19. Menerima

Mobil Rahmat parkir di depan rumah Najwa. Sumirah dan Suratmo menyambut kedatangan mereka dengan ramah tamah. Mereka kemudian berbincang banyak hal, sembari menunggu Najwa yang sedang kebelakang untuk membuat beberapa cangkir teh.

Tidak lama kemudian Najwa keluar dengan membawa teh diatas nampan berbentuk segi empat. Kali ini Najwa mengenakan sebuah gamis motif bunga, dengan jilbab terusan polos.

"Ayo monggo. Di cicipi teh dan kue nya," ujar Suratmo dengan ramah.

Sementara itu Najwa duduk di sebelah Intan dengan bersandar di bahu wanita parubaya itu.

"Belum bisa masuk teh dan kuenya, sebelum mendengar jawaban dari Najwa," ujar Rahmat sembari tertawa renyah.

"Jadi bagaimana ndok? apa kamu tidak berubah pikiran tentang pernikahan itu?" sambung Rahmat.

Najwa yang sudah duduk tegak, melihat kearah para tetua satu persatu.

"Kamu ingatlah kata-kata papa. Tidak seorangpun bisa memaksamu, kalau kamu memang nggak mau. Apalagi kamu sampai merasa tidak enak hati sama papa dan mama," ucap Rahmat.

"Iya Nak. Sekalian ini mama juga mau ngomong. Mumpung Ega tidak ada disini. Sejujurnya mama memang sangat berharap kamu jadi menantu mama lagi. Ega memang tidak seperti Affan yang lembut dan ramah. Ega malah cenderung kebalikkannya. Tapi dengan kamu menjadi istrinya, mama berharap dia bisa berubah jauh lebih baik. Mama tidak bermaksud menjerumuskanmu atau sengaja mendoktrinmu. Tetap semua keputusan ada ditanganmu nanti,"

"Sebelum Nana menjawab, jika seandainya Nana menerima pernikahan ini, Apa Nana boleh mengajukan syarat? syarat ini Nana ingin kalian saja yang tahu, Nana nggak ingin kak Ega mengetahuinya,"

"Tentu. Apa yang kamu inginkan ndok?" tanya Rahmat.

"Jika saat sudah menikah dengan kak Ega, tapi diperjalanan mengarungi bahtera rumah tangga Nana tidak sanggup dan menyerah, apa kalian tidak keberatan kalau Nana mengajukan perpisahan? seperti yang kalian ketahui, temperamen kak Ega tidak begitu baik. Nana hanya takut tidak bisa bersabar."

"Kami mengerti. Dan kami menerima syarat itu. Kamu tidak usah khawatir, kami berada di pihakmu," ujar Rahmat.

"Kalau begitu Nana menerima pernikahan ini." Jawab Najwa.

"Alhamdulillah," semua orang mengucap syukur.

"Ah..mama sangat bahagia," ujar Intan sembari memeluk Najwa.

"Kalau begitu kita bisa langsung merencanakan konsep pernikahan mereka. Jadi bagaimana? pakaian seperti apa yang akan dipakai disini nanti?" tanya Rahmat.

"Sesuai yang saya katakan waktu itu pak, kami cuma mau ngadain acara ijab qobul saja." Jawab Suratmo.

"Ya sudah kalau begitu, biar tidak ada ketimpangan, maka disebelah kami juga tidak akan mengadakan acara apapun," ujar Rahmat.

"Apa itu tidak akan jadi masalah pak? walau bagaimanapun, ini pengalaman pertama buat nak Ega," ucap Suratmo.

"Insya Allah tidak. Yang penting anak-anak kita sah menikah didepan agama. Tidak usah perdulikan pendapat orang lain yang berkomentar miring tentang anak-anak kita " Jawab Rahmat.

"Baiklah kalau begitu. Kami menurut bagaimana baiknya saja," ujar Suratmo.

"Ndok. Tolong kamu bawakan kalender kemari. Kita akan langsung menentukan tanggal pernikahn untuk bulan depan," ucap Rahmat.

Najwa bangkit dari tempat duduknya, dan masuk kedalam kamarnya untuk mengambil kalender yang ada di meja belajarnya. Setelah itu dia keluar dan menyerahkannya pada Rahmat.

Rahmat membalik kalender yang akan mereka lewati satu bulan lagi, untuk waktu pernikahan anak-anak mereka.

