12. Pamit

Ega yang mengekor di belakang Najwa tampak larut dalam pemikirannya sendiri.

"Dia mau kemana? apa dia mau pulang kerumahnya? tapi kenapa? apa itu karena kejadian tadi? atau dia memang ingin pulang?" batin Ega.

Intan yang tengah berbincang diruang tamu dengan Rahmat, mendadak berdiri seketika saat melihat Najwa menyeret koper besarnya.

"Najwa? kamu mau kemana nak?" tanya Intan sembari mendekati Najwa.

Dan keterkejutan itu belum juga sirna, kini matanya melotot saat melihat Ega yang berada di belakang Najwa melakukan hal serupa.

"Kalian ini mau kemana? kok bawa koper segala? kalian mau liburan bersama?" tanya Intan.

"Eh?" Najwa terkejut saat mendengar kata mertuanya.

"Kalau mau liburan bersama, sebaiknya kita liburan sekeluarga saja. Mungkin dengan begitu, kita bisa menjernihkan pikiran," sambung Intan.

"Ma-Mama," Najwa tiba-tiba berhambur kepelukkan Intan.

"Ada apa. Hem?" tanya Intan.

"Nana mau pamit pulang ma. Nana pamit pulang untuk selamanya." Jawab Nana sembari menitikkan air mata.

Mendengar itu jelas Intan sangat terkejut. Air matanyapun langsung merebak.

"Ka-Kamu kenapa harus pulang? kenapa tidak tinggal disini saja? mama baru kehilangan affan, apa mama harus kehilangan kamu juga?"

"Ma-Ma jangan bicara seperti itu. Nana tetap jadi anak mama kok, tapi situasinya sekarang sudah beda ma. Lambat laun Nana juga harus pergi kan?" Najwa terisak.

"Ma. Kendalikan diri mama. Apa yang Najwa katakan memang benar. Tidak mungkin kita menahannya dirumah ini tanpa sebuah ikatan yang jelas. Dia masih sangat muda, dia bisa melanjutkan hidupnya dan bertemu dengan jodoh yang lain."

"Kalau begitu kenapa Nana tidak menikah saja dengan Ega?"

"Tidak!" Jawab Najwa dan Ega bersamaan.

"Mama apa-apaan sih ma? kok main jodoh-jodohin orang sembarangan?" ujar Ega.

"Kenapa emangnya? mama menyukai Nana jadi menantu mama. Kalau gadis lain belum tentu sebaik dia," ucap Intan.

"Pokoknya Ega nggak mau. Dia memang tipe Affan, tapi bukan seleraku." ujar Ega.

"Ihh...sok ganteng. Emangnya kamu itu seleraku? aku tidak berselera dengan pria mesum dan playboy sepertimu." batin Najwa.

"Benar ma. Lagipula kak Ega juga bukan tipeku, tipeku pria yang lembut dan penyayang seperti mas Affan. Bukan playboy cap harimau, apalagi mesum," Sindir Najwa.

Mendengar itu Rahmat menahan tawanya. Pria itu tahu Ega dan Najwa sepertinya kurang akur, dan Rahmat sama sekali tidak menyalahkan Najwa atas sikap dan komentarnya itu. Karena Ega juga sering kelewatan dan sesuka hati saat mengekspresikan rasa tidak sukanya pada orang lain.

"Sialan nih cewek. Pakai ngatain aku playboy dan mesum. Meskipun kamu cantik, tapi aku suka cewek seksi dan modern. Tidak seperti kamu yang kuno," batin Ega.

Intan tertunduk dan memasang wajah sedih. Najwa mendekati Intan, dan menggenggam kedua tangan mertuanya itu.

"Mama jangan sedih ya? Nana janji akan sering main kesini. Bagiku mama itu sudah kuanggap orang tuaku sendiri. Tapi ma, kita memang harus berpisah sekarang. Benar kata papa, Nana harus mulai menata masa depan yang baru,"

"Hikz...tapi mama belum rela kehilangan anak dua sekaligus," Intan memeluk Najwa sembari terisak.

