"Kak Ega?" seru Najwa untuk mencari keberadaan Ega yang entah dimana disembunyikan oleh remang-remang.
"Aku juga kangen kamu,"
Suara itu bisa Najwa dengar meskipun dia sudah bisa melihat keberadaan tempat tidur Ega.
"Apa kak Ega sedang menerima panggilan telpon dari pacarnya?" batin Najwa.
"Kak. Kak Ega, kata mama ayo turun kebawah, kita sarapan sama-sama," seru Najwa.
Tak ada respon dari Ega. Suara Ega juga tidak terdengar lagi, yang sebelumnya seperti sedang menerima telpon.
Ctakkkk
Najwa menghidupkan lampu kamar itu yang kebetulan berada tepat disamping dirinya berdiri. Najwa bisa melihat, kalau saat ini Ega tengah meringkuk didalam selimut. Dengan ragu, Najwa menarik selimut itu perlahan, sementara posisi Ega sedang membelakangi dirinya.
"Kak. Kata mama ayo turun kebawah, kita sarapan sama-sama."
Lagi-Lagi tidak ada respon. Najwa memutuskan untuk tidak perduli, karena tidak mungkin baginya menyentuh kakak iparnya itu. Najawapun berbalik badan, bermaksud untuk meninggalkan kamar itu.
Tap
Tangan Najwa dicekal oleh Ega, dan di tarik begitu kuat hingga tubuh Najwa jatuh diatas tubuh pria itu.
"Iya. Aku juga merindukanmu, ayo kita melampiaskan rasa rindu kita," ujar Ega.
Cup
Cup
Cup
Ega mencium bibir Najwa hingga mata wanita itu jadi melotot, tubuhnya juga kaku. Najwa sama sekali tidak bisa melepaskan diri, karena kepalanya ditahan oleh Ega. Pria itu tidak hanya sekedar mencium biasa, tapi dia juga ********** dengan lembut.
Deg
Deg
Deg
Jantung Najwa jadi berdebar, tubuhnya juga menegang. Dengan segala kewarasanmya, Najwa mulai memukul dada Ega, agar segera melepaskannya.
Blammmmm
Mata Ega terbuka sempurna, dan kewarasannya kembali seketika. Namun ada yang salah dengan posisinya saat ini, bibirnya sedang bertautan dengan seseorang. Ega juga merasakan bibir itu terasa lebih manis dan lembut, sangat berbeda saat dirinya biasa mencium para gadis yang pernah dia tiduri.
Saat Ega lengah, Najwa mendorong Ega sekuat tenaga. Hingga belenggu itupun lepas. Dan Ega cukup terkejut, saat mendapati Najwa yang berada di hadapannya.
Plakkkkkk
Najwa dengan reflek menampar wajah Ega, hingga wajah pria itu tertoleh kesamping.
"Hikz...."
Najwa menangis dan berlari keluar dari kamar itu. Sementara itu Ega masih mematung diatas tempat tidur, dia masih syok dengan insiden yang terjadi pagi ini.
"Sialan!" Ega meninju tempat tidur.
"Sepertinya aku harus pergi ke psikiater. kebiasan mengingau seperti ini sangat tidak baik. Astaga, apa yang sudah aku lakukan. Mau diletakkan dimana mukaku ini?" ujar Ega.
"Sepertinya aku harus kembali ke kota hari ini juga. Aku bisa gila kalau ketemu wanita itu lagi. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Tapi dia juga jangan berharap ingin aku meminta maaf padanya. Ini kan kamarku? salah sendiri masuk kamar orang sembarangan." gerutu Ega dengan segala keegoisannya.
"Tapi...." Ega memegang bibirnya sendiri dan kemudian menepuk dahinya.
Ega segera bangkit dari tempat tidur dan segera membersihkan diri. Sementara itu Najwa pergi ke kamarnya dan menangis disana. Dirinya merasa kecolongan karena kecerobohannya.
"Dasar pria tidak bermoral. Beraninya dia mencuri ciuman pertama mas Affan. Rasanya ingin aku guyuri kepalanya dengan seember air. Hikz...maafin Nana Mas. Mas baru pergi, tapi Nana malah tidak pandai menjaga diri,"
Tap
Tap
Tap
Ega menuruni anak tangga, dan menghampiri keluarganya di meja makan.
"Loh... Najwa mana?" tanya Intan.
"Mana Ega tahu? kok mama malah nanya Ega?"
"Ya jelas dong mama tanya kamu. Tadi mama suruh dia bangunin kamu, tapi kok malah dia yang nggak turun buat sarapan sama-sama."
