8.Tatapan Sinis

Suara sirine ambulans meraung didepan kediaman pak Rahmat. Saat peti jenazah diturunkan, darah Najwa terasa berdesir seketika. Air matanya laksana air terjun, yang mengalir bebas dari pelupuk matanya. Andai imannya goyah, andai rasa malu sudah tiada, barang tentu dia akan menangis meraung untuk memeluk jenazah Affan terakhir kalinya.

"Apa peti jenazahnya bisa di buka pak? saya ingin melihat wajah anak saya untuk yang terakhir kalinya," ujar Intan pada petugas rumah sakit yang membawa jenazah Affan.

"Maaf bu tidak bisa. Jenazah sudah dimandikan dan juga kondisinya juga tidak memungkinkan. Kami harap ibu dan keluarga bisa bersabar dan mengikhlaskan beliau,"

Tangis Intan pecah, terlebih Najwa. mata wanita itu sudah membengkak, dengan suara yang sudah menghilang karena terlalu sering menangis.

Setelah pemuka agama datang, Peti jenazah pun dimasukkan kedalam rumah untuk di sholatkan. Setelah selesai, jenazah Affanpun dibawa masuk kembali ke dalam ambulans untuk segera di makamkan.

Prosesi pemakamanpun diadakan sesuai prosedur. Saat suara tembakkan udara di lepas, seseorang tiba dengan tergesa-gesa, bahkan nyaris tersungkur diantara nisan.

Intan dan Rahmat melihat kedatangan putranya yang sedikit datang terlambat. Langkah pria tampan itu sedikit goyah saat melihat peti jenazah sang adik, perlahan dimasukkan ke liang lahat.

Tes

Tes

Tes

Air mata Ega Dirgantara menetes seketika. Bayang-Bayang kebersamaannya dengan Affan begitu membekas di ingatannya. Namun tentu saja itu jarang terjadi, karena dirinya sibuk kuliah dan bekerja diluar kota. Dan penyesalan terdalam dirinya adalah, dirinya tidak bisa memeluk Affan untuk terakhir kalinya.

Dan dengan mata kepalanya sendiri, Ega harus menyaksikan adik laki-lakinya itu di kebumikan. Suara lembut Affan begitu terngiang ditelinganya, saat adiknya yang ta'at beribadah itu menasehati dirinya tentang pola hidup yang benar.

"Hikz..." tangis Ega pecah sembari memeluk Rahmat.

Ada rasa sesak yang tidak bisa Ega ungkapkan, mungkin karena dia tidak bisa melihat wajah Affan untuk terakhir kalinya.

Para pelayat satu persatu meninggalkan pemakaman. Termasuk keluarga Rahmat. Hanya Ega yang masih ingin tinggal disana lebih lama, karena pria itu ingin mengungkapkan isi hatinya meskipun sedikit terlambat.

"Mas. Nana pulang ya? Nana janji akan mengunjungimu lagi. Kak," sapa Najwa pada Ega, namun sama sekali tidak di gubris oleh pria itu.

Najwa meninggalkan Ega sendiri. Dia teringat pesan Affan, kalau kakak iparnya itu temperamennya memang sedikit kurang baik. Pria itu juga cuek dan sedikit sombong.

"Affan. Banyak waktu yang kita buang selama ini. Mungkin lebih tepatnya, kakaklah yang selalu menyia-nyiakan kebersamaan keluarga. Andai waktu bisa di putar kembali, kakak lebih baik tidak lulus ujian, agar bisa memelukmu untuk terakhir kalinya. Hikz...." Ega kembali emosional dengan terisak di samping makan Affan.

"Kamu bahkan belum sempat mengatakan apa yang kamu inginkan untuk kado pernikahanmu, padahal kakak menunggu permintaanmu itu. Hikz...."

"Kakak minta maaf karena belum bisa menjadi kakak yang baik buat kamu. Kakak do'akan kamu tenang disana. Kakak percaya orang-orang sholeh dan mati karena jihad adalah penghuni surganya Allah, dan kamu salah satu orang yang beruntung itu."

"Sampai jumpa lagi adikku sayang, suatu saat kita pasti akan berkumpul lagi." Ega menyeka air matanya dan kemudian mencium pusara Affan untuk terakhir kalinya sebelum dia melangkah pulang.

Saat Ega pulang kerumah, rumah itu tampak ramai, karena malam ini akan diadakan tahlilan dirumah itu. Ingin rasanya Ega memasuki kamar Affan, tapi dia ingat kalau adiknya itu sudah menikah. Terlebih dari luar pintu dia mendengar Najwa tengah terisak.