"Sebenarnya apa istimewanya dari wanita ini? sehingga mama begitu sangat menyukainya. Affan juga begitu, pacaran 9 tahun apa nggak bosan? apalagi kalau sudah sering di tiduri," batin Ega.

"Sabar ya ma? ini ujian buat kita semua," ujar Najwa.

"Cih...ujian. Kamulah ujian kami sebenarnya," batin Ega.

"Kamu. Kenapa kamu buru-buru mau ninggalin rumah ini?" tanya Intan sembari menyeka air matanya.

"Ega kan sudah selesai semesteran Ma. Ega sudah terlalu banyak cuti, Ega sudah mau masuk kerja." Jawab Ega.

Intan menghela nafas. Duka yang dia rasakan saat kehilangan Affan, seolah terkoyak kembali meliha anak-anaknya satu persatu meninggalkan dia meski bukan untuk selamanya.

Rahmat memberi kode untuk Ega. Agar segera menenangkan perasaan Intan. Ega melepaskan kopernya, dan mendekati Intan. Ega membawa Intan kedalam pelukkannya.

"Ega janji akan sering-sering pulang. Nanti saat pulang, mungkin Ega akan membawa calon menantu buat mama."

"Benarkah?" Intan melepaskan pelukkannya dan menatap Ega dengan antusias.

"Tentu saja. Apa mama tahu? calon menantu mama itu sangat cantik," mata Ega melirik kearah Najwa, seolah ingin mengejek wanita itu.

"Dia juga sangat seksi, berpendidikan tinggi, kariernya bagus, pokoknya mama pasti suka sama dia." ujar Ega.

Pukkkk

Intan menepuk bahu Ega, karena anaknya itu masih saja bicara sembrono.

"Kamu kalau bicara jangan suka ngawur. Apa pentingnya buat mama kalau punya mantu bertubuh seksi?" tanya Intan.

Najwa dan Rahmat menahan tawanya. Terlebih saat Intan menarik terlinga Ega.

"Hah...coba kalian duduk dulu, ada yang ingin mama sampaikan pada kalian. Takutnya mama lupa," ujar Intan.

Ega dan Najwa duduk di sofa yang bersebrangan.

"Ada apa ma?" tanya Ega.

"Sebenarnya mama juga tidak tahu apa tujuan Affan meninggalkan dua buah surat wasiat untuk kalian berdua, sebelum dia pergi bertugas di kota Jp." Jawab Intan.

"Surat wasiat?" tanya Ega. Najwapun jadi mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Mertuanya.

"Tapi anehnya Affan juga ingin surat wasiat ini di bacakan di depan keluarga lengkap. Termasuk kedua orang tua Najwa." sambung Intan.

"Apa surat wasiat itu ma?" tanya Ega.

"Iya ma. Kok mama nggak bilang-bilang papa?" tanya Rahmat.

"Maaf. Tadinya mama menganggap surat itu hanya lelucon. Tapi untunglah mama teringat tentang surat itu sebelum kalian pergi." Jawab Intan.

"Jadi apa isi surat wasiat itu ma? bacakanlah sekarang," ujar Ega.

"Tidak bisa. Kita harus membacakan sesuai amanat Affan. Dia ingin agar orang tua Najwa juga ikut mendengarkan." Jawab Intan.

"Apa Affan punya harta yang ingin dia berikan pada Najwa?" tanya Rahmat.

"Mama juga tidak tahu pa. Suratnya aja masih bersegel kok. Tapi seharusnya kalau Affan memang punya harta, memamg harusnya ada bagian untuk Najwa. Setahu mama cuma ada motor matic merah itu, nggak tahu kalau isi ATM nya." Jawab Intan.

"Kalau begitu, nanti kita minta pihak bank untuk mengeceknya," ujar Rahmat.