"Biarin ajalah ma, udah besar ini. Nanti kalau lapar dia bisa turun sendiri," ujar Ega.
"Bicara apa kamu?" tanya Rahmat.
Ega terdiam. Suara Rahmat terdengar menggelegar, suara khas wibawa seorang perwira polisi.
"Ayu. Kamu panggil kakak kamu gih," ujar Intan.
"Iya ma." Jawab Ayu.
Ayu bangkit dari tempat duduknya, Ega mempercepat makannya, dia tidak ingin bertemu dengan Najwa, hingga dia sampai lupa dengan kebiasaanya yang makan pisang sebelum makan makanan utama.
Namun nasib baik tidak berpihak padanya, baru makan separuh jalan, Najwa terlihat turun bersama Ayu dengan kondisi mata yang kembali bengkak.
"Hey...kamu kenapa nak? kamu habis nangis lagi?" tanya Intan.
"Iya ma. Kak Najwa nangis parah tadi. Kakak masih sedih kehilangan kak Affan ya?" tanya Ayu.
Najwa hanya menjawab pertanyaan Ayu dengan senyuman. Karena tidak mungkin baginya menceritakan semua apa yang sudah terjadi beberapa menit yang lalu.
"Sayang. Sudah dong, kamu harus bisa move on. Mama ikut sedih kalau kamu begini," ujar Intan sembari mengusap punggung Najwa.
"Nana...."
Najwa melihat kearah Ega, yang tampak tegang karena takut Najwa menceritakan kejadian yang memalukan beberapa waktu yang lalu. Kalau itu sampai terjadi, sudah dipastikan dia akan mendapat hukuman panas dari Rahmat yang terkenal keras saat mendidik anak-anaknya.
Glekkkk
Ega menelan ludahnya, dia begitu sangat gugup saat ini. Namun disaat kegugupannya itu, entah mengapa matanya tertuju pada bibir Najwa yang merah alami.
"Dasar mesum. Sama sekali tidak merasa bersalah, malah berani punya tatapan kotor seperti itu," batin Najwa.
"Astaga Ega. Bisa-Bisanya kamu berbuat seperti itu, mana tertangkap basah lagi. Benar-Benar memalukan!" batin Ega.
"Nana nggak apa-apa Ma. Nanti habis sarapan, ada yang ingin Nana bicarakan," ujar Najwa.
"Baiklah." Jawab Intan.
"Apa yang mau dia bicarakan? apa dia mau mengadu atas kejadian tadi? matilah aku, bisa-bisa papa menggantungku di pohon mangganya," batin Ega.
"Apa sebaiknya aku minta maaf saja? siapa tahu dengan begitu dia berubah pikiran dan tidak jadi mengadu. Tapi kalau aku minta maaf sama dia, wanita ini pasti akan besar kepala. Sebainya selesai makan aku berkemas saja dan segera pergi ke kota J."
Merekapun makan dalam diam, karena gugup Ega jadi lupa urutan kebiasaan yang sering dia lakukan. Kali ini dia makan makanan utama terlebih dahulu. Kemudian barulah dia memakan pisang ambon kesukaannya.
Setelah selesai makan, Najwapun bergegas masuk kamar, begitu juga dengan Ega. Pria itu bergegas memasukkan pakaiannya kedalam koper karena dia ingin segera kabur dari masalah.
Tringg
Tringg
"Ckk...disaat seperti ini, siapa sih yang nelpon?"
Ega melihat panggilan di layar ponselnya, dan itu berasal dari salah satu teman kencannya di kota J. Ega tidak mengangkat panggilan itu, dia lebih fokus memasukkan pakaiannya kedalam koper. Setelah semuanya selesai, Ega bergegas keluar kamar. Namun matanya tiba-tiba bersitatap dengan mata Najwa, kemudian dia melirik koper yang ada di genggaman tangan mungil itu.
Najwa segera memutus tatapan mata itu, dan segera turun kebawah dengan membawa kopernya. Sementara itu Ega mengekor dibelakang Najwa dengan banyak pertanyaan dibenaknya.
TO BE CONTINUE ....🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
sari emilia
slh nya knp jg masuk kmr lk2....tahu etika lh ga sepantasnya mski ipar sendiri....kl ga bangung tinggal blg sm yg lain...kn bs klg inti yg bangunin....tp dasar najwa yg gatel....lk2 mah bebas...untung ga sekalian d perkosa kn jd rugi byk
2023-01-18
0
Nanda Lelo
aduuuh,, si Ega nih terlalu byk ninaninu ma cewek nih,, ngigau aja gtu
2022-09-12
0
Kila Barokah
lanjud d
2022-06-23
0