17. Nasehat Butet

"Loh kamu mau kemana?" tanya Intan yang melihat Ega kembali menyeret sebuah koper.

"Seperti kata ku kemarin, Ega mau kembali ke kota J ma. Ega sudah mulai masuk kerja ini." Jawab Ega.

"Ingat! tiga bulan lagi kamu harus pulang, kita harus memastikan rencana pernikahan itu," ucap Intan.

"Urusan seperti itu Ega rasa nggak perlu ikut andil lah ma. Ega ini kerja, nggak bisa seenaknya minta libur. Nanti kalau dia setuju menikah denganku, aku tinggal datang saja saat pernikahan kami." Jawab Ega.

"Awas saja kalau kata-kata kamu nggak bisa di pegang. Jangan buat malu, mama nggak akan anggap kamu anak kalau kamu sampai buat malu. Dan satu lagi, berhenti bermain-main diluar sana. Sekarang kamu sudah punya tunangan, jadi kamu harus fokus dengan masa depan kamu saja." ujar Intan.

"Iya mamaku yang cantik. Sekarang biarkan anakmu ini pergi, kalau sampai hari ini aku gagal pulang lagi, alamat putra tampanmu ini akan jadi pengangguran sejati," ucap Ega.

"Kamu benar-benar mau kembali?" tanya Rahmat yang baru muncul dengan pakaian kebunnya.

"Iya pa. Ega harus kerja." Jawab Ega.

"Ya sudah, hati-hati. Ingat, jangan lupa pulang saat pernikahanmu nanti. Kamu harus bertanggung jawab dengan keputusan yang sudah kamu ambil," ujar Rahmat.

"Bagaimana kalau Najwa yang berubah pikiran pa?" tanya Ega.

"Kalau seperti itu bukan salah kamu lagi. Kamu bisa bebas dari tanggung jawabmu itu." Jawab Rahmat.

"Baiklah Ega mengerti," ujar Ega.

"Ega pamit dulu ya pa, ma?" Ega kemudian mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

Tukang ojek langgannan tiap kali Ega pulang dan minta di antar ke kota S, sudah tiba. Kediaman Ega memang berada disalah satu kabupaten kota S. Itulah sebabnya dia harus ke kota S dulu, agar bisa kembali ke kota J dengan menggunakan pesawat. Dan jarak yang harus ditempuh sampai ke bandara lumayan jauh, bisa memakan waktu hingga 2 jam lebih.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, Ega tiba di bandara dan segera melakukan pengecekan tiket yang sudah dia beli secara online. Setelah itu dia segera melakukan boarding pass dan duduk tenang di ruang tunggu. Setelah menunggu beberapa saat, barulah pesawat yang dia tumpangi mengudara.

Sementara itu di tempat berbeda, Butet dan Najwa berdebat tentang rencana Najwa yang ingin naik ranjang.

"Bah...bagaimana ceritanya kamu jadi kawin dengan kakaknya Affan?" tanya Butet sembari menggebrak meja.

"Apaan sih Butet. Kebiasaan banget deh bikin orang jantungan. Ya tapi itu belum pasti juga, aku kudu mikir ulang ini." Jawab Najwa.

"Kenapa? aku lihat juga pas waktu ngelayat. Parasnya alamak jang, ganteng kali. Macam orang timur tengah dia, lihat dia bawaannya ingat kasur aja. Beruntung kali kau dapat dua kakak beradik itu. Yang satu macam opa-opa Korea, yang satu macam orang Turki. Hoki kali lah kau," ujar Buter panjang lebar.

"Ngomong apa sih Butet. Aku juga kalau nggak mikir isi surat wasiat itu juga ndak mau. Kamu ndak tahu saja si Ega itu bagaimana," ucap Najwa.

"Lah kenapa dia? kulihat kalem dia orangnya. Tatapan matanya itu bikin para gadis meleleh," ujar Butet sembari meletakkan kedua tangannya di kedua sisi wajahnya.

"Lilin kali ah meleleh. Pokoknya dia itu berbeda dengan mas Affan. Sangat-Sangat bertolak belakang. Galak banget orangnya," ucap Najwa

"Kau ini tidak mengerti nilai seni dari laki-laki. Justru kalau pria galak, biasanya lebih jantan, lebih garang saat ditempat tidur. Macam harimau gitu...aummmm..."

Najwa menepuk dahinya. Kalau berbicara dengan butet dirinya serasa ingin segera taubat nasuha. Tingkat kemesuman sahabatnya itu sudah tingkat akut alias tak tertolong lagi.

