3. Jaga Diri, Jaga Sikap

Sumirah menyusul suaminya kedalam, karena dia tahu pasti apa yang akan di perbuat suaminya itu.

"Ndak ada duitnya pak. Duitnya udah buk'e pake buat belanja tadi pagi," ujar Sumirah saat melihat suaminya sedang melihat disetiap selipan dompet yang tampak tidak terlihat uang disana.

Suratmo melempar dompet kosong itu ke lantai. Tanpa banyak bicara, dia kembali keluar kamar dan menghampiri Najwa yang tengah menikmati makan siangnya.

"Bagi duitmu ndok," ujar Suratmo.

"Ndak ada Pak. Aku belum gajian, gajiannya tiga bulan lagi. Kan uang gajih Nana, Pak'e ambil semua seminggu yang lalu?" Jawab Najwa.

"Kamu ndak ikhlas ngasih pak'e mu?" tanya Suratmo.

"Siapa yang ikhlas pak, la wong duitnya di pake buat ngadu ayam tiap hari. Mbok yo eling to pak? wes tuwek sampeyan iku. Minggu depan Anakmu nikah, isin karo mantumu," Sumirah memotong ucapan Najwa yang hendak menyahuti Suratmo.

"Ndak mau ngasih ya ndak apa-apa, tapi ndak usah pakek ceramah," ujar Suratmo yang kemudian keluar kembali sembari membawa ayam aduannya.

"Ya begitu itu bapakmu itu ndok. Wes tuwek tapi ora eling," ujar Sumirah bersungut-sungut.

"Sudah buk'e. Malu di dengar tetangga," ujar Najwa yang langsung menyudahi acara makan siangnya.

"Untungnya di desa ini pakai sistem kekeluargaan. Bu'e ndak mumet lagi mikirin makanan apa yang harus bu'e buat untuk acara ijab qobulmu nanti. Kalau semua bahannya dari kita, duitnya darimana? buk'e ndak sempat nyimpan duit. Meski bu'e simpan di gulungan ******, pak'e mu itu jago nyarinya, pasti ketemu." ucap Sumirah yang menumpahkan semua kekesalannya.

"Wes toh buk'e. Malu di dengar tetangga," ujar Najwa.

Karena kesal, Sumirah jadi menangis. Melihat hal itu Najwa mendekati ibunya dan duduk disebelah wanita parubaya yang berprofesi sebagai tukang jahit itu.

Sumirah merapikan peralatan jahitnya, sembari menyeka air matanya.

"Seharusnya dulu aku mendengarkan kata-kata mbah mu, agar bercerai dari pak'e mu tapi...."

"Buk'e nyebut! ndak boleh ngomong begitu," ujar Najwa.

"Tidak ndok. Biarkan hari ini buk'e menumpahkan semuanya, biar kamu juga mendengar dan jadikan pengalaman dalam rumah tangga mu nanti," ujar Sumirah berapi-api.

"Judi itu sudah seperti penyakit. Kamu lihat pak'e mu, kebiasaan dari muda sampai terbawa-bawa ke usia tua. Padahal kulit juga sudah bauk balsem, tapi masih juga ndak eling. Tiap hari ngelusi ayam, buk'e saja jarang di elus. Tapi heran kalau tidur ndak mau satu kandang dengan ayam kesayangannya itu, masih mau tidur sama buk'e."

Najwa mendengarkan keluh kesah Sumirah yang sudah terdengar ngalor ngidul.

"Kamu nanti kalau sudah menikah, harus pandai jaga diri, jaga sikap. Jangan kayak pak'e mu itu, mesti depan mertua saja masih yang di elus ayam'e. Kamu dengar ndak buk'e ngomong?" tanya Sumirah dengan emosi.

"Iya buk'e, Nana dengar. Apa masih ada lagi yang mau buk'e luapkan?" tanya Najwa.

Meski sejujurnya Najwa sedikit bosan mendengar keluh kesah Sumirah, sebab pembahasan itu sudah puluhan kali di ulang terus menerus, bahkan sejak dirinya masih duduk di sekolah dasar dulu. Tapi Najwa tahu, Sumirah tipe orang yang curhatannya minta di dengarkan, meskipun yang mendengarkan tidak bisa memberi solusi apapun.

"Kamu temui lagi bude Laras. Pastikan lagi baju pengantinmu, tanyakan dengan pasti harganya. Bilang, kita belum bisa kasih DP dulu. Uangnya akan dibayar langsung saat nerima amplop nanti," ujar Sumirah.

"Iya. Nanti sore Nana akan temui bude Laras, sekarang Nana mau mandi dulu, gerah belum mandi dari pagi."

"Astaga ndok? jadi kamu ngajar tadi ndak mandi toh? owalahh...ndok-ndok, jangan kamu bawa kebiasaanmu itu di tempat mertuamu, ngisin-ngisini."

"Yo ndak toh buk'e. Tadi itu karena darurat, terpaksa karena telat bangun."

