Ega menyeret kopernya ketika tiba dibandara kota asal kelahirannya. Sebenarnya dia begitu berat untuk datang, tapi dia harus menepati janjinya pada kedua orang tuanya, pada Affan, terlebih pada janjinya sebagai seorang laki-laki sejati.
Ega sudah memutuskan akan menyelesaikan masalah hubungannya dengan Melody, setelah gadis itu tiba ke tanah air nanti. Saat ini dia hanya ingin menjalani step demi step perjalanan hidupnya.
Intan tersenyum senang saat melihat putranya sudah tiba di depan pintu gerbang rumahnya. Wanita parubaya itu sempat khawatir, kalau-kalau Ega kabur dari pernikahan yang sudah disepakati. Namun ketakutannya itu sirna, saat melihat Ega sudah pulang kerumah.
Greppp
Intan memeluk putranya itu dan mengusap puncak kepalanya.
"Mama bangga punya anak yang bijaksana sepertimu. Sekarang kamu sudah bisa bersikap dewasa, dengan menepati semua janji-janjimu."
"Apa mama senang?" tanya Ega.
"Sangat." jawab Intan.
"Kalau begitu Ega akan melakukan apapun, agar mama bisa bahagia," ujar Ega.
"Makasih. Istirahatlah! besok kamu harus terlihat segar, karena mulai besok masa depanmu akan dimulai,"
"Emm." Ega mengangguk dan melangkah menaikki anak tangga.
Ega kemudian masuk ke kamarnya dan beristirahat disana.
*****
Keesokan harinya...
Ega mendadak gugup, saat semua orang sudah hadir untuk menyaksikan acara ijab qobul yang hanya disaksikan segelintir orang itu. Meski begitu ini adalah pengalaman pertamanya.
Mata Ega terbelalak, saat melihat Najwa keluar anggun dengan pakaian pengantinnya. Riasan yang dia kenakan tidak menor sama sekali, namun kecantikan yang Najwa tawarkan tidak perlu di ragukan lagi.
Intan menyenggol suaminya sembari mengulum senyumnya, saat melihat putranya tidak berkedip ketika melihat kecantikkan Najwa.
Najwa kemudian duduk disebelah Ega, yang masih menatapnya dengan penuh ke kaguman.
"Ehemmm..." Rahmat yang berada disebelah Ega berdehem lumayan keras, sehingga membuat konsentrasi Ega buyar seketika.
"Ah...apa yang aku lakukan. Secantik apapun dia, tetap saja sudah bekas. Lagipula cuma cantik luarnya, dalamnya belum tentu," batin Ega.
Setelah penghulu memberikan nasehat pernikahan, acar ijab qobulpun dimulai. Hanya dengan satu tarikkan nafas, Ega berhasil mengucapkan ijab Qobul dengan lancar.
Tes
Air mata Najwa menetes seketika, saat semua orang sudah mengucapkan kata SAH. Entah mengapa saat mendengar kata itu, air mata dan darahnya seolah luruh seketika.
"Mas. Inilah perpisahan kita yang sebenarnya. Kini Nana sudah bukan milikmu lagi, rasanya Nana seolah sudah menghianati cinta kita mas. Semoga dengan menuruti semua keinginanmu, kamu benar-benar bisa tenang disana. Inilah rasa cinta tertinggiku untukmu, aku mengorbankan perasaanku demi kebahagiaanmu mas," batin Najwa.
Disaat semua orang sibuk berdo'a untuknya, Najwa malah larut dalam pemikirannya sendiri, dan juga sibuk menangis.
"Ndok. Cium tangan suamimu," ujar Sumirah.
"Eh?" Najwa menyeka air matanya dengan selembar tisu.
Najwa menatap kearah suaminya yang baru saja sah menjadi miliknya beberapa detik yang lalu. Najwa kemudian meraih tangan Ega dan mencium tangan itu. Butet sang fotografer amatir, mengabadikan tiap moment sakral itu dengan sembari senyum-senyum sendiri.
Tidak hanya Najwa saja yang haru menyaksikan moment itu. Intan dan Sumirah juga ikut meneteskan air mata.
Najwa dan Ega kemudian sungkem pada kedua orang tua mereka dan kemudian duduk dipelaminan kecil yang disiapkan didalam rumah.
"Moggo. Di cicipi hidangannya," ujar Suratmo.
Para tamu yang di undang, segera menyantap hidangan yang sudah di sediakan. Suratmo dan Rahmat tampak berbincang sembari tertawa. Begitu juga Intan dan Sumirah, sementara kedua mempelai hanya diam mematung tanpa berbicara satu sama lain. Sepertinya mereka masih tidak percaya, bahwa saat ini mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri.