"Jadi Na. Hari ini tidak apa-apa kalau kamu mau pulang dulu, besok kami sekeluarga akan datang kerumahmu untuk berkunjung. Kita akan membacakan surat wasiat Affan disana," ujar Intan.

"Baiklah ma." Jawab Najwa.

"Kamu. Kamu harus batalkan dulu kepergianmu hari ini. Besok pagi kita akan kerumah Najwa, setelah itu terserah kamu kalau mau kembali ke kota J." ujar Intan.

"Ya ma." Jawab Ega.

"Nana. Affan sangat menyayangi motor matic merah itu. Mulai sekarang motor itu jadi milikmu, mama ingin kamu merawat benda peninggalan Affan. Mama harap kamu tidak menolaknya ya?" ucap Intan.

"Ya ma." Jawab Najwa.

Najwa menyeka air matanya saat mendengar ucapan mertuanya. Sejujurnya Najwa juga ingin merawat peninggalan Affan yang sangat dia sayangi itu. Dan Najwa sangat bersyukur, keinginannya itu terkabul.

Terpopuler

Comments

Adelia Rahma

Adelia Rahma

masih nunggu nih

2022-04-21

0

Gadis23

Gadis23

sampai disini ceritanya seru habis

2022-04-15

0

Tiah Sutiah

Tiah Sutiah

kaya nya isi surat wasiat alfan najwa harus menikah sa.a ega

2022-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kencan Terakhir
2 2. Kau Yakin?
3 3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4 4. Pengantin Tercantik Di dunia
5 5. Pergi
6 6. Berita
7 7. Duka Najwa
8 8.Tatapan Sinis
9 9. Tidak Nafsu Makan
10 10. Mimpi
11 11. Insiden
12 12. Pamit
13 13. Datang
14 14. Isi wasiat
15 15. Apa keputusanmu?
16 16. Setuju
17 17. Nasehat Butet
18 18. Petunjuk
19 19. Menerima
20 20. SAH
21 21. Obat Nyamuk
22 22. Bicara
23 23. Berangkat
24 24. Butet Sedih
25 25. Haru
26 26. Lama
27 27. Pisah Kamar
28 28. Indah Sekali
29 29. Nafkah Pertama
30 30. Melamar Kerja
31 31. Bertemu Lagi
32 32. Izin Mencium
33 33. Pasrah
34 34. Diterima
35 35. Tidur Bersama
36 36.Hari Pertama Kerja
37 37. Aku Merindukanmu
38 38. Pertanyaan Serupa
39 39. Pacaran Setelah Menikah
40 40. Liburan
41 41. Arga Terkejut
42 42. Apa Kamu Mencintainya?
43 43. Bimbang
44 44. Demam
45 45. Membuat Kenangan
46 46. Dia Kembali
47 47.Tunggu Aku
48 48. Lupakan Aku
49 49. Curhat
50 50. Pelukkan Hangat
51 51. Merasa Bersalah
52 52. Cantik
53 53. Dijenguk.
54 54.Memberi Syarat
55 55. Kenangan Terakhir
56 56. Ngaku Hamil
57 57. Keputusan Terbaik
58 58. Mengecewakan
59 59. Aku Sudah Kalah
60 60. Resmi Bercerai
61 61. Nikah Siri
62 62. Sesak
63 63.Berbeda
64 64. Rindu Terlarang
65 65. Nafkah
66 66. Butet Menyusul
67 67. Bertemu Keluarga Arga
68 68. Minta Pendapat
69 69. Terbongkar
70 70. Talak
71 71. Kecewa
72 72. Memberi Waktu
73 73. Kecelakaan
74 74. Kesedihan Najwa
75 75. Senyum Najwa
76 76. Sembuh
77 77. Kabar Buruk
78 78.Sabar
79 79. Putus Asa
80 80. Kecewa
81 81. Mari Bercerai.
82 82.Tekanan Batin
83 83. Numpang Nabok