"Yo wes, mandi sana!"

Najwa pun masuk ke kamarnya untuk mengambil handuk. Setelah itu dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Disisi lain, Affan yang tengah beristirahat menerima panggilan telpon dari kakaknya yang sedang melanjutkan kuliah di luar kota.

"Kamu jadi nikah minggu depan?"

"Iya kak. Apa kakak benar-benar tidak bisa hadir?" tanya Affan.

"Kakak benar-benar minta maaf padamu Fan. Bukannya kakak tidak ingin hadir, tapi ditanggal pernikahanmu, kakak benar-benar sedang mengadakan ujian akhir. Tapi kakak akan menberikanmu restu untuk menikahi buk guru yang kamu bilang sangat cantik itu."

"Tapi rasanya aneh saja kalau keluarga kita tidak lengkap di hari penting seperti itu."

"Kamu tenang saja. Di hari ke tiga kakak akan pulang dan membawa hadiah pernikahan untukmu. Katakan! kamu mau minta apa?"

"Sungguh kakak akan mengabulkan apapun yang aku minta?" tanya Affan.

"Tentu saja. Aku janji akan mengabulkan semua permintaanmu tanpa terkecuali. Anggap saja itu untuk menebus rasa bersalahku karena tidak bisa hadir ke pernikahanmu "

"Baiklah. Aku akan mengatakannya setelah kakak datang,"

"Kenapa tidak kamu katakan sekarang? mumpung kakak berada di kota besar,"

"Tidak. Aku mau memikirkannya dulu sebelum memintanya."

"Ya baiklah, pikirkanlah matang-matang. Asal jangan kamu memintaku naik baling-baling pesawat saja." Affan terkekeh mendengar banyolan kakaknya itu.

"Sayang. Mandilah! air hangatmu sudah kusiapkan," ujar seorang wanita setengah berteriak.

"Kakak siapa lagi itu? ckk...kakak habis tidur dengan siapa lagi?" tanya Affan.

"Kakakmu ini sangat tampan, jadi para gadis mengantri untuk ku tiduri."

"Hati-Hati meniduri gadis yang nggak bersegel. Takutnya bawa bibit penyakit. Lagian, kakak harus mulai memikirkan masa depan yang serius dengan seorang gadis," ujar Affan.

"Akan kakak pikirkan nanti. Sekarang kakak mau puas-puasin dulu, ntar kalau sudah nikah belum tentu bisa kayak gini lagi."

"Kakak kalau ngomong suka ngasal. Jangan suka bermain-main dengan perasaan wanita, cukup satu saja nggak habis-habis kok."

"Mana bisa kakak seperti kamu. Kakak sudah membayangkan, pacaran 9 tahun pasti sangat membosankan. Apa kamu tidak bosan melihat wajah yang sama dalam waktu 9 tahun, terlebih sudah kamu pegang, kamu cium, bahkan sudah kamu lubangi."

"Hussttt...bahasa kakak nggak enak banget di dengar. Calon istriku bukan gadis seperti itu, kakak nggak akan percaya kalau aku bilang 9 tahun pacaran, tapi kami nggak pernah berpegangan tangan, apalagi mau begituan?"

"Emang nggak percaya. Hari gini gitu? kamu kalau bohong, jangan bohongi kakak, sana bohongi bocah SD,"

"Ya sudah kalau nggak percaya. Apa boleh aku kasih nasehat untuk kakak?" tanya Affan.

"Berhentilah berpetualang yang tidak jelas begitu. Carilah gadis baik-baik yang bisa kakak nikahi. Percayalah, hubungan yang halal itu sangatlah menyenangkan. Kalau ada gadis seperti Najwa, aku akan mengenalkannya padamu."

"Kalau begitu kenapa tidak Najwa saja yang kakak nikahi?"

"Enak saja. Najwa hanya milikku, nggak bisa ku bagi dengan orang lain. Kecuali aku mati,"

"Husttt...jangan ngomong sembarangan,"

"Aku cuma bercanda," ujar Affan terkekeh.

"Ya sudah, aku ucapkan selamat untukmu. Kakak do'akan semoga hubunganmu langgeng, jangan lupa beritahu kakak apa yang akan kamu minta nanti ya?"

"Oke baiklah playboy." Jawab Affan yang disambut tawa oleh kakaknya itu.

Affan mengakhiri panggilan itu, dengan sisa senyum dibibirnya.

TO BE CONTINUE...🤗🙏

Terpopuler

Comments

Nanda Lelo

Nanda Lelo

langit n bumi bgt adek ma Kakak 🤣

btw kyknya kakaknya Affan yg bakal jadi jodohnya Nana deh y 🤗

2022-09-12

0

Maskanah Ay

Maskanah Ay

mantap

2022-04-21

0

Sweet Girl

Sweet Girl

jok Sampek kebablasan kak.....

untung sekali si bapak punya anak Sholihah, walau kelakuan bapakny minus.

2022-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!