"Nana masih nggak percaya mas ninggalin Nana begini. Apa yang harus Nana lakukan sekarang mas? aku nggak bisa kalau nggak ada kamu, Nana sudah terbiasa ada mas disamping Nana. Sekarang Nana bisa apa?"

Air mata Najwa merebak membasahi pigura Affan yang tengah tersenyum manis berseragam loreng. Hingga tidak terasa, lambat laun Najwa pun tertidur.

*****

Mata Najwa terbuka saat seseorang diluar pintu memanggil namanya. Suara itu tidak lain suara Intan sang ibu mertua.

Kriekkkkk

Dapat Intan lihat wajah kuyu Najwa, dengan mata yang bengkak. Intan mengusap puncak kepala menantunya itu, kemudian sedikit tersenyum untuk menghibur.

"Bersihkan dirimu, sebentar lagi magrib. Nanti akan ramai orang datang setelah isya."

"Iya ma." Jawab Najwa dengan suara yang menghilang.

"Kami jangan nangis lagi ya? suaramu sampai hilang begitu. Kalau Affan tahu, dia pasti tidak menyukai itu."

"Emm." Najwa menganggukkan kepalanya.

Meskipun perkataan Intan benar, tapi itu hal yang mustahil untuk Najwa lakukan. Duka dan luka yang dia rasakan saat ini sangatlah dalam, hingga dirinya sendiri tidak tahu kapan air matanya itu habis dan tidak mengizinkannya menangis lagi.

"Ya sudah kamu mandi sekarang, mama mau lihat persiapan konsumsi dulu," ujar Intan sembari mengusap punggung Najwa.

"Ya ma. Nanti nana nyusul," ucap Najwa.

Intan meninggalkan Najwa yang masih berdiri mematung di depan pintu. Hanya jarak beberapa meter, Ega terlihat berjalan sembari sibuk dengan ponselnya. Dan saat menyadari ada seseorang didepannya, Ega menegakkan kepalanya dan pandangan matanyapun bertemu dengan Najwa.

"Kak," sapa Najwa.

Diluar dugaan Najwa, Ega malah menatapnya dengan sinis. Entah apa yang dipikirkan pria itu, sehingga dirinya melihat Najwa dengan tatapan sedemikian rupa.

Ega kemudian membuang muka dengan kembali sibuk mengotak atik ponselnya. Pria itu berjalan hingga keujung lorong, untuk kembali masuk ke kamarnya. Kamar yang cukup aneh, karena pria itu tidak mengizinkan di ujung lorong itu di beri lampu untuk penerangan.

"Kak Ega kenapa ya? sepertinya dia tidak menyukaiku. Tapi salahku apa? apa karena aku dari keluarga sederhana?" batin Najwa.

"Tapi aku harus mengingat pesan mas Affan. Sifatnya memang begitu, aku tidak boleh mengambil hati atas sikapnya itu. Lagipula aku tidak akan berada disini sebentar lagi,"

Najwa kembali memasuki kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah selesai menunaikan kewajibannya, diapun menyusul Intan ke belakang untuk melihat persiapan tahlilan malam nanti.

Suasana tahlilan begitu khidmat, saat dilantunkan barisan ayat dan juga do'a-do'a yang orang-orang kirimkan untuk almarhum.

"Mas, aku berharap kamu melihat kesedihanku saat ini. Saat melihat orang-orang ini mendo'akan kepergianmu, tapi aku masih saja tetap tidak percaya kalau kamu sudah meninggalkan aku. Nana kangen kamu mas," batin Najwa yang kemudian air matanya kembali terjun bebas.

Sementara itu, di sebuah sudut seseorang tampak menatapnya dengan sinis dan penuh kebencian. Pria itu tampak tidak suka melihat Najwa menangisi adiknya sedemikian rupa.

Najwa bejalan gontai menuju kamarnya setelah acara tahlilan itu sudah usai, Namun sebelum membuka pintu kamar itu, Najwa melihat Ega berada di depan pintu kamarnya yang ada di ujung lorong. Dan seperti biasa, pria itu membuang mukanya saat bersitatap dengan Najwa.

Brakkkkk

Suara pintu di tutup dengan kasar, saat pria itu memasuki kamarnya. Najwa hanya bisa menggelengkan kepalanya dan kemudian juga masuk ke kamar untuk beristirahat.

TO BE CONTINUE....🤗🙏

Terpopuler

Comments

nesya

nesya

Ega itu knp kok bersikap tdk baik gitu pd adik ipar nya.

2022-12-05

0

Siti Muhtarom

Siti Muhtarom

karya mu selalu sukses bikin aku mewek😭😭😭 thor

2022-10-29

0

hìķàwäþî

hìķàwäþî

wuah songong lu.. ntar dibikin bucin lo ma author.. br rasa dah

2022-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!