84 84. Pulang Kampung
85 85. Merantau Ke Kota.
86 86. Tetangga Eror.
87 87. Panggilan Kerja
88 88. Melihat dia
89 89. Mengigau
90 90. Menikahlah Denganku
91 91. Heboh
92 92. Malam Pertama
93 93. Puas
94 94. Penjelasan
95 95. Kena Ledek
96 96. Kemarahan Najwa
97 97. Membujuk
98 98. Tatapan Maut
99 99. Mari Bersaing
100 100. Arga Kembali
101 101. Gugup
102 102. Hancur
103 103. Pingsan
104 104. Lamaran Dadakkan
105 105. Persetujuan
106 106. Anaconda
107 107. Gagal
108 108. Terong balado
109 109. Kebahagiaan
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. Kencan Terakhir
2
2. Kau Yakin?
3
3. Jaga Diri, Jaga Sikap
4
4. Pengantin Tercantik Di dunia
5
5. Pergi
6
6. Berita
7
7. Duka Najwa
8
8.Tatapan Sinis
9
9. Tidak Nafsu Makan
10
10. Mimpi
11
11. Insiden
12
12. Pamit
13
13. Datang
14
14. Isi wasiat
15
15. Apa keputusanmu?
16
16. Setuju
17
17. Nasehat Butet
18
18. Petunjuk
19
19. Menerima
20
20. SAH
21
21. Obat Nyamuk
22
22. Bicara
23
23. Berangkat
24
24. Butet Sedih
25
25. Haru
26
26. Lama
27
27. Pisah Kamar
28
28. Indah Sekali
29
29. Nafkah Pertama
30
30. Melamar Kerja
31
31. Bertemu Lagi
32
32. Izin Mencium
33
33. Pasrah
34
34. Diterima
35
35. Tidur Bersama
36
36.Hari Pertama Kerja
37
37. Aku Merindukanmu
38
38. Pertanyaan Serupa
39
39. Pacaran Setelah Menikah
40
40. Liburan
41
41. Arga Terkejut
42
42. Apa Kamu Mencintainya?
43
43. Bimbang
44
44. Demam
45
45. Membuat Kenangan
46
46. Dia Kembali
47
47.Tunggu Aku
48
48. Lupakan Aku
49
49. Curhat
50
50. Pelukkan Hangat
51
51. Merasa Bersalah
52
52. Cantik
53
53. Dijenguk.
54
54.Memberi Syarat
55
55. Kenangan Terakhir
56
56. Ngaku Hamil
57
57. Keputusan Terbaik
58
58. Mengecewakan
59
59. Aku Sudah Kalah
60
60. Resmi Bercerai
61
61. Nikah Siri
62
62. Sesak
63
63.Berbeda
64
64. Rindu Terlarang
65
65. Nafkah
66
66. Butet Menyusul
67
67. Bertemu Keluarga Arga
68
68. Minta Pendapat
69
69. Terbongkar
70
70. Talak
71
71. Kecewa
72
72. Memberi Waktu
73
73. Kecelakaan
74
74. Kesedihan Najwa
75
75. Senyum Najwa
76
76. Sembuh
77
77. Kabar Buruk
78
78.Sabar
79
79. Putus Asa
80
80. Kecewa
81
81. Mari Bercerai.
82
82.Tekanan Batin
83
83. Numpang Nabok
84
84. Pulang Kampung
85
85. Merantau Ke Kota.
86
86. Tetangga Eror.
87
87. Panggilan Kerja
88
88. Melihat dia
89
89. Mengigau
90
90. Menikahlah Denganku
91
91. Heboh
92
92. Malam Pertama
93
93. Puas
94
94. Penjelasan
95
95. Kena Ledek
96
96. Kemarahan Najwa
97
97. Membujuk
98
98. Tatapan Maut
99
99. Mari Bersaing
100
100. Arga Kembali
101
101. Gugup
102
102. Hancur
103
103. Pingsan
104
104. Lamaran Dadakkan
105
105. Persetujuan
106
106. Anaconda
107
107. Gagal
108
108. Terong balado
109
109. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!