Setelah tamu undangan sepi, dan Najwa sudah mengganti pakaiannya dengan gamis biasa, Intan dan Rahmat berpamitan pulang. Sementara itu Ega ditinggal dirumah Najwa yang sebenarnya Ega sendiri sangat berat.
Ega tampak mengibas-ngibaskan tangan kedepan wajahnya. Najwa bisa melihat kalau pria itu sedikit berkeringat.
"Kenapa kamarmu nggak di pasang Ac sih? kok kamu betah pakai kipas yang putarannya kayak odong-odong begitu? heran, kenapa Affan bisa betah," ujar Ega.
Najwa meletakkan teh yang baru dia bawa untuk suami barunya itu.
"Ya itulah perbedaanmu dengan mas Affan. Meskipun dia nggak suka, tapi dia tidak pernah menunjukkannya, apalagi sampai mengatakannya. Ya maaf saja, inilah keadaanku, karena meteran listrikku cuma cukup menampung daya kipas angin dan kulkas, juga tivi 21 inc." Jawab Najwa.
Najwa tahu, begitu banyak peluang bagi Ega untuk menghina kekurangannya. Tapi dia tidak perduli dianggap kurang ajar terhadap suami, karena dia bukan manusia suci yang membiarkan harga dirinya selalu diinjak.
Ega akan menarik bajunya keatas yang langsung dihentikan oleh Najwa.
"Ka-Kakak mau apa?" tanya Najwa yang membuat gerakkan tangannya terhenti. Dan Ega menyeringi seketika.
Ega kemudian mendekati Najwa yang membuat wanita itu jadi gugup.
"Tentu saja untuk melakukan malam pertama kita?" bisik Ega ditelinga Najwa.
"Eh? a-apa?"
"Kenapa? kamu kan sudah menjadi istriku, kenapa aku tidak boleh melakukan itu? apa jangan-jangan kamu ingin jadi istri durhaka? dosa loh nolak ajakkan suami?" goda Ega.
"Bagaimana ini? aku sama sekali belum siap. Seharusnya aku tahu siapa yang sudah aku nikahi ini, pria mesum yang hanya menginginkan urusan kasur saja," batin Najwa.
Sementara itu Ega sangat puas saat dia melihat rona panik diwajah Najwa. Dia tahu Najwa belum siap, terlebih dirinya Tapi saat ini dia memiliki kesempatan mengerjai Najwa, dan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas itu.
"Buka!" ujar Ega.
"Eh?"
"Kamu kenapa sih? kok dari tadi eh..eh... aja? kamu nggak mau nuruti perintah suamimu?" tanya Ega.
Najwa memejamkan matanya, dia benar-benar belum rela menyerahkan tubuhnya pada suami barunya itu. Ega menyembunyikan tawanya saat melihat Najwa memejamkan matanya, dia begitu puas mengerjai wanita yang ada didepannya itu.
Dengan tangan bergetar Najwa meraih resleting gamisnya, namun tangannya terhenti saat mendengar ucapan sarkas dari Ega.
"Kamu mau apa?" tanya Ega yang menahan tawanya.
"Ma-Mau buka,"
"Siapa yang menyuruhmu buka baju? kamu pikir aku berselera menyentuhmu? aku sudah mengatakannya waktu itu, nanti kita harus membuat kesepakatan. Karena ada hal yang harus aku bahas denganmu,"
Najwa mengepalkan tangannya, harga dirinya terasa di permainkan oleh Ega. Tapi tidak apa-apa, dia cukup lega. Itu berarti dirinya bisa lepas dari Ega untuk sementara.
"Lagpula aku menyuruhmu buka jilbab. masa iya didepan suamimu kamu masih pakai itu? terlebih saat akan tidur. Jangan bilang kamu akan melakukan itu?"
"N-Nggak kak."
"Baguslah. Sekarang kamu tidak masalah kan kalau aku buka bajuku? aku sungguh tidak tahan, disini sangat panas."
"Ya." Jawab Najwa yang langsung memalingkan wajah saat Ega membuka bajunya dan memperlihatkan tubuhnya yang memiliki tonjolan otot dimana-mana.
Najwa lebih memilih keluar kamar dan membatu Sumirah berberes-beres, daripada berada satu kamar dengan Ega yang membuatnya spot jantung itu.
TO BE CONTINUE...🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺
ngeselin banget ni orang...gua timpuk nih..
2022-06-18
0
🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺
arogan sekali anda tuan????!!!!!
2022-06-18
0
Beldha Loundry
yang bekas itu ya lo ga.. bekas banyak wanita
2022-06-13
0