"Eh...kenapa rupanya? sekarang saja kau sok nggak mau, kau boleh iris ini aku punya telinga. Pria macam si Ega itu macannya kasur itu, hati-hati kau nanti, bisa dibuat nggak tidur semalaman oleh dia." sambung Butet.

"Butet. Bisa nggak kalau ngomong nggak usah bahas kasur terus? sana nikah sama bang ucok, biar otakmu itu nggak bermasalah lagi," ucap Najwa.

"Itulah kau tidak tahu penderitaan temanmu ini. Akupun tak sampai hatinya bercerita sama kau tentang masalahku ini, karena kurasa masalahmu itu lebih gawat," ujar Butet yang tiba-tiba berwajah mendung.

"Bisa juga kamu memperlihatkan ekspresi seperti itu. Seperti orang sedang putus cinta saja," ucap Najwa sembari terkekeh.

"Memang betul aku sedang putus cinta." Jawab Butet.

"Loh kenapa? katanya bang Ucok sudah janji akan menikahimu," tanya Najwa.

"Ah...pria jaman sekarang biasanya obral janji. Seharusnya kalau tidak ingin menikahi, tidak usah membuang waktuku. Bajingan itu ternyata berselingkuh dengan teman kantornya, mana cantiklah itu sainganku."

"Masak sih?" Najwa terkejut.

"Iya. Aku juga kalah dari segi karier. Sainganku itu sudah PNS, sementara aku masih gini-gini aja. Kalah saingan aku jadinya," ujar Butet.

"Sabar. Anggap saja dia bukan jodohmu, ambil sisi positifnya saja. Coba kalau dia selingkuh setelah kalian menikah? itu akan lebih menyakitkan lagi. Lagipula sudah jodohpun belum tentu lama, contohnya aku. Belun nikah seminggu, sudah jadi janda,"ucap Najwa.

"Jadi bagaimana keputusanmu? apa kamu masih ingin menjalankan amanat itu?" tanya Butet.

"Tidak tahu, lihat saja nanti. Lagian bang Ucok jadi mengingatkan aku tentang dia," ujar Najwa.

"Apanya?" tanya Butet.

"Itu, tukang mempermainkan perasaan wanita."

"Jangan asal. Darimana kau tahu dia begitu? dia kan kerja diluar kota, kalian serumah cuma satu minggu. Darimana kau tahu kalau di playboy?" tanya Butet.

"Dari mas Affan. Apa kamu tahu? tujuan surat wasiat itu salah satunya mas Affan ingin aku membimbing Ega, agar jadi orang yang lebih baik. Tapi kalau melihat perangainya, sepertinya aku nggak bakalan sanggup deh."

"Amanat yang mulia itu. Belum apa-apa kamu sudah kalah sebelum berperang. Siapa tahu lama bersama, dia bisa jatuh cinta beneran sama kau,"

"Jatuh cinta apaan? aku sama sekali tidak menyukai dia. Lagian dia juga sudah punya pacar. Dia bilang sendiri kalau aku ini bukan seleranya dia. Huu...kamu tidak tahu saja, bagaimana sombongnya pria itu. Seolah dia itu orang yang paling tampan di dunia," ucap Najwa.

"Ya sudahlah...apapun itu, aku mendukung apapun keputusanmu. Tapi entah mengapa aku merasa, hubunganmu dengan dia malah bakal lebih awet, seawet mummy," ujar Butet sembari terkekeh.

"Huuu...boro-boro awet. Bahkan aku nggak mau natap wajahnya lebih dari 5 detik."

"Bolehkah aku kasih saran?" tanya Butet.

"Apa?"

"Lebih baik kamu terima saja pernikahan itu, minimal kau sudah membuat Affan senang disana. Kau bilang kalian tidak saling mencintai, barang tentu dia tidak akan menyentuhmu. Kalau ditengah perjalanan kau menyerah, tentu kau juga tidak dirugikan bukan? yang penting kalian sama-sama menjalankan amanat itu dulu,"

Najwa terdiam. Dian mencerna ucapan Butet. Dan dia membenarkan apa yang dikatakan sahabatnya itu. Diapun memutuskan akan mencobanya seberapa dia sanggup menjalaninya.

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

bah,, kalau putus tengah jalan ,, manjanda dua kali lah si Najwa itu Butet,, cam mana la kau ni,,

masa si Najwa menjanda ,, suami ny kakak beradik,,

do'akan awet aja lah pernikahan kawan kau tu Butet,,

2022-09-12

0

Beldha Loundry

Beldha Loundry

kalo gk cocok bs menjanda lagi dong najwa

2022-06-13

0

Andi Salsabila Ilmi

Andi Salsabila Ilmi

butet aku padamu

2022-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!