18. Petunjuk

"Rencananya besok keluarga mas Affan akan datang lagi kemari mak'e," ujar Najwa sembari menuangkan air dari teko kedalam gelas.

Sumirah yang tengah merajang sayur, jadi menghentikan kegiatannya mendengar ucapan Najwa.

"Apa ini sudah tiga bulan sejak kedatangan mereka itu ndok?" tanya Sumirah sembari kembali merajang sayur yang akan dia masak menjadi sayur lodeh.

"Iya buk'e. Lebih tepatnya tiga bulan kebih satu minggu." Jawab Najwa yang meletakkan gelas diatas meja, setelah meminum airnya hingga tandas.

"Berarti buk'e harus buat kue lagi ini. Lumayan buat menjamu mereka nanti," Sumirah mengiris bawang merah dan sedikit menyebabkan perih dimatanya.

"Oh ya. Apa calonmu itu juga datang?" tanya Sumirah.

Najwa mendekati Sumirah dan duduk berseberangan dengan wanita parubaya itu.

"Nana ndak tahu buk'e." Najwa menatap wajah Sumirah yang sama sekali tidak melihat kearahnya.

"Ada apa? katakan saja kalau ada yang ingin kamu katakan," tanya Sumirah tanpa melihat kearah Najwa, karena dia masih sibuk menguris bawang dan cabai untuk masakkannya.

"Bagaimana menurut pendapat buk'e tentang kakak Ega?" Najwa ingin tahu bagaimana pendapat ibunya tentang pria yang berencana akan menikahinya itu.

"Kenapa? apa kamu masih ragu dengan keputusanmu waktu itu?" tanya Sumirah.

"Nana ingin tahu, kenapa buk'e ndak menentang sama sekali tentang keputusanku waktu itu,"

Sumirah menghentikan gerakkan tangannya dan meletakkan pisaunya diatas tempat merajang bawang. Wanita parubaya itu kemudian menatap kearah putri semata wayangnya itu.

"Buk'e mengerti arah pembicaraanmu itu. Buk'e juga tahu kamu belum menyukai dia. Kamu menerimanya waktu itu bisa jadi karena dua hal. Yang pertama, karena kamu tidak enak hati menolak di depan mertuamu. Yang kedua, karena kamu memang ingin menjalankan isi surat wasiat itu."

"Buk'e tahu. Ega memang tidak selembut dan tidak sesopan Affan. Tapi setiap manusia itu punya kadar porsinya masing-masing. Kamu tidak bisa membuat Ega menjadi seperti Affan, karena Ega bukan Affan. Sama seperti kamu, kamu tentu tidak mau kan kalau kamu disuruh menjadi seperti Butet?"

"Jadi buk'e benar-benar merestui kalau Nana nikah sama dia?" tanya Najwa.

"Buk'e serahkan semuanya sama kamu ndok. Meski buk'e mengatakan merestui, kalau hati kamu mengatakan jangan, yo jangan kamu ikuti. Yang menjalaninya itu kamu, buk'e cuma turut bahagia, jika kamu juga bahagia." Jawab Sumirah.

Najwa terdiam. Sementara Sumirah kembali melanjutkan kegiatanya, yang kali ini hendak mengulek bumbu.

"Apa kamu tahu, hal yang paling membahagiakan buat buk'e dan pak'emu? kamu mendapatkan ibu dan bapak mertua yang sangat sayang sama kamu. Tidak ada hal yang paling membahagiakan, selain melihat putri kami diperlakukan dengan baik," Sumirah berbicara sembari mengulek cabai dengan garam.

"Apa kamu sudah sholat istikharah?" tanya Sumirah.

"Sudah buk'e." Jawab Najwa.

"Apa ada petunjuk?" tanya Sumirah.

Najwa kemudian menggelengkan kepalanya, lalu tertunduk.

"Nana nggak menemukan jawaban apa-apa. Atau mungkin menurut Allah, Nana tidak khusyuk dalam menjalankan ibadah itu. Tapi nanti akan Nana coba sekali lagi, mungkin saja yang terakhir ini Nana akan mendapat pencerahan." Jawab Najwa.

"Lakukan yang terbaik. Bu'e tidak akan menentang keputusanmu, kalau memang kamu tidak mau menerima pernikahan ini," ujar Sumirah.

"Iya buk'e." Jawab Najwa.

*****

Waktu menunjukkan pukul 2 malam, ketika Najwa sedang melaksanakan sholat tahajud, di susul dengan sholat istikharah setelahnya. Najwa begitu khusyuk menjalani ibadah itu, karena dia benar-benar ingin mendapat petunjuk untuk keputusan yang dia ambil nantinya.

