyedihkan.
He Xun menghampiri salah satu kios yang menjual berbagai buku dan melihat lihat.
"Tuan, apakah ada buku yang digunakan untuk belajar membaca ?" Tanya He Xun.
"Apakah ini untuk anakmu ? Kami memiliki 5 macam disini. " Ucap penjual itu.
"Berikan aku masing masing satu. " Ucap He Xun sambil menahan malu.
Penjual buku itu bertanya padanya apakah itu untuk anaknya padahal itu untuk dirinya sendiri, benar benar memalukan.
"5 Tael Perak. " Ucap penjual itu.
He Xun mengeluarkan jumlah yang diminta lalu segera membawa buku dan tidak berlama lama lagi untuk meminimalisir rasa malu miliknya.
He Xun memeluk 5 buku miliknya dan masuk ke dalam kediamannya yang berdebu lalu menghela nafas.
He Xun mengambil sapu dan mulai menyapu, jika berantakan dan berdebu seperti ini maka kenyamanan untuk belajar akan berkurang.
Mungkin besok dia akan keluar dan membeli perabotan, rumah ini hampir sepenuhnya kosong, mungkin dijual oleh Xie Lan untuk mencari uang tambahan.
Besok, He Xun akan menghitung semua yang yang tersisa miliknya dan pada saat itu, He Xun akan membeli perabotan sesuai dengan uang yang tersisa.
Siapa yang tahu sampai kapan dia baru bisa menghasilkan uang lagi ? Tidak ada yang tahu. Intinya, dia harus bisa membaca terlebih dahulu.
Setelah itu, dengan pengetahuannya maka dia bisa menjadi apapun yang dia inginkan, baik alkemis, tabib, penempa, dan banyak hal lainnya lagi.
He Xun dengan terampil membersihkan halaman depan dan bekerja keras lalu mengepel bagian dalam rumah.
He Xun adalah orang yang terampil dalam pekerjaan seperti ini, pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pelayan wanita tapi, dia telah terbiasa untuk menanggung semua pekerjaan.
Baik dari pelayan wanita ataupun pelayan pria, mulai dari membersihkan lantai, mengepel, menyapu, memasak, mengangkat air, memotong kayu bakar. Semuanya bisa dilakukan olehnya, tapi beberapa bulan terakhir, kekuatan fisiknya telah terkuras sampai habis.
Sehingga bahkan tidak bisa untuk mengangkat satu ember air, uru adalah kenyataan yang menyedihkan. Tapi, sekarang dia telah kembali sehat berkat bantuan dari keempat wanita siluman itu.
Memikirkan mereka membuat hatinya menjadi sakit lagi, tidak tahu apa yang sedang di alami oleh nya tapi ini benar benar menyakitkan seolah olah hatinya ingin berteriak bahwa mereka tidak boleh pergi.
Tapi, hak apa yang dimiliki olehnya untuk melarang mereka ? Mereka adalah keberadaan yang seharusnya tidak tersentuh olehnya.
Keberadaan mereka seperti Dewa baginya, terlalu jauh dan tidak mungkin untuk dijangkau. He Xun tidak mungkin menjadi begitu tidak tahu malu untuk meminta mereka tetap tinggal.
Mereka tidak terlalu dekat denganny, alasan kenapa mereka menyelamatkan nya hanya karena mereka merasa kasihan.
He Xun tersenyum sedih, hidup dari rasa kasihan orang lain telah menjadi kebiasaan nya sejak muda. Orang orang selalu memandangnya dengan tatapan kasihan seolah olah dia sangat tidak mampu.
He Xun membenci tatapan semacam itu dan ingin membuktikan bahwa dia sangat mampu dan tidak perlu hidup dari belas kasihan orang lain.
He Xun hanya berharap jika bertemu lagi dengan empat wanita siluman itu maka He Xun telah mencapai ketinggian baru dalam kultivasi nya dan memiliki hak untuk menahan mereka.
Mereka, orang yang telah pertama kali memberinya kehangatan dan memberinya perasaan yang nyaman.
He Xun tersadar dari lamunan nya dan langsung kembali mengepel lalu membersihkan debu dan setelah lebih dari 3 jam bekerja, akhirnya rumah itu telah bersih dan nyaman.
He Xun melihat sebentar dan memutuskan untuk memesan mie di kios depan dan makan sebentar sebelum akhirnya kembali ke rumahnya dan bersiap untuk mulai belajar membaca.
He Xun dengan perut yang kenyang dan nyaman, duduk di lantai dengan meja pendek di depannya lalu mulai membuka buku pertama.
He Xun mempelajari dengan hati hati lalu mengambil kuas yang ada di kediaman ini dan tinta lalu menggiling nya di atas lilin dengan begitu tinya menjadi cair dan bisa digunakan.
He Xun dengan terampil mengikuti contoh yang ada di buku itu sambil belajar membacanya dan mencoba lagi ketika merasa bahwa itu tidak sempurna.
Dalam waktu beberapa jam, He Xun telah memiliki beberapa gulungan kertas yang penuh dengan huruf huruf dan hari telah sepenuhnya gelap.
Tapi, He Xun tampaknya terlalu menikmati pelajaran nya dan tidak mengingat waktu lalu belajar sampai pagi dengan sangat giat, setiap buku dipelajari dengan sangat cermat dan hati hati.
Benar benar seseorang yang pekerja keras, ketika pagi hari telah tiba, He Xun telah menyelesaikan buku ketiganya dan melihat lebih dari 10 gulungan kertas terlah berhamburan di lantai karena ulahnya.
He Xun menggerakkan tubuhnya ke samping dan pinggang nya langsung berbunyi dan ketika bergerak ke sisi lain, kembali berbunyi lagi.
Terus begitu sampai akhirnya tubuhnya yang kamu mulai menjadi lebih rileks setelah duduk sepanjang malam dan memutuskan untuk menyeduh teh.
He Xun mengambil air di sumur lalu memasaknya di atas kayu bakar dan memasukkan daun teh yang tumbuh di halaman ini.
Hanya beberapa lembar daun dan seluruh airnya telah menjadi sangat harum, pada saat itu He Xun merasa sangat lega.
Setelah air mendidih sepenuhnya, He Xun memadamkan api dan mulai menuangkan nya ke sebuah mangkuk kayu karena disini tidak ada gelas.
He Xun lupa bahwa disini tidak ada gelas sehingga hanya bisa minum dengan mangkuk yang telah dicuci sampai bersih menurutnya.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya teh menjadi lebih hangat lalu He Xun meminumnya dengan cara yang elegan dan sempurna, benar benar impian semua orang.
Keanggunan dan keagungan yang bahkan tidak dimiliki oleh Putri terhormat dari kalangan bangsawan ataupun Kaisar.
Seolah olah He Xun diciptakan dan ditakdirkan untuk menjadi mahkluk paling indah dan paling sempurna dan ditakdirkan untuk menjadi sasaran kebencian para pria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Jooooos 👍👍
2023-05-13
0
joel
👍👍👍
2022-07-14
0
joel
💪💪💪
2022-07-14
0