"Nah...bagaimana kalau tanggal 26 bulan 4? ini pas hari minggu, waktu libur kerja dan juga mengajar." tanya Rahmat

"Apa kamu ndak masalah dengan tanggal itu ndok?" tanya Suratmo pada putrinya.

"Ndak pak." Jawab Najwa singkat

"Ya sudah. Berarti sudah di putuskan ditanggal itu kalian menikah." ujar Rahmat

"Iya pa." Jawab Najwa.

"Lalu mahar apa yang kamu minta ndok?" tanya Rahmat.

"Seperangkat alat sholat saja pa." Jawab Najwa.

"Baiklah kalau itu maumu," ujar Rahmat.

Para orang tua itu kemudian berbincang banyak hal. Najwa hanya menyimak obrolan itu, dan sesekali ikut tersenyum.

"Tuhan...aku mohon ridhoi keputusanku ini. Niat awalku sudah baik, jangan beri aku cobaan diluat batas kemampuanku. Aku ingin membuat para orang tua ini bahagia, aku tidak ingin menghilangkan senyum indah ini dari bibir mereka," batin Najwa.

Setelah lama berbincang, Rahmat dan Intan pun berpamitan pulang.

"Kamu sudah pulang kerja?" tanya Intan di seberang telpon.

"Sudah ma. Sudah dari satu jam yang lalu." Jawab Ega yang melirik kearah jam dinding, dan waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Tadi kami sudah pergi kerumah Najwa," ujar Intan yang tengah berada di dapur dan sibuk membuat bumbu dengan satu tangannya.

"Lalu apa keputusannya? apa dia mundur?" harap Ega.

"Tentu saja tidak. Kamu pikir Najwa tipe orang yang tidak suka menepati janji? apa jangan-jangan kamu sangat berharap ya? Najwa mundur dari wasiat itu?" tanya Intan.

"Eh? ti-tidak kok." jawab Ega terbata.

"Baguslah. Itu artinya kamu sudah siap menikah dengannya. Tanggal 26 april adalah hari pernikahan kalian. Jadi tanggal 25 kamu sudah harus berada disini," ujar Intan

"Iya." Jawab Ega lesu.

"Ya sudah, kamu beristirahatlah. Mama mau masak buat makan malam dulu," ujar Intan.

"Emm."

Ega mengakhiri perbincangan yang sama sekali tidak hangat itu. Kini dia sedang kebingungan menjelaskan pada sang pujaan hati, karena sudah seminggu yang lalu dia mengutarakan masalah ini pada Melody, dan tentu saja gadis yang tengah kuliah di Autralie itu tidak bisa menerima. Bahkan Ega dan Melody berharap Najwa berubah pikiran dan menolak wasiat itu.

"Aku harus bagaimana ini? Melody pasti sangat kecewa denganku. Kami sudah pacaran sangat lama, semua tipeku ada padanya. Seharusnya dialah pasangan idealku, bukan wanita bekas adikku itu," gumam Ega.

"Melody pasti sangat marah, kalau tahu aku akan menikah dengan Najwa bulan depan. Aku juga tidak bisa menyembunyikan pernikahanku dari dia. Tiga bulan lagi dia akan lulus dan kembali ke tanah air, dia pasti sedih saat tahu aku sudah menikahi wanita lain. Jadi aku harus bagaimana?"

Ega mengacak-acak rambutnya sendiri karena kesal. Diapun memutuskan akan menjelaskan pada Melody setelah gadis itu kembali dari Australie. Dia sangat takut kalau dia memberitahunya sekarang, Melody akan bersikap impulsif dan mengacaukan rencana pernikahannya.

Sementara itu, ditempat berbeda. Najwa tengah curhat dengan sahabatnya si Butet. Butet sangat senang, karena Najwa sudah mengambil keputusan bijak untuk kelangsungan masa depan sahabatnya itu.

Namun satu hal yang semua orang tidak tahu, Setiap malam Najwa masih saja menangisi kepergian Affan di sholat malamnya. Karena sejatinya tidak mudah baginya melupakan seseorang yang selalu ada untuknya selama 9 tahun, dan akan digantikan dengan seseorang yang baru saja masuk dalam kehidupannya.

Terpopuler

Comments

Adelia Rahma

Adelia Rahma

keknya ada ulet keket muncul nih

2022-04-21

1

Siti Jufrah

Siti Jufrah

lagian ngapain c afan pAke wasiat" segala

2022-04-21

0

Nm@

Nm@

26 April tu Ultah anakku, kak!

2022-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!