Setelah menjalankan ibadahnya, Najwa kemudian tidur kembali karena dirinya sudah sangat mengantuk.

Najwa berjalan di sebuah ladang bunga matahari. Disebagian ladang itu tumbuh banyak bunga matahari yang lebar bunganya hampir menyerupai piring. Ladang itu begitu indah karena bunga matahari itu menguning di sepanjang mata memandang.

Disisi lain banyak para wanita yang sedang panen bunga matahari, biji bunga matahari itu akan mereka produksi menjadi kuaci. Namun saat Najwa sedang asyik melihat mereka memilih biji bunga, seseorang menunjuk kearah kebun bunga dan seseorang muncul dari arah sana.

"Mas Affan...mas...." Najwa segera berlari menghampiri Affan dan berhambur kepelukkan pria itu.

"Mas...Nana kangen sama mas," ujar Najwa sembari menitikkan air mata.

Affan yang mengenakan pakaian serba putih itu, kemudian mengusap puncak kepala Najwa.

"Apa kamu sudah membaca surat dari mas. Hem?" tanya Affan.

"Sudah. Mengapa mas melakukan hal itu? mas kan tahu, kak Ega sangat tidak cocok denganku. Dia itu pemarah dan suka bertindak seenaknya," tanya Najwa.

"Karena itu mas ingin menitipkan dia padamu, karena mas yakin kamu bisa membuat dia jauh lebih baik."

"Tapi dia orang yang sangat kasar?"

"Apa kamu ingat pesanku waktu itu? kalau dia bersikap tidak masuk akal, kamu diamkan saja. Dia akan bingung sendiri kalau sudah kita diamkan. Jangan ladeni dia, kalau dia sedang bicara yang tidak-tidak."

"Apa mas benar-benar ingin Nana menikah dengan dia?"

"Iya. Apa kamu mau menuruti permintaan terakhir mas?"

"Kalau itu membuat mas bahagia, Nana berjanji akan melakukannya."

"Terima kasih, sekarang mas bisa tenang," ujar Affan.

Cup

Affan mencium puncak kepala Najwa, kemudian melepaskan pelukkan mereka. Affan kemudian perlahan menjauh, dan menghilang diantara rerimbunan bunga matahari.

"Mas....Hikz...."

Najwa tiba-tiba terjaga dari tidurnya. Dia bisa merasakan ada air mata yang menetes dari sudut matanya. Lagi-Lagi pelukkan yang dia rasakan begitu sangat nyata.

"Sepertinya aku sudah menemukan jawaban atas dari kebimbanganku. Meski ini hanya janji di alam mimpi, tapi aku yakin Allah memberikan petunjuk melalui mimpi itu. Mas Affan, aku belum sempat membuatmu bahagia selama kita menikah. Jadi aku akan membuatmu bahagia dengan menuruti permintaan terakhirmu. Semoga keputusanku ini tidak salah," ucap Najwa lirih.

Najwa tidak lagi kembali tidur, karena waktu sudah hampir menjelang subuh. Najwa lebih memilih membaca kitab sembari menunggu panggilan sholat.

*****

"Ya ma?" tanya Ega yang tengah sibuk dengan komputer didepannya.

Ini adalah tanggal muda, orang-orang yang membayar pajak cukup membludak. Ega tidak ingin menumpuk pekerjaan lagi, karena dia cukup keteteran menanganinya.

"Kami mau bersiap kerumah Najwa. Hari ini adalah hari keputusan tentang pernikahan kalian. Nanti akan mama kabari hasilnya," ujar Intan.

Ega menghentikan gerakkan tangannya. Dia bahkan sudah lupa perihal niat orang tuanya yang ingin mendatangi rumah Najwa sebulan sebelum menjelang hari pernikahannya.

"Baiklah." Jawab Ega singkat.

Jari jemari Ega kembali menari-nari diatas tombol-tombol komputer didepannya, setelah Intan mengakhiri pembicaraan singkat itu. Perkataan Intan cukup mengganggu konsentrasi Ega, karena dia cukup penasaran apa jawaban dari wanita yang menjadi musuh bebuyutannya itu.

TO BE CONTINUE ...🤗🙏

Terpopuler

Comments

anak wedok

anak wedok

ini kali ke dua aq mengunjungi novel Kak neti Jail setelah sebelumnya baca JDMP 2(maaf kak karena kak neti memang jail banget suka mainin perasaan reader) emang aq selalu salut ama kak neti yg mesti menyelipkan ilmu agama dalam tulisannya

2023-02-05

0

Adelia Rahma

Adelia Rahma

dih musuh bebuyutan dak taunya cinta mati nantinya kmu ga gaa

2022-04-21

0

Happyy

Happyy

😍😍

2022-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!